Welcome to my world,Im 유나ArataJJ admin @KBPKfamily ,author &a someone who likes to fantasize.. Thank for visit ^^

Minggu, 23 Januari 2011

TIME TO LOVE (FF dewasa) Part. 2~Long Part~

PART 2


“Ya..., kau tau Luna..., ternyata Lee lebih baik daripada Kim..., dia tak pernah menyakitiku aku tak tau kalau saat itu dia begitu mencintaiku...., aku di butakan oleh Kim...” kata Gyo sambil menatap Luna lekat. ”sekarang aku menyukai Lee..., Luna..., dan aku akan mencoba merebutnya darimu karena kau merebut Lee dariku dengan cara yang cacat...” ucap Gyo dengan dingin. Gyo lalu pergi meninggalkan Luna yang terdiam terpaku.
”...” Luna hanya dapat terdiam tak tau apa yang harus dia perbuat lagi. Ini benar-benar sesuatu yang membuat Luna agak terpukul. Sejauh ini Luna tak menyangka ada yang menusuknya dari belakang. Luna menatap Gyo yang mendekati Lee sambil menempelkan tangannya mencoba mengusap keringat di kening Lee. Lee yang tak tau maksud Gyo sebenarnya hanya membiarkan dan berterima kasih.
Luna tak sanggup melihat adegan itu lalu memutuskan keluar dari ruangan itu dengan mata sedikit sembab.
”hai...,Luna...”sapa Jun Hee, ”ada apa dengan mu? Mengapa kau menangis?” tanya Jun Hee antusias pada Luna yang langsung menghapus air matanya.
”aku tak...,apa..., kau mencari Lee?” tanya Luna dengan rasa malu.
“ya…, ada yang ingin ku bicarakan dengannya…, kau benar tak apa Luna?”tanya Jun Hee memastikan keadaan Luna.
“ya…, aku tak apa Jun Hee…, Lee ada di studio pemotretan…, aku akan jalan-jalan dulu…” kata Luna lalu beranjak akan pergi.
“tunggu Luna…, aku ikut denganmu...”
Akhirnya Jun Hee menemani Luna jalan-jalan di sekitar kantor. Keduanya lalu mampir ke kantin kantor dan memesan minuman masing-masing.
”ada apa kau mencari Lee?” tanya Luna kemudian sambil meminum cappucinonya.
”m..., tak apa..., bukan hal yang penting...” jawab Lee dan juga meminum coffenya.
”apa ada masalah dengan kandunganku?” tebak Luna yang masih penasaran.
”ti..., tidak..., kau jangan khawatir..., kandunganmu baik-baik saja Luna...” sanggah Jun Hee.
Luna hanya mengangguk lalu tersenyum, ”kau sudah lama berteman dengan Lee?” tanya Luna lagi seperti mengintrogasi Jun Hee.
”ya..., dari kecil kami sudah berteman baik…, bahkan seperti saudara, kau tau dia sangat nakal saat kecil...., dia juga keras kepala...jika dia tak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan maka sebelum dia berusaha dia tak akan mundur...” kata Jun Hee sambil mengenang kembali.
”kau tau banyak tentang Lee sedangkan aku tidak...” kata Luna den dengan sedih.
”kau bisa mengenalnya perlahan...” ucap Jun Hee menyabarkan. ”oh ya...., ku dengar kau bukan dari korea..., kau kewarganegaraan mana?” tanya Jun Hee lalu meminum kopinya kembali.
”aku dari Indonesia..., kau tau?” tanya Luna dengan senyum manisnya hingga Jun Hee tertegun.
”tidak...,aku rasa aku hanya tau tempat itu di Bali...,apakah itu sebuah negara?” tanya Jun Hee menghilangkan rasa gugupnya yan tiba-tiba datang.
”bukan..., bali salah satu provinsi di Indonesia....,jangan salah tafsir..., itu bukan negaranya..., aku berasal dari salah satu pulaunya....” sanggah Luna sambil menerangkan secara sekilas.
”kau tak ingin kembali ke negaramu?” tanya Jun Hee sambil menatap Luna dengan lekat.
”aku..., sangat ingin..., tapi kau tau aku belum membuat ibuku bangga..., aku tak bisa pulang..., aku hanya akan mempermalukannya..., aku sangat ingin membuat ibuku tersenyum...” kata Luna sambil menerawang ke arah minumannya.
”kau wanita yang kuat Luna..., aku tau Lee beruntung..., kau terlalu sabar..., apakah kau benar mencintai Lee atau kalian berdua menjalaninya dengan terpaksa?” tanya Jun Hee lagi.
Luna menatap Jun Hee untuk memastikan tak ada unsur lain dari pertanyaan Jun Hee itu, ”aku mencintai Lee dari awal..., sangat..., aku mengaguminya dan sangat menginginkannya tapi aku tak menyangkan aku akan benar-benar menjadi miliknya...”
Keduanya kembali diam dan meminum, minuman masing-masing.
Jun Hee akan berkata lagi ketika Lee datang diikuti Gyo yang entah mengapa selalu menempel pada Lee.
”wah... Lee sepertinya istrimu asyik berdua dengan pria lain...” sindir Gyo sambil menatap Luna dengan dingin dan angkuh.
”tak apakan Lee? Toh kau sudah mengenalku..., aku hanya ingin berbicara denganmu Lee...” kata Jun Hee dan membuat Gyo cukup kaget.
”dia sahabatku Gyo..., maaf kami akan berbicara berdua...” kata Lee lalu melepas pegangan Gyo dan pergi dengan Jun Hee ke tempat yang agak sepi.
Luna yang tertawa dengan kesalahan Gyo langsung di tatap Gyo dingin.
Di tempat Lee dan Jun Hee.
”aku tak tau tapi kehamilan istrimu akan terganggu Lee..., aku menemukan sesuatu yang aneh di rahim istrimu..., akan kemungkinan buruk bila ia tetap melahirkan...” kata Jun Hee langsung.
”maksudmu..., dia tak bisa melahirkan? Dia harus menggugurkan kandungannya begitu?” tanya Lee agak kaget.
”kau benar Lee..., entahlah bila dia tetap mempertahankan kandungannya, Lee kau tau sebaiknya kau harus lebih memperhatikan Luna bila terjadi sesuatu dengan dia...” saran Jun Hee.
”entahlah..., kau tau aku terlalu sibuk tapi akan usahakan...” janji Lee.
”oh iya Lee..., apakah kau masih menyukai Gyo itu?” tanya Jun Hee kemudian.
”kau tak ada maksud lain menanyakan itu kan Jun Hee?” selidik Lee.
”tidak..., hanya aku merasa aneh dengan Gyo..., dulu dia menolakmu tapi sekarang menempel seperti lintah..., aku rasa dia mulai menyukaimu Lee...” jawab Jun Hee dengan jujur.
”entahlah aku tak tau perasaanku padanya...”
”bagaimana perasaanmu dengan Luna?” tanya Jun Hee lagi.
Sama seperti Luna, Lee menatap tajam Jun Hee, ”entahlah...., kau tau aku dulu hanya ingin bertangung jawab padanya tapi entah kenapa setiap dia bersama laki-laki lain aku tak suka melihatnya..., aku rasa aku mulai membuka hati untuknya...,entah mengapa aku jadi semakin menyayanginya...”kata Lee dengan jujur.
”kau sama Lee...” kata Jun Hee sambil tersenyum penuh arti, ”kau tau Lee..., Luna itu wanita yang luar biasa..., aku mengakui dia cantik..., jadi pantas saja banyak laki-laki yang menyukainya..., apalagi dengan suaranya yang sangat menyentuh..., pantas saja kau menyayanginya Lee..., jagalah Luna baik-baik...” pesan Jun Hee.
”kau membuatku cemburu Jun Hee...” kata Lee sambil menjitak kepala Jun Hee.
”wah maaf Lee..., aku tak bermaksud loh...” kata Jun Hee keduanya lalu tertawa bersama.
Keduanya kemuadian kembali ke tempat Luna dan Gyo yang masih menunggu.
”kau tidak pulang Gyo?” Tanya Lee sambil menaikkan alisnya.
”aku ingin ikut denganmu Lee, mobil ku sedang di bengkel, boleh kan?” rayu Gyo.
”maaf Gyo..., tapi aku mau mengantar Luna untuk mengecek kandungannya...” tolak Lee dengan sopan pada Gyo yang terlihat kecewa berat. ”kau bisa ikut Jun Hee...”
”ya tentu saja...” kata Jun Hee sambil tersenyum aneh.
”tidak...., aku hanya ingin dengan Lee kumohon..., bukan kah Jun Hee dokter? Dia bisa mengantarkan Lunakan?” kata Gyo tak putus asa dengan idenya.
Lee menggelengkan kepalanya, ”tidak Gyo..., Luna istriku..., dia tanggung jawabku...” Lee membuat Luna yang sempat kecewa menjadi tersenyum kembali.
”huh..., apa kau tak menyukaiku lagi Lee? Apa kau tak mencintaiku lagi?” tanya Gyo dengan emosi yang sangat tinggi.
Semua yang ada di caffe itu terkejut termasuk Luna dan Jun Hee serta Lee sendiri.
”Gyo cukup....” kata Lee dengan tatapan marahnya, ”dulu aku mencintaimu ya itu benar..., aku melamarmu tapi yang ku dapat hanya penolakan dan kau mencintai laki-laki lain...., sekarang yang kucintai adalah Luna, istriku...” kata Lee dengan tegas. Lee menarik Luna untuk pergi dari tempat itu, diikuti Jun Hee yang sempat menatap Gyo sinis.

”Lee..., Lee maafkan aku...” kata Luna sambil menahan laju langkah Lee.
”kenapa kamu meminta maaf?” tanya Lee dengan intonasi lambat.
”aku sudah membuat kau dan Gyo seperti ini...” kata Luna sambil meneteskan air mata.
Lee mengembuskan nafas lalu mengangkat wajah Luna dan mengapus air matanya, ”jangan menangis Luna, ini bukan salahmu..., aku yang sudah memutuskan..., jadi semua yang ku katakan adalah benar Luna..., aku mencintaimu...sungguh..., ku mohon jangan menangis...” kata Lee dengan lembut sambil mencium ujung mata Luna yang berair.
”benarkah yang ku dengar Lee? Sungguh a...aku...”
Lee mencium bibir Luna mesra hingga Jun Hee di buat menggeleng olehnya dan semua orang yang ada di sekitar menatap terkejut termasuk Gyo yang berbalik untuk mengejar Lee.
Cukup lama ciuman itu berlangsung hingga keduanya diingatkan oleh dehaman Jun Hee.
”sebaiknya kalian lanjutkan saja di rumah Lee...” kata Jun Hee, ”aku duluan...”
”em.., baiklah... ayo Luna kita pulang...” kata Lee yang baru menyadari banyak orang menonton dia dan Luna.
”Lee..., kau benar-benar sudah melupakan aku? Melupakan cintamu padaku?” tanya Gyo yang menarik lengan Lee langsung.
Lee melepaskan pegangan tangan Gyo, ”ya..., maaf Gyo kumohon jangan usik kami lagi..., saat ini yang ada di fikiranku hanyalah Luna...” Lee menarik Luna pergi dari tempat itu, meninggalkan Gyo yang diam tak bergeming meneteskan air mata.

”aku tak ingin menggugurkannya dok, tidak...” kata Luna keras setelah di diagnosa oleh sang dokter. Lee mencoba menenangkan Luna dengan membelai lengannya.
”saya mengerti..., tapi keselamatan anda dalam bahaya...” jelas sang dokter.
”saya tidak perduli dengan diri saya dok saya akan tetap mempertahankannya...” kata Luna dengan keras kepala.
”tapi aku perduli padamu Luna...” kata Lee menyanggah. ”ku mohon Luna tenanglah...”
Luna tenang dan kemudian mencoba untuk bertanya pada sang dokter, ”tak adakah cara lain dok?” tanya Luna.
”tak ada nyonya..., jika anda ingin mempertahankannya kita lihat hingga batas waktunya saja..., jika terpaksa..., nyonya harus merelakannya...” kata sang dokter menyerah.
”aku tak akan membuat anakku harus di keluarkan dengan paksa dokter...” janji Luna dengan sangat yakin.
Akhirnya Lee dan Luna pulang ke rumah mereka.
”ku mohon Luna..., jangan membahayakan dirimu...”pinta Lee.
”aku tak ingin apa yang ku pertahankan selama ini percuma Lee, aku nggak mau itu terjadi aku nggak mau...”kata Luna lalu menangis. Lee memeluk Luna dengan lembut. Sementara Luna terus terisak di pelukan Lee.
”apa yang terjadi Lee..., ada apa dengan Luna?” tanya San Yuri yang beru pulang berbelanja dengan ibu Lee.
Lee menceritakan apa yang terjadi pada Luna..., respon mereka cukup terkejut dan meminta Luna untuk menuruti apa yang di katakan sang dokter. Tapi Luna bersikeras tetap mempertahankannya, hingga San Yuri dan ibu Lee hany dapat mendukung apa yang telah Luna putuskan.
”kami mengerti nak..., ini pertama untukmu..., kami akan membantumu...” kata ibu Lee sambil menggenggam tangan Luna erat. ”jika sudah tidak kuat jangan memaksakan diri nak...”
Luna menganggu pelan, ”ya bu..., aku akan berusaha sekuat tenagaku bu...” kata Luna.
Seluruh keluarga Lee berupaya menjaga Luna dengan baik. Lee memberikan perhatian lebih pada Luna dan mengacuhkan segala kata-kata Gyo.
Namun serangan penyakit itu mulai timbul, setiap malam Luna harus menahan perih di perutnya dan terus terbangun setiap malam. Lee hanya dapat memeluk Luna yang menahan sakitnya seperti malam itu...
”ugh...awh...” rintih Luna sambil memegang perut besarnya yang berusia 6 bulan itu.
”Luna...., mau ku ambilkan air putih?” tawar Lee yang terbangun.
Luna menggeleng pelan sambil menggigit ujung bibirnya menahan perih yang teramat sangat.
Lee langsung menyandarkan Luna kepelukanya. Lee membelai perut Luna pelan dan mencium ujung kepala Luna dengan lembut.
”maafkan aku..., aku tak dapat merasakan yang kau rasakan Luna...” kata Lee pelan.
”aku..., tak apa Lee...”kata Luna tertatih, ”jangan me...menyalahkan dirimu...”
”Luna..., maafkan aku...”
Luna hanya diam sambil menaan rasa sakitnya. Sepanjang malam itu Luna tidur dalam pelukan Lee...

* * *

”kau terlihat berantakan sekali Luna?” tanya Lia yang memang belum tau tentang penyakit sahabatnya.
”aku hanya kurang tidur...” kata Luna.
”baiklah..., kau siap untuk skripsi akhirmu ini?” tanya Lia lagi, keduanya sedang menunggu sidang skripsi akhir mereka.
”ya..., aku siap...” kata Luna yakin sambil membelai perutnya.
”sembilan bulan ya Lun?..., aku yakin mereka akan lahir menjadi anak-anak yang Lucu...” kata Lia sambil membelai perut besar Luna.
”ya..., aku harap begitu...” kata Luna juga membelai perutnya. Akhirnya Luna di panggil untuk sidang, walau dalam keadaan lelah Luna mencoba untuk terus profesional dan berpresentasi dengan tenang.
Lee menyambutnya ketika Luna keluar, ”bagaimana?” tanya Lee, para wanita yang ada di situ langsung menatap Lee kegirangan.
”hm..., kurasa... aku akan gagal Lee...” kata Luna dengan pesimis.
”sudahlah..., aku percaya padamu Luna..., kau sudah berusaha keras..., Lia...ku harap kau tak marah jika Luna pulang dulu bersamaku...” tanya Lee pada Lia yang dari tadi menatap ke arah Luna dan Lee.
”tentu saja Lee..., Luna sepertinya butuh istirahat ekstra....” kata Lia sambil tersenyum.
”m..., aku duluan Lia...” Luna dan Lee pulang di ikuti tatapan histeria dari para fans Lee yang terus mengikuti Lee hingga di parkiran.

”jangan memakasakan diri Luna..., aku bisa mengantarmu kerumah lalu kembali lagi ke agency..., Lia betul Luna..., kau butuh istirahat...” kata Lee sambil membelai pipi Luna lembut.
”tidak Lee..., aku tak apa-apa...” kata Luna sambil tersenyum lemah.
”kau memang keras kepala Luna..., baiklah.., ayo...” kata Lee lalu menuntun Luna menuju agencynya.
”jangan jauh-jauh dariku Luna...”pesan Lee,dia harus melakukan pemotretan saat itu di studio 5.
Luna mengangguk, keduanya di sambut oleh kepala bagian. Dan selama Lee sibuk pemotretan Luna duduk di ruang tunggu sambil menatap Lee.
”kau merasa puas Luna telah memiliki Lee?” tanya Gyo yang tiba-tiba datang.
Luna tak menanggapi perkataan Gyo hingga dia marah.
”kau menacuhkanku..., sini ikut aku...” Gyo menarik Luna dengan paksa keluar.
”lepaskan Gyo....” ronta Luna.
”tidak akan..., kau mengacuhkan ku seperti aku ini tak berharga..., dasar wanita sialan..., aku membencimu..., sangat..., kau wanita aneh yang benar-benar mengerikan..., kau menjual tubuhmu pada Lee untuk mendapatkannya..., kau benar-benar mengerikan....” teriak Gyo hingga yang ada di sekitar mereka kaget, ”kau tak pantas bersama Lee..., tak pantas..., kau hanya wanita kewarganegaraan lain yang hanya ingin mengambil untung dari Lee..., dasar perempuan sial...” dengan marah Gyo menarik rambut Luna dengan kasar dan marah.
”hentikan Gyo..., cukup kau sudah kelewatan...” teriak Luna menahan serangan Gyo yang membabi buta.
”aku membencimu Luna..., benci..., gara-gara kau Kim meninggalkanku..., gara-gara kau Lee berpaling dariku...., kau sangat mengerikan....” maki Gyo tanpa ampun. Tanpa sengaja Luna terdorong ke arah tembok dengan hentakan yang keras dan Luna jatuh terduduk.
”hei..., bangun....” Gyo menarik Luna yang terlihat lemas untuk berdiri. Ketika itu terlihat darah keluar dengan deras dari paha Luna.
”akh..., sakit...”rintih Luna.
Tepat saat itu Lee yang di panggil datang, ”Luna...” pekik Lee lalu lari ke arah Luna yang masih dalam posisi kerahnya di tarik oleh Gyo yang diam mematung menatap darah Luna, ”lepaskan Gyo...” PLAK...., Lee menampar telak wajah Gyo.
Gyo terdiam menangis memegangi pipinya.
”apa yang kau lakukan pada Luna, Gyo..., aku membencimu...” maki Lee balik.
”Lee ayo kita bawa istrimu kerumah sakit..., lihat dia pendarahan...” pekik pak Jang yang menyadari.
”Luna..., Luna bertahanlah....” pinta Lee panik pada Luna yang mengerang memegangi perutnya. Lee lalu mengangkat Luna kepelukannya dan setengah berlari kearah parkiran mobilnya.
Lee menyetir dengan kecepatan penuh sambil menggenggam tangan Luna yang terus menahan rasa perih di perutnya.
”ARGH...., sakit....sakit...”rintih Luna.
”bertahanlah sayang..., ku mohon sebentar lagi kita akan sampai..., ku mohon...” pinta Lee dengan panik. Sesampainya di rumah sakit Luna langsung di tangani sang dokter sementara Lee dengan pakaian penuh darah menunggu di luar sambil menghubungi orang tua dan kakaknya.
Sang dokter keluar.
”bagaimana dok?” tanya San Yuri yang telah tiba.
”kita harus mengeluarkan anaknya..., tidak dengan merobek perutnya karena itu sangat riskan terjadi..., jadi...dia akan mengeluarkannya dengan cara normal..., oh iya Lee dia membutuhkanmu di dalam...” kata sang dokter lalu kembali lagi masuk ke dalam ruangan.
”masuklah Lee..., dia membutuhkanmu di dalam...” dukung sang ibu.
Lee menatap ibunya lalu mengangguk, Lee kemudian masukke dalam ruangan itu.
Lee berdiri di tempat Luna berbaring sambil memandang Luna yang menahan sakit dengan miris.
”ayo nyonya..., hembuskan nafas... lalu keluarkan....ambil nafas keluarkan...” perintah sang dokter. Luna berusaha berteriak dan menjerit.
”ayo Luna..., dorong..., ayo Luna... anak kita hampir keluar lihat...”kata Lee saambil menggenggam tangan Luna dengan kuat.
”aku tak kuat lagi...h....h...,ARGH....” Luna terus berusaha sekuat tenaga ketika salah seorang bayi berhasil keluar.
”h...h...h...ARGH...”Luna kembali menjerit, saat di rasakannya kembali perutnya sakit.
”ayo Luna..., aku mencintaimu sayang berjuanglah...., ku mohon... bertahanlah...”dukung Lee sambil membelai kening Luna yang penuh keringat.
”ARGH....” Luna terus berusaha hingga air matanya mengalir dengan deras,dan ketika si bayi berhasil keluar...
”Luna..., anak kita lahir...lihat lah...keduanya sehat..., lihat...” kata Lee. Sambil menunjukkan ke dua bayi yang di gendong perawat.
Luna sekilas tersenyum tipis namun kemudian matanya menutup sambil meneteskan air mata. Angka di pendeteksi menunjukkan garis lurus ketika Lee menyadarinya.
”Luna..., Luna..., tidak ku mohon sadarlah Luna..., Luna..” panggil Lee panik saat tak ada jawaban dari Luna. Para dokter segera bertindak, Lee di suruh untuk keluar.

”aku..., lelah..., aku tak kuat..., sakit...benar-benar sakit....” kata Luna diantara semua yang berwarna putih.
”bangun nak...” ucap seseorang tiba-tiba.
”ayah...” pekik Luna lalu menajamkan penglihatannya terhadap sosok di depannya, ”ayah..., aku merindukanmu...sangat...ku mohon maafkan aku ayah....” kata Luna sambilmemeluk sang ayah erat. ”ayah..., maafkan aku...”
”m..., ayah mengerti nak..., ayah tau..., kau telah melakukan sesuatu di luar kebaikanmu nak..., ayah memang kecewa tapi ayah senan kamu memberikan kehidupan pada cucu-cucu ayah..., ayah bahagia nak kamu mempertahankan apa yang harus kamu pertahankan...” kata sang ayah dengan lembut sambil menatap mata Luna lekat.
”ya ayah aku tau..., aku memang salah makanya aku tak ingin melakukan kesalahan untuk ke dua kalinya ayah...” kata Luna lemah, ”sekarang Luna capek ayah..., rasa sakit itu membuat Luna menyerah ayah...” kata Luna menunduk lemas.
”apakah kau ingin menyianyiakan pengorbananmu nak?”
”maksud ayah?” tanya Luna tak mengerti.
”kembali lah Luna..., anak-anakmu dan suamimu membutuhkanmu...”kata sang ayah.
”...” Luna terdiam menunduk.
”jangan menyerah nak..., apa kau tak mendengar suamimu memanggilmu? Dan anak-anakmu menangis untukmu?” tanya sang ayah.
”Luna memejamkan matanya lalu mendengar suara-suara pilu memanggilnya. Ketika di buka matanya sang ayah telah tak ada di dekatnya.
”kembalilah Luna...” hanya suara itu yang terdengar lalu menghilang.sekarang Luna sendiri di antara semua yang berwarna putih. Luna memejamkan matanya dan akhirnya...

”Lee..., Luna sudah sadar...” pekik suara San Yuri saat tangan Luna mulai bergerak.
”Luna...,kau mendengar suaraku?”tanya Lee cepat sambil menggenggam tangan Luna dan mengecup kening Luna.
Perlahan kelopak mata Luna bergetar samar-samar dia melihat ke arah Lee, ”Lee...”kata Luna yang pertama keluar dari mulutnya.
”Luna..., Luna sayang..., syukurlah kau kau sudah sadar...Luna...”Lee mengecup kening Luna dan kali ini cukup lama.
”Lee..., mana anak kita?” tanya Luna pelan.
Dengan senyum cerah Lee menunjukkan ranjang di sebelah tempat Luna tidur dengan dua bayi yang tertidur dan di kelilingi San Yuri dan kedua orang tua Lee.
Luna tersenyum tipis pada kedua bayinya, ”Lee..., berapa lama aku tak sadar?” tanya Luna yang mengerti sepertinya hari telah berlalu.
”lima sayang..., kau tak sadarkan diri 5 hari..., kau tau bayi kita terus menangis saat kau tidur...”kata Lee. Dia terus bercerita pada Luna tentang apa yang terjadi pada ke dua bayi mereka selama Luna tak sadarkan diri.

Luna di perbolehkan keluar 1 bulan kemudian..., di rumah dia di sambut hangat oleh keluarga Lee menager serta sahabatnya. Pesta meriah di rumah itu menyambut ke hidupan baru Luna dan Lee. Kerabat Lee tak henti-hentinya mengagumi bayi Luna dan Lee yang tampak Lucu dan menggemaskan. Luna betul-betul bahagia. Ibu Kim hingga di buat iri olehnya dan terus mengatakan sesuatu yang tak menyenangkan namun tak ada yang menanggapi.
Usai pesta...
Luna meletakkan bayi laki-lakinya di ranjang setelah tertidur. Dia lalu mengangkat bayi perempuannya yang terbangun dan mencoba menidurkannya. Lee hanya menatap tersenyum pada Luna lalu mendekat dan menatap sang bayi yang sedang asyik menyusu pada Luna dan menggapai-gapaikan tangannya pada sang ayah.
“terimakasih Luna..., kau memberikan bayi yang sehat untuk ku...” kata Lee lalu mencium kening Luna dengan mesra.
“aku bahagia Lee..., aku masih di sini..., melihatmu..., melihat bayi kita...dan bersama keluargamu..., aku harap tak akan ada lagi yang mencoba memisahkan kita Lee......., kau tau saat aku tak sadarkan diri.., saat itu aku telah menyerah..., tapi aku bertemu dengan ayahku..., dia menyuruhku kembali..., dan aku mendengar suaramu dan tangisan anak kita Lee...” kata Luna pelan tapi pasti.
“jangan pernah menyerah Luna..., kau tau aku jatuh cinta pada mu..., entah mengapa kau ingat saat kita bertemu? Aku rasa saat itulah takdirku untuk bertemu denganmu..., kau benar-benar membuatku selalu khawatir padamu..., kau tau sepertinya kakakku benar..., aku menikmati malam-malam bersamamu...” kata Lee lalu mencium bibir Luna.
“terimakasih Lee kau memberikan cintamu padaku...” kata Luna sambil tersenyum.
Luna meletakkan bayinya di ranjang bayi. Dia menatap kedua bayinya yang tertidur.
”lihat..., mereka mirip dengan mu Lee...” kata Luna membelai bayi-bayinya.
”menurutku mereka memang sangat mirip dengan ku apa lagi yang laki-laki..., ketampananku menurun padanya...” kata Lee membuat Luna tertawa kecil.
”kau sudah mendapatkan nama untuk bayi kita Lee...?” tanya Luna lagi.
”sebenarnya sudah..., tapi entah menurutmu bagus atau tidak...”
”apapun pilihanmu Lee...”
”Lee Jaejong untuk yang laki-laki dan yang perempuan Lee Yuna...”kata Lee.
”nama yang bagus Lee Jaejong dan Yuna…” kata Luna tersenyum menatap anaknya. Tiba-tiba Lee menarik wajah Luna dan mulai melumat bibir Luna. Keduanya saling berpagutan mesra dan penuh gairah.
“kau tak di beri obat oleh Yuri kan Lee?” tanya Luna menggoda.
”tidak..., hanya saja aku terbius olehmu Luna..., maaf aku tak bisa menahan diri Luna...” kata Lee lalu mengangkat Luna keranjang mereka.
Luna tidur di dada Lee.
”h..., kau tau..., aku harus siap dengan titel ayah...” kata Lee sambil membelai rambut Luna.
”ya..., kau sekarang menjadi ayah Lee...” goda Luna.
”kau..., menjadi seorang ibu...” kini Lee balas menggoda.
”ya..., kau benar..., kau tau aku merasa bahagia saat ini Lee..., kau tak pernah mempersalahkan umur kita yang terpaut jauh..., aku benar-benar mencintaimu...” kata Luna lalu menatap Lee.
”ya..., aku sadar itu..., umur kita berbeda jauh, tapi kau jauh lebih dewasa daripada aku..., aku tak pernah menyangka akan mencintaimu sebesar ini Luna...” kata Lee mesra lalu kembali menarik dagu Luna dan mencium bibirnya lagi.
Keduanya kembali melanjutkan kemesraan mereka.

”tidak nak..., ayah dan ibu tak akan mengganggu kalian..., ibu dan ayahmu akan pulang..., tapi kau harus sering membawa Jaejong dan Yuna ke rumah...” pesan sang ibu ketika supir mereka datang. San Yuri juga bersiap hendak pergi.
”lalu kakak? Apakah kakak akan kembali ke Paris?” tanya Lee setengah menebak.
”tentu saja..., aku juga ingin menyusulmu kan...., lagipula aku telah terlalu lama meninggalkan Daniel..., Luna aku pergi dulu..., tolong jaga Lee ya..., dia memang agak cerewet...”goda San Yuri lalu memberi kecupan pada Luna, Yuri lalu membelai pelan kedua keponakannya yang ada di kereta bayi. San Yuri pergi terlebih dahulu setelah pamit dengan kedua orangtuanya.
”ingat Lee..., jangan berkelahi dengan istrimu...” pesan sang ayah lalu masuk kedalam mobilnya di susul sang istri setelah mencium kedua cucunya.
”Lee..., bukankah kau ada pemotretan hari ini?” ingat Luna setelah mobil kedua orang tua Lee menghilang di tikungan.
“entahlah..., aku merasa malas aku ingin bermain dengan kecil-kecilku....” kata Lee sambil menggoda bayi-bayi kecilnya.
“Lee kau memberi contoh yang tak baik..., ayo cepat kerja...” kata Luna sambil sedikit merengut.
“baiklah-baiklah..., tapi kau tau Luna hari ini aku merasa tak enak...”
“Lee...” Luna mencium bibir Lee sekilas, “pergilah…”
“hm…, baiklah….” Akhirnya Lee berangkat untuk bekerja. Lee sempat melihat Luna melambaikan tangan dan mendorong kereta bayinya masuk ke dalam rumah.

Luna memulai aktivitasnya mengepel rumah sambil mengajak bermain Jaejong dan Yuna. Tak lama ada yang mengetok pintu rumahnya. Luna mengira Lee kembali.
”Lee kau...” Luna terdiam melihat bukan Lee yang datang tapi seperti sekelompok preman, ”siapa kalian...” kata Luna dengan lentang menahan rasa takutnnya.
”kami ke sini hanya ingin membawamu pergi nyonya...” kata salah seorang preman sambil meringis. Luna mencoba menutup pintu namun di tahan oleh preman yang lain.
”jangan mendekat atau aku akan berteriak....”kata Luna tegas sambil mundur ke arah kereta bayinya. Luna terus mundur dengan cepat dia menggendong ke dua anaknya.
”kami akan membawamu dengan baik nyonya jadi berlakulah manis nyonya..., atau kami akan membunuhmu dan bayimu...” ancam salah seorang di sambut tawa yang lain.
”siapa yang menyuruh kalian?”tanya Luna dengan berani dan terus mundur ke arah dapur. Dengan sekali kesempatan Luna menutup pintu kamar mandi.
Para preman itu mencoba mendobrak. Luna memanjat dinding dan turun melalui balkon kamar mandi. Luna turun dengan perlahan lalu berlari dengan kencang. Dia mengikat erat kedua bayinya di tubuhnya.
Para preman itu berhasil merusak engsel kamar mandi dan baru menyadari Luna telah kabur. Mereka lalu mengejar dengan sebuah mobil.

Di tempat Lee...
”ada apa Lee?” tanya pak Jang akan kegelisahan Lee.
”entahlah..., aku merasa ada sesuatu yang terjadi pada Luna pak Jang...” kata Lee jujur.
”sebaiknya kau telpon dulu istrimu...” saran Jang yang langsung di turuti oleh Lee. Namun percuma, tak ada jawaban hingga membuat Lee bertambah khawatir.
”aku pulang dulu pak Jang...” kata Lee tanpa persetujuan kemudian pergi. Ketika melewati lorong Lee mendengar percakapan Gyo dan Kim lalu bersembunyi di belakang tanaman.
”para preman mu bodoh Kim…, kau tau Luna berhasil kabur dengan kedua anaknya..., tak bisakah anak buah mu bekerja dengan beres?” maki Gyo. Lee terdiam ketika nama Luna di sebutkan.
”kau terlalu banyak menuntut Gyo..., mereka itu orang-orang handal..., kau tau mungkin saja sekarang mereka sudah menangkap Luna dan membuangnya jauh..., dengan begitu kau akan bebas mendekati Lee..., tenang saja...” kata Kim sambil tersenyum sinis, ”Gyo..., apa kau tidak mencintaiku lagi sayang?”.
”tidak Kim..., perasaanku padamu sudah hilang..., dan sekarang yang ku fikirkan hanya Lee...”kata Gyo, ”ayo kita pergi sebelum Lee tau apa yang terjadi dengan wanita berengsek itu...”
”ya..., tentu sayang....” Kim dan Gyo pergi tanpa menyadari Lee sama sekali. Lee yang akan meledak amarahnya langsung di tahan seseorang.
”Jun Hee..., lepaskan aku..., akan ku beberkan apa yang mereka lakukan...” kata Lee dengan marah, ”Luna dalam bahaya...”
”ya..., aku juga mendengarnya tadi..., sebenarnya aku sedang mencari bukti kejahatan Kim..., kau tau...dia telah membunuh Hyo Ri kekasih ku...”kata Jun Hee sambil mengepalkan tangannya.
”ka...kau...”
”dia menyukai Hyo Ri..., Lee...aku tau saat aku mendengar dia menyatakan cinta pada Hyo Ri..., tapi saat itu Hyo Ri bersamaku..., Hyo Ri menolak..., tapi seperti yang kau dengar Hyo Ri tewas dalam kecelakaan..., banyak yang ganjil saat penabrakan itu terjadi dan aku yakin Kim lah pelakunya...” Jun Hee lalu memperlihatkan sebuah handycam pada Lee, ”semua bukti ada di sini..., kau selamatkanlah Luna..., hal ini biar aku yang mengurusnya...”
Lee mangangguk lalu cepat pergi,

Sementara itu, Luna terus berlari kakinya yang tak menggunakan alas terasa perih. Arahnya tak jelas akan kemana yang jelas Luna berusaha berlari sejauh mungkin. Kedua bayi Luna hanya diam seakan tau apa yang terjadi. Luna terpojok di sebuah gang buntu. Keringat membasahi pakaiannya hingga tercetak jelas tubuh Luna.
Para preman itu tertawa melihat Luna terpojok. Luna mulai merinding ketakutan, dirinya telah di kepung lima preman yang terus memandang tubuhnya dengan buas.
”jangan mendekat...” teriak Luna.
”jangan takut nyonya..., bos kami menyuruh kami membuang wanita secantik ini..., sebaiknya kita nikmati dulu...” kata salah seorang lalu maju ke arah Luna.
”ku mohon jangan sakiti aku...., tidak..., tidak...” ke dua preman lainnya merebut bayi Luna dan dua lainnya memegangi tangan Luna dengan kuat. ”pergi kalian..., lepaskan aku....” PLAK..., wajah Luna di tampar begitu kerasnya hingga bibirnya berdarah.
Serentak ke dua bayi Luna menangis keras.
“hey..., bisa tidak kau buat diam anak-anak itu..., aku ingin menikmati ibunya dulu sebelum kita buang...” kata seorang pimpinannya.
“ya bos...”
Dengan tatapan beringas dia menatap Luna yang menangis sambil menahan perih di wajahnya.
“tidak..., ku mohon...., jangan....” teriak Luna saat laki-laki itu menyentuh pahanya. Dengan kasar dia mulai menjamah tubuh Luna yang terus memberontak dan menangis, namun dia tak berdaya di pegangi oleh dua pria preman yang lain. Laki-laki itu menciumi bibir Luna. Pakaiannya di robek dengan paksa. Laki-laki itu membuka pakaiannya ketika sesuatu datang tepat pada saatnya.
”jangan bergerak atau kami akan menembak...” seru sekumpulan polisi yang mengepung. Serentak para preman panik dan mencoba kabur meninggalkan Luna yang terguncang hebat dan terus menangis.
Para preman itu tak berkutik lagi dengan cepat di sergap para polisi.
”LUNA...” pekik Lee langsung menghampiri Luna sementara kedua orang tua Lee yang juga datang setelah di panggil Lee sedang menggendong ke dua bayi Luna yang masih menangis itu.
”tidak..., jangan mendekat jangan mendekat Lee..., aku kotor...mereka membuatku kotor...” kata Luna dengan tangisan sambil memukul dirinya sendiri.
”Lee ayo cepat kita bawa Luna pulang...., lihat tubuhnya penuh luka...” kata ibu Lee merasa perihatin dengan kondisi Luna.
”ayo Luna...” kata Lee lalu melepaskan jaketnya dan memakaikan pada Luna.
”tidak..., biarkan aku mati saja..., aku kotor Lee....tidak..., juangan mendekat pada ku..., pergi Lee..., pergi...”teriak Luna sambil mendorong Lee.
”tidak..., Luna...kau tak akan mati..., jangan seperti ini Luna...aku mencintaimu sayang...”Lee memeluk Luna yang kini tak meronta lagi dan hanya menangis. Lee mengangkat Luna kemobil dan membawanya kerumah orang tua Lee, karena takut akan membuat Luna histeris lagi. Sesampainya di rumah orang tuanya Lee meminta sang ibu memandikan Luna yang masih syok hingga hanya diam saja.
”entah mengapa mereka sangat kejam Lee..., tak seharusnya kami meninggalkan rumahmu...” kata ayah Lee sambil menggendong Jaejong yang masih menangis, sementara Yuna telah tertidur di dekapan Lee.
”ya..., mereka memang brengsek..., membuat Luna hingga seperti ini...” kata Lee dengan kata-kata yang bergetar menahan marah hingga Yuna sedikit menggeliat. ”untuk sementara kami akan tinggal di sini ayah...” kata Lee meminta izin.
”ya..., tentu saja Lee...” angguk sang ayah. Saat itu ibu Lee keluar dari kamar lama Lee.
”bagaimana bu?” tanya Lee lalu menyerahkan Yuna pada ibunya.
”dia masih menangis..., dia benar-benar syok dan selalu menganggap dirinya kotor..., dia begitu terguncang Lee...” kata sang ibu sambil mendesah panjang.
Lee kemudian masuk kekamarnya dan mendapati Luna menangis di pojokan sambil menggigit bantal, ”Luna...”
”pergi Lee..., pergi....” teriak Luna sambil melempar bantal ke arah Lee. Lee terus melangkah mendekati Luna. ”jangan mendekat Lee...pergi....”teriak Luna sambil memukul Lee yang tetap diam tak melawan, ”pergi..., ku mohon pergi..., aku tak berharga lagi Lee...pergi...” isak Luna lemah dan langsung di peluk Lee dengan erat dan mencium ujung kepala Luna.
”maafkan aku Luna..., aku tak akan meninggalkanmu lagi...,jangan katakan dirimu tak berharga Luna...” kata Lee lembut.
”tidak Lee..., tubuhku..., tidak...tidak....” Luna berusaha memberontak lagi. Namun Lee langsung mencium bibir Luna kasar namun lembut. Lama Lee melumat bibir Luna hingga terdengar desahan tertahan dari bibir yang saling berpagut itu.
”aku mencintaimu Luna...” kata Lee sambil menatap Luna.
”tidak aku...” Luna memalingkan wajahnya.
”apapun Luna..., aku akan membuat mu melupakan itu Luna..., apa yang telah mereka lakukan padamu..., aku akan membuatmu melupakannya..., mereka menjamah tubuh mu..., akan ku hilangkan...., mereka menciumi tubuhmu..., akan kuhapus itu Luna...” kata Lee sambil mencium Luna bertubi-tubi. Luna hanya meneteskan air mata.
”maafkan aku Lee...” tangis Luna. Lee langsung menghentikan dengan mencium bibir Luna lagi. Lee menciumi setiap jengkal tubuh Luna. Lee berusaha meyakinkan Luna dan menghilangkan trauma itu. Lee menanggalkan pakaian Luna dan mulai menciumi tubuh Luna kembali. Lee mengangkat tubuh Luna ke atas ranjang, dan terus menciumi Luna. Lee benar-benar membuat Luna lupa, kelembutan dan sentuhan Lee membuat rontaan Luna berhenti.
”Luna...”seru Lee sambil menciumi bibir kening dan leher Luna.
”Lee..., maafkan aku...”
”Luna..., sudah ku katakan..., jangan mengatakan hal itu..., apapun yang terjadi kau milikku sayang..., dan aku berjanji tak akan ada kejadian itu lagi...” janji Lee sambil menatap wajah Luna dan tersenyum, ”kau tau Luna kau begitu menggoda..., kau cantik...dan aku beruntung memilikimu Luna..., kau hanya milikku...”
Luna tersenyum manis pada Lee lalu berkata,”jangan tinggalkan aku Lee...”
”tidak akan pernah..., I LOVE U LUNA...” Lee mencium bibir Luna kembali. Luna sendiri melingkarkan tangannya ke leher Lee. Dan keduanya melanjutkan kemesraan itu.

Lee terbangun saat hari menjelang sore. Dia menatap Luna yang tidur di pelukannya. Lee mencium kening Luna dan menaikkan sedikit selimut Luna. Lee turun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.
Setelah berpakaian dia kemudian turun ke bawah dan mendapati kedua anaknya sedang bermain dengan ibunya.
”bagaimana Lee?” tanya sang ibu.
”dia sudah mulai tenang bu...”Lee duduk di sebelah ibunya sambil mendesah panjang, ”tapi aku takkan tau bu kapan trauma itu akan hilang kejadian itu benar-benar membuatnya shock...”
”ya..., ku harap dia akan cepat melupakan kejadian itu...” ucap ibu Lee sambil membelai kepala anaknya dengan penuh kasih sayang.
Tiba-tiba dari arah kamar Luna berteriak kencang. Lee langsung berlari ke arah kamarnya.
”Luna ada apa?” tanya Lee pada Luna yang terduduk dan berkeringat banyak. Lee memeluk Luna dan tau apa yang terjadi, ”kau hanya bermimpi buruk Luna...”
Luna menangis di pelukan Lee,”aku takut Lee..., aku takut...”kata Luna dengan suara bergetar.
”mereka sudah di hukum Luna..., tak akan ada lagi yang menyakitimu...” kata Lee, ibu Lee yang tak kuasa melihat itu langsung pergi.
”aku takut Lee..., itu seperti kenyataan...,mereka...mereka...” kata-kata Luna langsung di bungkam oleh Lee.
”sssstttt...., Luna...itu hanya mimpi sayang hanya mimpi...,mereka tak akan pernah ada lagi..., lihatlah..., kau aman sayang..., dan bayi-bayi kita..., mereka menunggumu Luna...”rayu Lee lalu mencium kening Luna yang sudah mulai agak tenang.
”Jaejong... Yuna...bagaimana dengan mereka?” tanya Luna cepat.
”mereka bersama ibu Luna...”
”aku ingin bertemu mereka...” kata Luna.
”baiklah...”
Sebelum turun ke bawah,Lee membantu Luna mandi dan membersihkan diri.
Saat itu Lee baru menyadari banyaknya luka yang di peroleh Luna. Setelah mengenakan pakaian Lee membantu Luna turun dan duduk di sofa di sebelah ibunya.
Lee datang dengan membawa kotak p3k. Ruangan keluarga itu lebih cerah dari kamar Lee hingga terlihat jelas luka-luka Luna yang mulai membiru apalagi yang di bagian bibir.
”au...”rintih Luna saat Lee mengobati memar di bibirnya.
”maaf Luna...”dengan lembut Lee lalu berpindah ke luka Luna yang lain, ”tubuhmu benar-benar terluka parah Luna...”Lee berpindah ke lengan Luna yang terdapat luka gores, kemudian kaki Luna yeng benar-benar teruka parah.
Lee membalut ke dua kaki Luna stelah membersihkannya. Selesai mengobati Luna, Lee kembali duduk di sebelah Luna dan mengajak bermain Jaejong sementara sang ibu memasak makan malam untuk mereka.
”ayah kemana bu?” tanya Lee.
”ada pekerjaan tiba-tiba dia di panggil klien....” kata sang ibu dari dapur.
Tak lama ada telpone berbunyi dan mengatakan sang ayah mengalami kecelakaan dan sekarang di rawat da ICU.

Saat mereka datang sang ayah mengalami masa kritis dan sempat memberi pesan untuk istri dan anaknya untuk pergi dari tempat itu.
Lee tau apa yang di maksud sang ayah. Keluarga mereka sedang di teror oleh keluarga Kim yang ibunya tak terima anaknya di jebloskan ke penjara. Tak lama ayah Lee menghembuskan nafas terakhirnya.

Di pemakaman San Yuri menangis dengan sekencangnya. Sementara Luna hanya dapat duduk di kursi roda karena lukanya membengkak.
Tak tampak ibu Kim di pemakaman itu.
Sebenarnya Kim dan Gyo telah di tangkap oleh pihak berwajib saat polisi menangkap para preman.
Tentu saja karir Kim dan Gyo hancur karena masalah itu. Hal itu yang membuat ibu Kim dendam pada keluarga Lee.
San Yuri yang telah di ceritakan segala permasalahannya hanya memandang miris pada keluarganya dia tau dendam itu akan menghancurkan. Segera setelah pemakaman San Yuri pergi kembali ke Paris dan berpindah daerah.
“kita harus pergi dari sini Luna...” kata Lee sambil mengemasi barang mereka.
”kita mau kemana Lee?” tanya Luna sambil mendorong kereta bayinya.
”kita akan ke Eropa..., aku mendapat tawaran di sana..., tenang saja jangan khawatir dengan Lia..., aku telah memintanya untuk pergi bersama kita..., dia sudah mengurus kelulusan mu dan kita akan berangkat besok...,aku sudah mengatur segalanya agar tak ketahuan dengan ibu Kim..., aku juga sudah mengatakan pada pak Jang..., dan pihaknya akan merahasiakan kepergian kita..., akau tak mengatakan kita pergi ke Eropa aku hanya mengatakan kita akan pergi ke Amerika...” jelas Lee panjang lebar. Luna hanya mengangguk.
”terimakasih Lee kau mau membawa sahabat terbaikku...” kata Luna lalu duduk di tempat tidurnya. Lee kemudian ikut duduk di sebelah Luna.
”h.., kau tau aku merasa bersalah padamu Luna..., ini masalah keluargaku tapi kau terkena dampaknya juga..., aku tak mau membuatmu khawatir lagi Luna...” kata Lee keduanya kembali berciuman mesra, melupakan sesaat masalah mereka.

Pagi-pagi mereka telah berangkat ke bandara, Lia juga telah siap menunggu. Ibu Lee menggendong Jaejong dan Luna menggendong Luna. Lee mengurus segalanya sambil menyamar.
”bu..., kau tak apa?” tanya Luna pada ibu Lee.
”tak apa Luna..., ibu hanya merasa masih sedih dengan kepergian ayah...., ini semua gara-gara Min Ha..., kenapa dia setega itu dengan keluarga kita...”sesal ibu Lee.
”bu...., semua telah terjadi..., semua akan ada balasannya nanti...” kata Luna menenangkan.
”ya..., kau benar Luna..., maafkan kami nak...”
”bu...” kata Luna sambil tersenyum, ”kita adalah keluarga, jadi apapun yang terjadi kita akan menanggungnya bersama...”
”terimakasih Luna..., kau bisa mengerti Lee...” kata Ibu Lee membalas senyum Luna.
Lia tersenyum melihat kebahagiaan keluarga itu.
”ayo kita masuk...” kata Lee setelah urusannya selesai.
”m...” Keempatnya kemudian masuk ke ruang keberangkatan domestik.
Tak ada yang mengenali keluarga besar itu di bandara bahkan petugas loket hanya mengira namanya mirip dengan artis itu.
Benar perkiraan Lee, pagi itu preman perintah dari ibu Kim datang ke rumah yang telah kosong itu. Saat ke rumah Lee juga sama mereka hanya mendapati rumah yang kosong tanpa perabotan dan penghuninya.
Mereka juga meneyerang ke rumah kontrak Lia dan mendapati hal yang sama. Tak ada yang tau kemana keluarga itu pergi.
Ibu Kim yang di kabari hal itu menghentak marah dan malah mengakibatkan struknya kambuh. Kehilangan mangsa membuatnya frustasi.
Sementara keluarga itu telah terbang ke negara Eropa tempat mereka akan tinggal dengan tenang tanpa teror.

To Be Con...
* * *

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© Yuna World 유나, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena