Ini sebenarnya sambungan dari Voice Secret karena ada yang minta terusannya maka aku buat edisi spesialnya, kali ini tentang Min Ri n Yo Seob 7 tahun kemudian loh..., selamat membaca yaaaaa...
Cast :
Han Min Ri
Yang Yo Seob
Jang Hyun Seung
Yuna Hae Min
Cast + :
Musim Semi 7 Tahun kemudian . . .
“kau telah menjadikanku seorang model..., seharusnya kau tak berbuat begini...”ucap Yo Seob pada Min Ri yang cemburu dan memarahi para fans Yo Seob yang menonton pemotretannya.
“ya..., aku ini pacarmu..., aku hanya tak suka mereka menggodamu...”Min Ri mengakui perbuatannya dan tertunduk malu.
Yo seob menghela nafas ringan lalu menggapai tangan Min Ri,”kau harus percaya padaku..., kita sudah bersama selama 7 tahun..., aku akan mengusahakan apapun agar kau tak khawatir okey...”Yo Seob tersenyum lembut pada Min Ri sambil membelai lembut pipinya.
“ya..., maafkan aku... aku terlalu berlebihan...”Min Ri menggenggam tangan Yo Seob,”aku percaya padamu...”
“gomawo..., aku harus kembali..., kau tak apa ku tinggal kan?”tanya Yo Seob setelah di panggil sang manager.
“ya..., aku janji makan siang dengan Yunamu..., sebaiknya aku pergi saja...” Min Ri menatap jam tangannya.
“hati-hati...”
“m...”angguk Min Ri kemudian berlari pergi.
“kau tak apa?” tanya Yuna lembut.
“ya bu guru..., hiks... “anak itu mencoba tersenyum pada Yuna,”bu guru apakah benar ibu akan segera menikah? Apa ibu akan meninggalkan kami?”tanyanya lagi.
Yuna tersenyum hangat sambil membelai lembut kepala bocah itu,”jangan khawatir..., ibu tak akan meninggalkan kalian..., setelah ibu menikah... ibu akan tetap mengajar di sini..., ibu sudah mendapat izin...”.
“benarkah itu? Itu tidak berbohong?” yakin yang lain dan segera mendekat.
“iya..., ibu tidak mungkin berbohong pada kalian...”yakin Yuna.
“ibu berjanji?” tuntut yang lain.
“ibu berjanji...” Yuna mengangkat tangannya dan membentuk tanda ‘V’ sambil tersenyum, anak-anak yang lain tersenyum tenang dan kembali sambil melambai bahagia pada Yuna.
“sepertinya kau begitu di sukai anak-anak...”ucap Min Ri tiba-tiba.
“Min Ri..., kau mengagetkanku...”Yuna yangcukup terkejut langsung mengelus dadanya yang sempat berdegup kencang.
“lucu jika kau kaget...”
“Min Ri..., sejak kapan kau datang? Kau bertengkar lagi dengan kakakku?”tebak Yuna yang tau raut wajah Min Ri yang agak kusut.
“sudahlah aku akan mengatakanmu nanti..., ayo kita makan...”ucap Min Ri lalu berjalan ke mobilnya diikuti Yuna yang hanya tersenyum mengerti.
Cafe NamYuang...
“aku semakin tak mengerti pada Yo Seob..., bahkan hingga sekarangpun dia belum melamarku..., malah kau yang akan menikah terlebih dahulu...”ucap Min Ri dengan sebal,”tapi aku begitu mencintainya..., argh... kalo begini aku menyesal telah menjadikannya model terkenal...”Min Ri membenamkan wajahnya ke tangannya yang menggenggam kesal.
“Min Ri..., jangan seperti itu..., mungkin kakakku butuh waktu..., jangan menyesalinya Min Ri jika tidak karenamu..., aku dan kakak tak akan mungkin menyelesaikan study kami..., terimakasih banyak Min Ri...”kata-kata Yuna yang tulus membuat Min Ri menatap tenang dirinya.
“aku tak mengerti..., apa yang salah denganku..., ha.... aku iri padamu..., tiga minggu lagi kau dan senior akan menikah..., kau mendahului kakakmu...”Minri berkata dengan nada lemah lalu meminum capucinonya.
“aku mengerti..., aku yakin sebentr lagi kakakku akan melamarmu...”Yuna mengedipkan sebelah matanya hingga membuat Min Ri tertawa.
“kau lucu..., baiklah...aku akan bersabar..., aku tak melihat Jang Hyun akhir-akhir ini..., hish laki-laki itu tak bertanggung jawab..., kalian akan menikah tapi dia menghilang... cih...”cibir Min Ri.
“aku tak menghilang... aku menyelesaikan pekerjaanku dan menjemput orang tuaku..., jadi jangan berfikir macam-macam...”ucap Jang Hyun tiba-tiba dan membuat Min Ri terkejut hingga hampir menumpahkan minumannya.
“kau gila..., kau hampir membuatku jantungan...”herdik Min Ri. Jang Hyun yang menyamar dengan kaca mata dan topi petnya duduk di sebelah Yuna sambil menciumnya sekilas,”cih kalian ini...”
“sudahlah..., jangan iri..., mana Yo Seob? Ku kira dia juga ada di sini?” tanya Jang Hyun.
“dia sibuk...”jawab Min Ri cepat karena kesal.
Yuna tersenyum lalu berkata,”kakak masih ada jadwal..., kakak tau kami di sini? Bagaimana dengan orang tua kakak?”
“ jangan khawatir aku telah mengurus segalanya, mereka akan datang di pernikahan kita, bagaimana kabarmu? Aku merindukanmu...”ucap Jang Hyun yang membuat pipi Yuna bersemu merah.
“hoekz...”cibir Min Ri yang merasa jengah.
“ada apa dengannya?” tanya Jang Hyun heran.
“tak apa..., dia hanya sangsi dengan kakakku..., dan aku rasa Min Ri mau menemaniku membeli perlengkapan pernikahan...”lirik Yuna pada Min Ri yang langsung melongos kesal.
“baiklah...,nanti malam kita akan makan bersama, aku akan menyeret Yo Seob untukmu...” Janji Jang Hyun dan membuat Min Ri berbinar.
“benarkah?” tanya Min Ri meyakinkan,”tapi aku tak yakin..., aku sudah mengecek segala kegiatannya dan hari ini dia akan ada pemotretan hingga malam...”
Yuna dan Jang Hyun saling bertatapan, lalu Jang Hyun menjawab,”aku sudah berjanji padamu...”
“h...” desah Min Ri kesal.
“Ayah...”ucap Min Ri setelah dia pulang dan mendapati ayahnya berada di ruangtamu sambil membaca koran.
“kau sudah pulang? Bagaimana pekerjaanmu?”tanya sang ayah tanpa lepas dari korannya.
“seperti biasa..., ayah sudah makan?” tanya Min Ri mengalihkan.
“sudah...”
“baiklah kalau begitu Min Ri naik ke kamar dulu ayah..., ada acara makan malam...”ucap Min Ri lalu beranjak dari tempatnya.
“Min Ri..., tunggu sebentar...”ucap sang ayah menahan langkah Min Ri.
Min Ri berbalik dan tersenyum pada ayahnya,”ada apa ayah?”
“kau dan pemuda itu apakah dia sudah melamarmu? Sepertinya sekarang dia sibuk sekali hingga tak sempat mampir ke rumah...”ucap Sang ayah sambi menatap anaknya.
Min Ri mencoba tenang dan duduk di sebelah ayahnya sambil menggenggam tangan sang ayah,”ayah..., kami tak ingin terburu-buru... dia juga..., sedang sibuk ayah... ayah ayah jangan meragukan Yo Seob ya...” yakin Min Ri.
Sang ayah mendesah ringan dan membelai rambut sang anak,”ayah hanya tak ingin jika dia akan mengecewakanmu nak..., dulu ayah telah membuatmu terlantar dengan pekerjaan ayah..., ayah tak ingin dia menelantarkanmu...”
“aku tau ayah..., Yo Seob tak akan menelantarkanku..., apapun yangterjadi pada kami berdua aku yakin Yo Seob tak akan pernah meninggalkanku ayah...” tambah Min Ri.
“ ya baiklah ayah percaya pada pilihanmu...”
Min Ri tersenyum pada ayahnya dan kembali ke kamar sambil menghempaskan badannya ketempat tidur,”ya aku percaya pada Yo Seob...” janji Min Ri sambil tersenyum.
“kau cantik Min Ri...” puji Yuna ketika Min Ri datang dengan gaun hijau toskanya.
“oh jangan berlebihan Yuna, kau sendiri ... ku rasa baru kali ini aku melihatmu dengan gaun tanpa kerah...” Min Ri memperhatikan gaun biru marun yang di kenakan Yuna.
Yuna tersenyum kecil,”aku juga ingin tampil berbeda Min Ri...” Yuna mengedipkan sebelah matanya dan membuat Min Ri menghela nafas,”ayo..., kita kejutkan para laki-laki itu...”
“yah..., aku akan tampil biasa saja...”
“ayolah Min Ri...” Yuna menarik Min ri masuk ke dalam. Di meja yang sudah di pesan hanya ada Jang Hyun yang masih menekan handphonenya.
“ada apa? Mana kakak?” tanya Yuna sambil memandang ke arah lain.
“entahlah aku tak bisa menghubunginya...”jawab Jang Hyun terus mencoba menghubungi Yo Seob.
Wajah Min Ri berubah kecewa,”dia tak akan mungkin datang..., sudahlah akan percuma mengajaknya datang...”
“Min Ri...”Yuna berusaha menenangkan Min Ri yang kecewa,”ish... kakak keterlaluan...”
“sudahlah..., malam ini milik kalian..., katakan padaku di mana Yo Seob sekarang?” tuntut Min Ri yang terlihat sedikit emosi.
“ku rasa dia masih di agency...” sahut Jang Hyun,”biar aku yang menyusulnya...”
“tidak..., aku tak ingin merusak malam ini...”Min Ri beranjak dari tempatnya,”biar aku saja...”
“tapi “ Yuna berusaha membantah.
“aku akan pergi...” Min Ri segera meninggalkan keduanya yang saling bertatapan.
Min Ri melaju kencang dengan mobilnya sambil menyeka air matanya.
“tidak..., jangan menangis Min Ri..., kau harus percaya pada Yo Seob...” yakin Min Ri. Dengan segera Min Ri memarkir mobilnya dan bergerak cepat ke gedung agency. Min Ri berhenti di ruang latihan dance dan menatap Yo Seob yang sedang berlatih dance.
Min Ri melangkah ragu namun dia benar-benar tak dapat bergerak ketika seorang wanita datang dan menyeka keringat Yo Seob.
“siapa dia...” geram Min Ri marah.
“apa yang ingin kau bicarakan Dae Na? Cepatlah aku tak ingin berlama-lama di sini...”ucap Yo Seob dengan raut tak suka.
“aku hanya menawarkanmu..., jangan marah...”ucapnya setengah menggoda.
“kau mengatakan hal penting kau ingin menipuku? Kau...” Yo Seob mengurungkan niatnya akan memukul Dae Na, dan berbalik mengambil tasnya dan akan bergerak pergi.
Namun Dae Na tiba-tiba memeluk Yo Seob dari belakang dan berkata,”aku menyukaimu Yo Seob..., saat kau datang dan menolongku..., aku menyukaimu...”
Yo Seob melepaskan pelukan Dae Na, dan berbalik marah.
Min Ri tak mampu berkata dan berlari dengan air mata yang terus mengalir.
“kau jahat Yo Seob..., kau jahat...”ucap Min Ri yang langsung memacu mobilnya,”... pantas saja kau bersikap seperti itu padaku... apa yang aku harus percaya darimu Yo Seob...”Min Ri memukul setiran mobilnya hingga tanpa sengaja dia menjatuhkan sesuatu, tanpa berfikir panjang Min Ri mengambil kotak itu dan membukanya. Min Ri menemukan sebuah kalung dan surat. Min Ri mengingat kembali saat dia dan Yo Seob bertengkar di mobil,”aku yang bersalah..., aku yang salah...aku harus meminta maaf...”ucap Min Ri sambil meremas kertas surat itu dan memutar balik mobilnya ketika sebuah mobil tanpa dapat di hentikan menghantam mobilnya...
Min Ri membuka matanya perlahan, dia menatap sekeliling dan memegang kepalanya yang terasa berdenyut.
“Min Ri..., kau sudah sadar nak...”ucap Sang ayah yang langsung memangiilkan dokter yang menangani Min Ri.
“Min Ri...”ucap Yo Seob bernafas lega. Yuna menyemagati kakaknya sambil menepuk pelan pundak sang kakak.
Min Ri hanya terdiam sambil mengerutkan alisnya,”kalian siapa?”
Semua yang ada di ruangan itu terdiam lama.
“anakku..., kau tak mengingat aku? Ayahmu?” tanya sang ayah yang seperti ingin menangis.
Min Ri menggeleng ketakutan menatap orang-orang yangberkumpul di sekitarnya.
“ku rasa ini akibat benturan di kepalanya...”ucap sang dokter sambil membaca catatan kesehatan Min Ri,”selebihnya dia hanya mengalami patah tulang di bagian lengan.
“hanya..., bagaimana kau sebagai dokter mengatakan itu hanya? Aku akan menuntut kalian...”putus sang ayah sambil menarik kerah dokter itu.
“paman jangan...” Yuna menarik lengan ayah Min Ri yang langsung melepasnya dengan putus asa.
“maaf tuan..., akan saya periksa lagi...” sang dokter langsung pergi dan meninggalkan ruangan itu.
“aku yakin paman, Min Ri akan kembali seperti semula...”Yuna berusaha menenangkannya lalu menatap kakaknya agar mendekat.
“kau pun tak mengenal Yo Seob nak?” tanya ayah Min Ri dengan penuh harap. Min Ri hanya menggeleng pelan dan membuat sang ayah bertambah kecewa.
“paman..., ayo kita minum kopi dulu..., aku yakin kakak dan Min Ri butuh waktu...”pinta Yuna sambil menuntun ayah Min Ri keluar.
Min Ri menatap Yo Seob ketakutan dan sedikit gemetar.
Yo Seob berusaha sepelan mungkin mencoba mendekati Min Ri,”maafkan aku...”
Min Ri menatap heran pada Yo Seob,”untuk?”
“karena aku kau jadi seperti ini..., seharusnya aku menemuimu malam itu dan mengabaikan kata-kata Dae Na...”baru kali itu nada bicara Yo Seob terlihat sedih dan muram.
Min Ri menggeleng tak mengerti dan berusaha menjauh.
Namun Yo Seob menarik Min Ri dan memeluknya erat,”maafkan aku..., maafkan aku...”
“tolong lepaskan aku..., aku tak mengenalmu..., lepaskan aku atau aku akan berteriak...”ancam Min Ri setengah memberontak.
“tidak dan dengarkan aku...”pinta Yo Seob,”apapun yang terjadi padamu, walaupun kau berulangkali melupakanku dan tak mengingatku..., berulang kali pula aku akan membuatmu jatuh cinta padaku...” janji Yo Seob sambil terus memeluk Min Ri.
“apa kau ingat dulu kita bersaing untuk mendapatkan senior? Saat itu lucu sekali...”Yuna terus bercerita sambil mendorong kursi roda Min Ri.
“benarkah aku dulu seorang model?”tanya Min Ri sambil menatap dirinya di majalah.
“tentu..., kau tau betapa cantiknya dirimu..., dan...”handphone Yuna berdering,”maaf Min Ri aku tinggal sebentar...” Yuna meninggalkan sendiri di taman.
Min Ri menatap langit sambil menghirup udara segar pagi itu,”Yo Seob...”
Brugh... seseorang menabrak kursi rodanya hingga terdorong,”ma...maafkan aku, kau... Min Ri?” tanya laki-laki itu sambil mengeluarkan selembar kertas dan pulpen,”tolong tanda tangani itu, aku penggemar beratmu..., aku Son Dong Woon aku penggemar beratmu..., aku dokter di rumah sakit ini...”ucapannya terlalu antusias dan membuat Min Ri cukup terkejut.
“maaf...” Min Ri menyerahkan alat tulis itu pada Dong Woon dan memutar kursi rodanya.
“tunggu..., aku mohon tunggu...”ucap Don Woon mencoba menghentikan kursi roda Min Ri,”aku mohon sekali saja...”
Min Ri menatap kesal Dong Woon lalu menandatangani kertas itu,”baiklah biarkan aku pergi...”
“biarkan aku menemanimu...”ucap Son Dong Woon dengan bersemangat.
“biarkan aku sendiri...”ucap Min Ri tanpa memperdulikan Dong Woon.
“ayolah...”
“Min Ri..., maaf aku...”Yuna menunduk,”kau temannya senior Jang Hyun kan?” ingat Yuna.
“kau yang akan menikah dengan Jang Hyun?”tebak Dong Woon balik.
Yuna menunduk dan memberi salam,”apa kabar, lama tak berjumpa senior..., ternyata kau bekerja di sini?”
“ya..., dan ku rasa hubunganmu dan Min Ri...”raut Dong Woon seketika berubah muram,”dia kekasih kakakmu bukan?”
“ya senior..., m... ada apa?”
“tidak...”geleng Dong Woon lalu tersenyum,”kembalilah..., aku akan kembali bekerja...”
“ayo Yuna”ucap Min Ri. Yuna menunduk pada Dong Woon lalu mendorong kursi roda Min Ri masuk.
“siapa dia? Ku fikir...”
“kau tak ingat? Teman Jang Hyun... senior kita waktu sma...”jelas Yuna,”aku hanya mengenal beberapa..., apa dia fansmu?”
“apa? Oh ya... katanya begitu...”jawab Min Ri,”bisakah kau meninggalkan aku?”tanya Min Ri setelah keduanya tiba di kamar Min Ri.
“baiklah jika itu maumu...”Yuna meninggalkan Min Ri sendiri. Sementara Min Ri termenung dia tak menyadari Dong Woon yang masuk ke ruangannya.
“halo nona..., aku dokter yang akan memeriksamu hari ini...”ucap Dong Woon dengan wajah gembira.
“h..., kau lagi...”ucap Min Ri jengah.
“jangan begitu..., tapi sepertinya kau sudah agak sehat, apakah kau masih mengalami pusing-pusing?”tanya Dong Woon sambil memeriksa kening Min Ri.
“tidak sesering dulu..., bisakah kau cepat sedikit memeriksaku?”tanya Min Ri,”aku ingin istirahat.
“ya tentu saja..., tunggu sebentar...” tak lama setelah pemeriksaan...
“kenapa lagi?” tanya Min Ri padaDong Woon yang menatapnya.
“kau berbohong jika ingatanmu hilang..., kau sebenarnya sudah sembuh bukan?”yakin Dong Woon.
Min Ri menatap gugup pada Dong Woon yang menatapnya tajam,”aku..., aku benar-benar...”
“aku seorang dokter..., aku tau kau hanya berpura-pura..., ada apa? Kau ada masalah dengan kekasihmu?” Dong Woon mengintrogasi Min Ri yang tak dapat mengelak lagi.
“bisakah kau tinggalkan aku?” tanya Min Ri mengulangi kata-katanya.
“baiklah...” tanpa berkomentar lagi Dong Woon meninggalkan Min Ri yang menghempaskan tubuhnya ke belakang.
“bagaimana ini...”rutuk Min Ri,”aku juga tak ingin tapi aku hanya tak bisa memaafkannya walau aku yang bersalah aku hanya ingin agar dia memperhatikanku...”
Yo Seob menatap Min Ri dari luar pintu yang tak tertutup rapat tanpa sepengetahuan Min Ri.
“akhirnya..., kau akan bisa menghadiri pernikahan kami besok...”yakin Yuna sambil membantu Min Ri berkemas.
“hm...”deham Min Ri sesaat. Yuna menuntun Min Ri keluar dan meninggalkan rumah sakit,”m... Yuna... aku ingin bertanya padamu...”
“ya... apa?”tanya Yuna yang terus menyetir.
“jika ada yang berbohong padamu apa yang akan kau lakukan?” tanya Min Ri dengan sedikit ragu.
“apa? Mungkin aku akan tanya apa alasannya..., aku yakin mereka berbohong hanya untuk kebaikanku..., ada apa?” Yuna menatap Min Ri sekilas.
Min Ri mendesah dan kembali bertanya,”jika berbohong itu hanya untuk pembuktian akan suatu hal?”
“apapun yangdi katakan orang itu jika itu tak separahperkiraanku mungkin aku akan menimbangnya dan mungkin aku akan meminta penjelasan lebih...”jawab Yuna sambil tersenyum,”ada apa denganmu? Apakah kau ingat sesuatu?”
Min Ri menggeleng cepat,”bukankah kau mengatakan kau ingin mencari perlengkapan perniakahan? Aku akan menemanimu...”
“kau lelah..., kau baru saja keluar dari rumah sakit lagi pula ini hanya cincin...”yakin Yuna.
“tidak aku ingin berjalan sebentar...”ucap Min Ri, Yuna hanya tersenyum dan mengangguk.
“aku ingin mengambil cincin yang semalam ku pesan...”ucap Yuna pada pelayan toko.
“ya nona tunggu sebentar...”saat pelayan toko itu pergi Yuna menatap Min Ri yang sedang menatap sebuah cincin.
“kau ingin mencobanya?”tanya Yuna dan membuat Min Ri sedikit terkejut.
“apa?aku? tidak...”Min Ri menggeleng kuat.
“ayolah..., bisakah aku lihat cincin ini?”tanya Yuna pada sang pelayan yang langsung mengeluarkan cincin itu,”cobalah...”Dengan ragu Min Ri mencobanya,”sangat pas...”kagum Yuna.
“ya...”Min Ri cepat-cepat melepaskan cincinnya dan mengembalikan ke tempatnya,”tapi aku tak akan membelinya..., bagaimana denganmu?”
“oh itu...”Yuna memperlihatkan sepasang cincin pada Min Ri yang menatap iri cincin itu,”kau benar-benar tak ingin membelinya?”tanya Yuna meyakinkan.
“ya..., ayo...”keduanya meninggalkan toko itu dan berjalan ke arah sebuah restoran.
“salmon...”ucap Yuna sambil membaca menu,”dan air mineral saja...”
“capucino...”
“kau tak makan?” tanya Yuna berbisik.
Min Ri menggeleng,”aku sedang tak ingin makan...”
Pelayan itu meninggalkan meja keduanya untuk memesan menu.
“ada apa?”Yuna menatap mata Min Ri yang sarat akan kesedihan.
“aku tak tahan....”
“apa?”
“aku..., aku sudah membohongi kalian..., aku sebenarnya tak pernah kehilangan ingatanku...”Min Ri mengakuinya dan langsung menyembunyikan wajahnya kekedua tangannya.
Yuna tersenyum dan berusaha melepaskan tangan Min Ri,”aku tau...”
“kau..., tau?”tanya Min Ri tak percaya.
Yuna mengangguk,”aku tau kau berpura-pura..., sejak awal jika kau hilang ingatan kau akan mengamuk tapi kau hanya mengatakan’kalian siapa?’..., tidak aku bercanda..., hanya saja aku tau kau hanya ingin mengetes kakakku...”
“kenapa kau tak mengatakan kepadaku?”tuntut Min Ri.
Yuna tertawa renyah,”akan mengasyikkan jika kakakku menyadari sendiri akan kesalahannya padamu..., aku juga tau kau melihat kakakku dengan Dae Na aku menyusulmu..., tapi aku tak berhasil mengejarmu..., aku memanggilmu dan mencoba untuk mengingatkan tapi aku terlambat...” Yuna teringat kejadian malam itu.
“kau dan Jang Hyun tau?” tanya Min Ri.
Yuna mengangguk dan tersenyum,”tapi dengan begitu kau tidak menyangsikan perasaan kakakku padamu kan Min Ri? Aku yakin kakakku hanya mencintaimu...”
“ya, aku yang merasa bersalah padanya” Min Ri tertunduk lesu,”apa kakakmu tau kalau aku berbohong?”
“ku rasa dia belum tau...” jawab Yuna.
“syukurlah..., lebih baik dia tak tau...”Min Ri menghela nafas berat. Yuna berusaha tersenyum menyemangati hingga pesanan mereka datang.
Pesta pernikahan Yuna dan Jang Hyun . . .
“banyak fans Jang Hyun tidak merelakan kalian berdua sepertinya...” Min Ri mengerutkan alisnya pada para fans Jang Hyun yang berteriak tak setuju. Pesta pernikahan di luar ruangan ini memang konsep yang diinginkan Jang Hyun untuk memperlihatkan Yuna pada para fansnya.
Yuna hanya meringis menatap kerumunan yang tak suka padanya,”apa aku terlihat jelek?”
“kau cantik Yuna..., aku yakin mereka hanya belum melihatmu saja...”ucap Min Ri menyemangati,”dimana kakakmu?” tanya Min Ri sambil menatap sekitar.
“bersama Jang Hyun, dia akan menjadi pendamping kakak...”Yuna menggenggam tangan Min Ri erat,”aku ingin aku menangkap bunga ini nanti, jika kau siap jelaskan pada kakakku okey...”
Min Ri mengangguk dan merapikan gaun pernikahan Yuna,”ayo sudah waktunya...” keduanya saling tersenyum, Min Ri membantu Yuna berjalan ke luar. Keduanya berdampingan hingga paman Yuna menggantikan posisi Min Ri dan membawanya ke altar. Jang Hyun tersenyum menatap Yuna yang terlihat bersemu merah. Mereka telah terikat dan tak ada yang bisa memprotes lagi kecuali geraman kecewa dari para fans Jang Hyun dan sebagian meninggalkan tempat itu.
Min Ri menatap bahagia kedua pasangan itu. Min Ri termenung ketika Yuna berteriak akan melemparkan buket bunganya.
“Min Ri..., hey jangan termenung tangkap ini...”pekik Yuna. Buket itu melayang ke arah Min Ri yang belum siap menangkapnya. Yang lain berusaha menangkapnya hingga tanpa sengaja Min Ri terdorong ke arah kolam.
“hya...” Yo Seob dengan cepat menahan tubuh Min Ri dengan sebelah tangannya sambil menggenggam buket bunga di tangan lain.
“apa kau sebegitu inginnya hingga membahayakan dirimu?”ucap Yo Seob dengan nada aneh bagi Min Ri.
“mian...”tunduk Min Ri. Yo Seob menyerahkan buket itu pada Min Ri dan beranjak akan pergi ketika Min Ri berkata lagi,”tunggu...”
Yo Seob menoleh pada Min Ri.
“aku...” Min Ri berusaha memulai, namun dia tak kunjung berani berbicara.
“ada apa? Cepatlah...” ucap Yo Seob dengan nada tak sabar.
“sebenarnya aku..., aku... aku tak kehilangan ingatanku aku hanya...”Min Ri mencoba berkata namun Yo Seob berbalik dan akan meninggalkan Min Ri.
Min Ri yang merasa aneh pada Yo Seob menarik lengannya,”tunggu..., kau tau?”
Yo Seob menarik Min Ri menjauhi kerumunan yang menatap mereka ke tempat yang agak sepi.
“kau tahu aku berbohong Yo Seob?” ulang Min Ri.
Yo Seob mendengus dan berbalik,”ya aku tau kau menipuku dengan sakitmu..., aku mendengar apa yang kau katakan dengan dokter itu..., kau telah menipuku hanya karena...”
“ya aku memang menipumu, aku hanya ingin kau memperhatikanku aku hanya ingin tahu isi hatimu sebenarnya tentangku..., aku memang egois Yo Seob aku hanya ingin kau... mengatakan cinta padaku..., aku cemburu pada wanita itu, padahal aku tau kau tak akan mungkin seperti itu..., aku cemburu Yang Yo Seob...,aku cemburu...”Min Ri menangis sambil terduduk. Dia terisak keras hingga Yo Seob menuntunnya bangkit.
“aku mencintaimu...”ucap Yo Seob sambil mencium Min Ri. Min Ri terdiam kaku dan tak dapat membalas. Setelah ciuman itu Min Ri menghentikan tangisnyadan menatap Yo Seob tak mengerti.
“kau tak marah padaku?”tanya Min Ri ragu.
“tentu saja aku marah..., kau menipuku..., seharusnya kau tak pergi begitu saja malam itu..., kau harus tau, malam itu aku dan Dae Na berlatih akting untuk debut pertamaku di serial drama..., aku sudah mengatakan padamu apapun yang terjadi aku tak akan berbuat seperti itu...”ucap Yo Seob sambil mengusap air mata Min Ri.
“ya..., aku bersalah..., aku terlalu khawatir padamu..., aku terlalu takut kehilangan kau Yo Seob..., aku hanya tak ingin...” Yo Seob menghentikan kata-kata Min Ri dengan jari telunjuknya.
“aku mengerti Min Ri..., sama denganku..., aku cemburu pada dokter itu...”Yo Seob menatap Dong Woon yang sedang menatap ke arah mereka,”dan karena hal itu, Yuna memarahiku..., aku terlalu khawatir padamu..., kau bertindak bodoh hingga aku nyaris kehilanganmu..., karena itu...” Yo Seob mengeluarkan sesuatu dari kantung jasnya.
Min Ri menatap kotak kecil berwarna merah itu dan terkejud ketika Yo Seob membukanya,”i...ini...cincin di toko itu...”
Yo Seob mngeluarkan cincin itu dan berlutut pada Min Ri,”menikahlah denganku Min Ri...”
“ka...kau...ca...cara mu kuno...” Min Ri yang malu memalingkan wajahnya, Yo Seob hanya tersenyum dan memasangkan di jari manis Min Ri lalu menciumnya.
“aku ingin mengikatmu agar kau tak khawatir lagi..., kapanpun dan dimanapun..., kau menyukai cara kuno bukan...”Yo Seob bangkit dan memeluk Min Ri,”aku mencintaimu..., dan aku menunggujawabanmu tuan putri...”
“sejak kapan kau seromantis ini?”ucap Min Ri dengan suara pelan,”aku bersedia Yo Seob..., aku bersedia menikah denganmu..., aku mencintaimu...” Yo Seob melepas pelukannya dan menatap Min Ri lekat sambil tersenyum. Keduanya kembali berciuman mesra tanpa memperdulikan tatapan Yuna yang tertawa bersama Jang Hyun.
“pada akhirnya..., akan ada pesta lagi...”ucap Yuna sambil bersandar pada Jang Hyun dan menatap Yo Seob dan Min Ri.
“ya..., dan kakakmu tak akan menggerecoki kita lagi...” Jang Hyun menarik Yuna dan menciumnya. Para tamu yang datang bertepuk tangan pada keduanya...
5 bulan kemudian...
Di ruang rias Min Ri menatap gemetar buket bunga di tangannya. Yuna tersenyum dan mendekat pada Min Ri.
“kau tegang?”tanya Yuna.
Min Ri mengangguk dan menatap ke arah perut Yuna yang mulai membesar,”aku takut jika aku melakukan kesalahan...”Min Ri memegang perut Yuna dan tersenyum tipis,”aku ingin menyusul kalian...”
“tentu saja kakak ipar...”Yuna membalas senyum Min Ri,”jangan takut..., aku yakin kau akan tampil sangat mempesona..., ayo... waktunya tiba...”
“a...aku...”kata Min Ri ragu.
“Min Ri...” ucap sang ayah yang masuk ke dalam ruangan tertegun menatap Min Ri,”kau cantik nak...” puji sang ayah.
“ayah...”wajah Min Ri bersemu merah.
“jangan lupakan ayah nak..., ayah sangat menyayangimu...”sang ayah tersenyum, Min Ri mengangguk, dia beranjak dari tempatnya dan berjalan sambil menggandeng ayahnya menuju altar tempat Yo Seob menunggunya, menuju tempat dia akan mengikat janji setia dengan orang yang sangat di cintainya. Yo Seobtersenyum menatap Min Ri.
Di altar Yo Seobberbisik pelan pada Min Ri,”kau cantik...” Min Ri hanya menunduk malu dan Yo Seob melanjutkan kata-katanya,”aku mencintaimu...”
Keduanya telah terikat setelah saling menyematkan cincin di jari masing-masing. Yo Seob berkedip jahil pada Min Ri dan mengangkatnya.
“aish...dasar kakamu itu...” komentar Jang Hyun pada tingkah Yo Seob.
“sudahlah...” Yuna hanya tersenyum lalu bertepuk tangan untuk keduanya.
“kau milikku sekarang...” ucap Yo Seob.
“Yo Seob..., turunkan aku..., aku malu...”Min Ri menatap para tamu yang tertawa dengan tingkah Yo Seob.
“tidak akan..., kau milikku..., kau jangan berfikir macam-macam lagi..., jangan mencelakakan dirimu..., jangan membuatku khawatir..., aku milikmu selamanya...”Yo Seob mengecup kening Min Ri lembut.
“ya... selamanya aku adalah milikkmu...”balas Min Ri keduanya berciuman mesra di depan tamu undangan tanpa rasa canggung. Kali ini adalah akhir yang bahagia dari ff ini..., di mana segalanya harus ada rasa saling percaya untuk mewujudkannya..., happy ever after... selamanya keduanya berjanji akan bersama selamanya ... sampai jumpa para pembaca salam buat kalian yang jatuh cinta... kalo kalian ragu tinggalin aja..., tapi kalo di hati kalian sedikit aja perasaan percaya dan mau jujur itu ada..., kalian g akan nyesel untuk ngungkapin apa yang kalian rasa... sampai jumpa di karya yang lain ;)
THE END
0 komentar:
Posting Komentar