Welcome to my world,Im 유나ArataJJ admin @KBPKfamily ,author &a someone who likes to fantasize.. Thank for visit ^^

Minggu, 23 Januari 2011

TIME TO LOVE (FF dewasa) Part. 1~Long Part~

TIME TO LOVE


“Aku tak pernah menyangka akan menemukan sesuatu yang selama ini ku cari, jika aku mendapatkannya karena kecelakaan tidak ku pungkiri aku akan menyesal, tapi aku tak akan menyesal untuk mempertahankannya walaupun itu cukup sulit bagiku. Tapi aku akan berusaha untuk mempertahankan apa yang harus ku pertahankan...”


PART 1

Seoul, ibu kota negara Korea Selatan bertempat di sebuah rumah kecil dua orang wanita sedang asyik menyenandungkan sebuah lagu.
”Lia..., kamu tau di bar ada cowok cakep...dia sudah dua kali ke bar...”kata Luna sambil menyirami kuncup mawar yang sebentar lagi akan berkembang.
Sambil menggeleng Lia menepuk pundak Luna, ”selalu saja cowok kau tau sudah berapa kali kau bilang tentang cowok cakep tapi tak satupun yang jadi pacarmu...,ingat dua tahun lagi kita akan kembali ke Indonesia...”
”h..., iya aku tau..., tapi aku masih bingung untuk memilih lagi pula kelas mereka lebih tinggi dari pada aku..., aku takut mereka hanya akan mempermainkan ku saja...”kata Luna dengan tertunduk sesaat sebelum wajahnya kembali ceria, ”Lia..., sore ini apa kamu mau kerja lagi?”
”ya tentu saja...” jawab Lia sambil mengambil handuk dari teras. ”memangnya kenapa?” tanya Lia balik sambil mendekat.
”aku ingin mengajakmu jalan..., kemaren gajihku sudah di bayar...” kata Luna dengan senyum merekahnya.
”wah..., kau ingin mengajakku makan ya?” tanya Lia setengah menggoda.
”tidak aku ingin mengajakmu ke jepang..., aku dapat tiket geratisnya...”
”hm..., sayang aku tidak bisa Lun..., bos memintaku untuk menyanyi di caffe karena akan ada tamu penting...” tolak Lia merasa bersalah pada sahabatnya.
”baiklah..., biar aku saja sendiri ke sana...” kata Luna dengan lesunya.
”maaf Lun...”
”iya aku mengerti...” kata Luna sambil tersenyum, ”tapi lain kali kau harus mau bila ku ajak pergi..., okey?” syarat Luna sambil merangkul sahabatnya dengan erat.
”iya...iya...”

Sore itu Luna menyiapkan pakaiannya dan di masukan ke dalam koper, di Jepang Luna juga sekalian mengikuti acara tempat kerjanya yang akan melakukan promosi dan Luna sebagai penyanyi harus ikut. Lia melepaskan kepergian Luna dengan sedikit was-was.

Di pesawat...
”dua tiga A...” ucap Luna sambil menatap ke arah nomer kursi, ”hei...itu kursiku..., hei...” kata Luna pada seseorang yang dengan santai duduk di kursinya sambil menutup separoh wajahnya dengan bantal. ”hallo....”kata Luna dengan kesal.
”h...” orang itu melepas kaca matanya sambil menatap Luna yang termenung diam. ”kau bisa menempati kursiku tak masalahkan?”
”ka...ka...kau... Lee Hyun Jong...kau...kau...” kata Luna dengan suara yang cukup keras, cowok itu menarik Luna dan membekap mulutnya.
”bisa diam tidak?”tegasnya.
”bi...bi...bisa...”kata Luna dengan gugup.
”bagus..., sekarang diamlah dan duduk dengan tenang...” perintahnya.
Luna menurut dan duduk di sebelah Lee sambil terus menatapnya. ”ka...kau...kau adalah idolaku Lee...,” aku Luna dengan gugup.
”terimakasih...” kata Lee kurang antusias.
”kau tau aku mempunyai seribu foto mu..., aku sudah mengumpulkan album, dan juga tanda tangan mu kau ingat saat premier drama terbaru mu aku....”
”kau terlalu berisik...”kata Lee dengan dinginnya.
Dengan wajah memerah menahan emosi atas perlakuan idolanya Luna berbalik dan menutup wajahnya dengan mantelnya.
Setengah jam berlalu pramugari datang dengan makanan, Luna yang masih dalam keadaan emosi memakan dengan lahap jatah makanannya sambil menatap Lee yang memandangnya aneh, ”apa? Kau tak bisa makan ya?” sindir Luna.
Lee langsung memalingkan wajahnya menatap ke luar Jendela kesempatan itu diambil Luna untuk mengambil tempura milik Lee. ”hei kau....”
”hm...”senyum setengah Luna sebelum dia kembali memakan hidangannya.
”ash..., dasar...” kata Lee dengan kesal, dia kembali menutup wajahnya tanpa menyentuh makanannya sedikitpun, sementara Luna langsung ambil kesempatan itu.
Saat pesawat telah landing di bandara Narita Luna turun paling akhir menunggu penumpang yang lain untuk turun terlebih dahulu, termasuk Lee yang terlihat terburu-buru.
”Lun..., ayo...kita harus segera cek-in...”kata Yona, teman yang satu tempat kerja dengannya hanya saja dia sebagai bartender.
”iya sebentar...,eh mana tasku?”kata Luna dengan bingung mencari tasnya.
”tas apaan?”tanya Mei seorang teman lain.
”tas..., tas kamera kecilku...,ya ampun kemana?” Luna bingung mencari kesana kemari namun tak juga ketemu sampai akhirnya dia di minta turun oleh petugas dan melihat apa yang di carinya ada pada Lee yang sedang berbincang dengan petugas bandara. Dengan tatapan marah Luna menghampiri dan menyentak marah, ”hei..., jangan seenaknya mengambil barang orang dong...” omel Luna, ”kamu itu seorang artis terkenal tapi kenapa masih mengambil barang orang? Kau marah padaku?” tanya Luna penuh emosi.
Wajah Lee berubah jadi merah dan memandang Luna marah, ”kau...benar-benar membuatku muak...” Lee kemudian pergi di pandangi orang-orang yang ada di sekitarnya.
Seorang perempuan maju dan berbicara pada Luna, “maaf nona saya yang bersalah…,saya salah mengambil tas…sekali lagi maaf…ini tas nona…”perempuan itu mengembalikan tas kamera Luna yang terdiam measa bersalah.
“kau parah Luna....” kata Yona yang dari tadi diam terpaku. “kau mempermalukan artis di depan umum...”
“a...aku...”
“sudahlah..., ayo kita pergi sebelum bos marah...” ingat Mei
“ya...mei benar....” ketiganya kemudian pergi.

Setelah cek-in Luna dan rombongannya menuju sebuah bar..., di sana semua anggota bar dari berbagai nama berkumpul beserta anggotanya.
“Lun..., kenalkan dia Kevin bartender dari bar seonnam...”kata Yona memperkenalkan temannya.
”hai...”kata Luna dengan lesu.
”ada apa?” tanya Kevin.
”dia tadi terkena musibah...aku tinggalkan kalian berdua dulu ya...” Yona kemudian pergi.
”benar namamu Luna?” Kevin memulai.
”ya...” jawab Luna pendek.
”ku dengar suaramu sangat indah...”
”tidak..., ada yang lebih bagus dari pada aku...” kata Luna merendah. Obrolan mereka berlanjut hingga acara usai.

Luna hanya 2 hari di jepang sehingga mereka kembali dengan cepat dan Luna bersyukur mereka cepat kembali. Sesampai di rumah Lia telah menyambutnya dan Luna menceritakan apa yang terjadi pada Lia yang tertawa dengan ceritanya.
”sudahlah siapa tau kalian berjodoh..., bukankah dia idolamu?” tanya Lia menggoda.
”itu dulu tapi sekarang...”kata Luna terdiam,
”sudahlah..., sudah jam segini aku harus kerja...”
”baiklah hati-hati Lia ...”ucap Luna pada sahabatnya.
Keesokan harinya Luna memulai kembali aktifitasnya kuliah lalu bekerja. Seminggu kemudian sesuatu yang tak di sangka Luna hadir...
”kau tau... akan ada acara di bar kita Luna...”kata Yona dengan semangat. “wah..., kira-kira ada apa ya?”
“aku juga tak tau Yona..., baiklah aku akan bersiap untuk bernyanyi dulu...” kata Luna lalu mulai naik ke panggung. Lagu pertama yang dia nyanyikan berjudul sarang. Luna menyanyikan dengan suara merdu dan menggetarkan. Selesai dengan dua lagu bos Luna naik ke atas panggung.
“selamat malam dan selamat datang para kru atau pun para pemain dari drama yang baru selesai selamat menikmati sajian dari kami. ..”kata si bos lalu turun dari panggung.
Luna kembali bernyanyi kali ini dengan sebuah gitar Luna bernyanyi akapela. Semua yang hadir sangat menikmati suara Luna. Selesai menyanyi Luna mendapat tepukan yang paling keras. Luna lalu beranjak ke arah meja ber tempat Yona sedang sibuk menyajikan coctail untuk para tamu.
“Luna liat..., itu Lee...” tunjuk Yona pada seorang lelaki yang duduk membelakangi mereka.
“apa dia lagi..., ah...sial...” maki Luna lalu dia membantu Yona membuat minuman. Tak lama seorang wanita menghampiri Luna dan minta segelas bir. Luna yan sudah sering di beri tau Yona tentang berbagai macam bir dengan sigap mengambil pesanan si tamu. Tak lama seseorang yang tak lain Lee datang.
“Gyo...” sapa Lee lambat. Lalu menatap Luna sekilas dan kemudian berpaling.
Dengan cueknya Luna hanya diam sambil mengelap gelas.
”Lee ada apa?”tanya Gyo sambil tersenyum manis. Baru ingat Luna ternyata Gyo adalah seorang artis dan penyanyi terkenal.
”aku ingin bicara dengan mu...” kata Lee dengan seriusnya. ”Gyo...” tegur Lee sambil menyingkirkan bir dari tangan Gyo.
”Lee...”
”maaf Gyo tapi kita harus bicara...” kata Lee tegas. Sementara Luna masih saja menguping pembicaraan mereka.
”baiklah cukup di sini saja...” kata Gyo bersyarat.
”h...” Lee mengambil nafas sejenak lalu berkata, ”Gyo...,menikahlah dengan ku...” pinta Lee sambil mengeluarkan sebuah kotak cincin.
Gyo sempat terkesiap lalu kembali tenang. Sementara Luna juga terkejut dengan keberanian Lee yang menyatakan keinginannya.
Gyo sempat tersenyum pada Lee, ”Lee aku menghargai kau..., tentu saja aku merasa tersanjung..., tapi maafkan aku aku juga sebentar lagi akan menikah dengan kekasihku...” tolak Gyo dengan sopan.
”a...apa?” kata Lee cukup terkejut, ” kau kau akan menikah?”
”ya Lee dua bulan lagi aku akan menikah..., kau tau akhirnya cintaku berbalas...” kata Gyo dengan wajah yang berbunga-bunga.
”jadi untuk apa selama 2 tahun aku mengikuti wamil karena bujukanmu..., untuk apa Gyo..., selama ini aku selalu menunggumu...selama 3 tahun...” kata Lee dengan marah. ”baiklah kalau begitu selamat berbahagia Gyo...” Lee meninggalkan kotak cincinnya di sebelah gelas Gyo dengan marah lalu keluar dari bar itu.
Luna sempat terkejut dengan kemarahan Lee. Gyo kemudian memandang sayu ke arah Luna sambil tersenyum, ”bisa kah kau mengembalikan ini padanya?” tanya Gyo pada Luna sambil memberikan kotak cincin itu pada Luna. ”dia biasanya akan minum di Caffe Seonnam..., ku mohon kembalikan ini padanya...” pinta Gyo dengan wajah lunglainya.
”y...ya...” kata Luna gugup lalu dia cepat pergi setelah meminta izin dengan bosnya. Luna langsung pergi ke arah yang di maksud di sana dia celingukan mencari Lee sebelum akhirnya berpapasan dengan Kevin.
”Luna..., ada apa datang kemari?” Tanya Kevin dengan antusias.
”aku mencari seseorang...” kata Luna sambil terus memandang kekanan dan kekiri.
”mau ku bantu?” tanya Kevin memberikan bantuan.
”tidak usah aku sudah menemukannya..., terimakasih...”kata Luna lalu pergi. Luna menghampiri Lee yang terus minum dengan perasaan kalut. ”hei...” kata Luna.
”kau lagi..., aku terlalu sial untuk bertemu dengan mu...” kata Lee yang telah mabuk.
”bodoh..., aku tak akan muncul di hadapanmu lagi..., aku hanya ingin mengembalikan barangmu..., Gyo yang memintaku...” Luna meletakkan kotak cincin itu di sebelah Lee. ”aku akan pergi selamat tinggal...” kata Luna dengan tempang kesalnya.
”tak perlu kau kembalikan..., buang saja...”kata Lee sambil menyingkirkan kotak itu dari hadapannya. ”aku tak butuh itu lagi atau jika kau mau kau boleh mengambilnya...”
”h...” Luna mendesah sinis pada Lee, ”aku tak butuh itu....,kau tau..., ternyata aku salah telah mengidolakan mu kau ternyata pecundang...” kata Luna dengan kesal.
”apa kau bilang...., aish.... dasar wanita...., kalian sama saja...” kata Lee dengan tak jelas.
”kau tau aku kecewa pada mu Lee Hyun Jong..., aku dulu mengidolakan mu karena kau kuat saat kau pergi wamil padahal tekananmu cukup berat tapi sekarang...., h...kau menyedihkan....” kata Luna memandang sinis Lee.
”jangan kau seenaknya menyebutku seperti itu..., kau tau aku sudah lama menunggunya dan terus..., tapi dia tak pernah berpaling padaku...” kata Lee dengan suara berat.
”kau hanya menunggu saja? Kau ingin dia berpaling padamu tapi kau diam saja?...bodoh....” maki Luna dengan berani. ”seharusnya kau melakukan sesuatu, sesuatu yang dapat membuatnya berbalik padamu..., jika kau hanya menunggu kau salah...” kata Luna menasehati.
Lee terdiam sesaat lalu berkata, ”ya kau mungkin benar..., tapi aku tak akan memaksakan kehendak jika dia memang tak menyukaiku...”
”h...dasar..., baiklah tak perlu di perpanjang sekarang aku pergi...” kata Luna akan pergi namun tangannya di pegangi oleh Lee. ”apa lagi sekarang?”
”aku akan mengantarmu pulang...” kata Lee.
”h...tak perlu...aku bisa pulang sendiri...” kata Luna sambil menangkis tangan Lee dari tangannya, tapi lee tetap memaksanya dan menyeretnya pergi dari tempat itu.
Lee sempat lunglai saat menuju mobilnya. Dan akhirnya Luna lah yang membawa Lee pulang, tapi di tengah jalan wajah Lee pucat dan membuat Luna panik dan menepikan mobil Lee di dekat apotik. Sekembalinya dari apotik Luna kaget saat Lee tak ada di mobilnya. Dan Luna baru tau kalau Lee ada di sebuah warung sambil makan kimchi dan minum beberapa botol bir.
”kau ini...” omel Luna. Tempat itu cukup sepi karena telah tengah malam.
”aku hanya ingin menghilangkan rasa nyeri di kepalaku...” jelas Lee. Akhirnya Luna ikut duduk di sebelah Lee. ”aku akan membayarimu makan...” kata Lee.
Luna meminta segelas air putih dan meminumnya hingga habis sambil menatap Lee dengan risau. Pada saat gelas ke limanya Luna salah mengambil dengan mengambil bir milik Lee yang hampir sama warnanya dengan air putih.
Tentu saja Luna yang tidak pernah minum-minuman beralkohol langsung mabuk dan malah meminta tambah lagi, ke duanya saling berbicara dengan asal hingga Luna mabuk berat dan Lee membawanya ke mobil. Dia mengarahkan jalannya mobil ke arah rumahnya yang ada di tepi pantai. Rumah yang indah. Luna di angkat dan di bawa ke kamar Lee yang ada di lantai atas Lee meletakkan Luna di kasurnya lalu dia beranjak pergi. Lee pergi ke dapurnya sambil mengambil segelas air putih yang ternyata dia malah mengambil bir lagi. Cuaca cukup panas saat itu dan Lee kembali lagi ke kamarnya di atas untuk berganti baju. Saat melepas kemejanya tiba-tiba Luna bangun dan duduk di tepi tempat tidur.
”hei kau...., aku di mana?” tanya Luna yang masih dalam keadaan mabuk berat.
”kau di rumahku..., tidurlah...”kata Lee lalu mengambil salah satu piamanya dan menyerahkan pada Luna. ”kau bisa mengganti pakaian mu dengan itu...”kata Lee.
Luna menarik tangan Lee hingga Lee duduk di sebelah Luna.
”hei...kau...” kata Lee yang agak kaget.
”ahahahaha..., tampang mu saat ini Lucu...”kata Luna yang tertawa tak jelas. ”kau tau kau sangat tampan Lee...”kata Luna kali ini serius.
”sudahlah...”
”aku bersungguh-sungguh..., aku menyukaimu sebagai aktor dari aku kecil, kau tau aku kagum pada setiap actingmu..., saat kau memperlakukan wanita dengan lembut..., aku menyukaimu actingmu..., dan suaramu...” Luna mengecup bibir Lee yang agak terkejut. ”maaf...”kata Luna sambil melepas ciumannya. ”kau tau Lee aku benar-benar menyukaimu...”
Entah dari mana perasaan itu timbul, Lee mencium kembali bibir Luna, keduanya saling berpegutan mesra, ciuman Lee turun ke leher Luna. Dan terus turun.
Entah siapa yang memulai duluan keduanya telah menanggalkan pakaian masing-masin, keduanya saling bermesraan layaknya suami istri pada umumnya hingga semua lewat dari batasnya. 
Lee diam sejenak sambil mengecup kening Luna mesra dan melanjutkannya. Keduanya benar-benar sudah menjadi satu tubuh dan segalanya keduanya menikmati malam itu.
”Lee..., aku mencintaimu...” ucap Luna yang bibirnya langsung di lumat mesra oleh Lee.
Keduanya terus bermesraan. Permainan terlarang itu betul-betul membuat mereka tak sadar, akan sinar aneh yang mengarah pada mereka.

Pagi yang cerah..., sekelompok orang berkumpul dan berkerumun.
Lee dan Luna tak menyadari itu hingga sesuatu membangunkan mereka.
”LEE HYUN JONG...” teriak seseorang dengan nada marah.
Serentak keduanya terbangun. Dengan masih sangat bingung ke duanya saling tatap.
”ka...kau...”kata Luna sambil menatap Lee lalu menatap tubuhnya yang berselimut, tanpa pakaian.
Lee pun tak kalah kagetnya lalu keduanya berteriak, ”AAAAAAAAAAA..............”
”kau kau...” kata Lee sambil menarik selimutnya.
”dasar berengsek....” maki Luna balik menarik selimutnya. Mereka tak menyadari yang ada di depan mereka.
”diam kalian berdua...” bentak seorang cewek.
Keduanya sadar yang ada di hadapan mereka.
”ibu..., ayah..., kakak....” pekik Lee terkejut.
”kau...kau dan wanita ini telah...” seorang perempuan tua memegang dadanya dengan menahan rasa sakit.
”ibu..., ini bukan....”kata Lee gugup.
”ini hanya kecelakaan...” tambah Luna. Kedua orang tua dan kakak Lee diam terkejut.

Setelah keduanya berpakaian rapi.
PLAK..., wajah Lee di tampar telak oleh sang ayah.
”kau..., kau memang....” kata sang ayah dengan emosi.
”maaf...”kata Lee sambil menatap ayahnya. ”aku juga tak sadar melakukannya...”
”tak sadar katamu..., bagaimana bila wanita ini hamil Lee...?” tanya San Yuri kakak perempuan Lee sambil menunjuk ke arah Luna.
”dia bisa menggugurkannya...”kata Lee yang membuat telinga Luna panas menahan marah.
”kalaupun aku hamil Lee aku tak akan membunuhnya..., terserah kau mau mengakuinya atau tidaak...” kata Luna tegas yang membuat kedua orang tua Lee dan kakaknya kaget.
”hei itu kan hanya pendapatku..., dasar bawel...” balas Lee, walhasil ke duanya malah bertengkar lagi dan membuat kedua orang tua serta kakak Lee geleng-geleng kepala.
”cukup...” San Yuri menengahi. ”Lee kau seharusnya lebih gentel..., baru setahun yang lalu kau selesai wamilkan..., dan kau...” sambil menunjuk Luna, ”tenang saja karena Lee akan bertanggung jawab denganmu....”
”maksud kakak...” kata Lee terkejut.
”kakak mu benar Lee..., kau harus menikah dengannya...suka atau tidak...” kata sang ibu dengan tegas. ”kau tau nak mengapa kami tau hal ini...?”
Lee diam tertunduk, lalu San Yuri melemparkan sebuah tabloit ke pada Lee walaupun gelap tapi jelas itu dirinya sedang tidur bersama Luna.
”memalukan....” kata sang ayah dengan sinis, ”ibu dan kakakmu benar..., kau harus menikahi wanita ini..., atau aku tak akan mengakuimu sebagai anak lagi Lee...” ancam sang ayah dengan tegas dan berwibawa.
”ayah tak bisa begitu...,a...aku...” Lee berusaha menolak namun terlalu takut menatap mata sang ayah yang tajam.
”kau sudah membuat keluarga kita malu Lee..., kau juga sudah menodai orang lain apakah kau mau di cap sebagai lelaki tak bertanggung jawab?” tanya sang ayah.
”...” Lee hanya diam menunduk.
”kau anak laki-lakiku satu-satunya Lee..., kau harus menjadi laki-laki yang bertanggung jawab ...usiamu 32 tahun nak..., kau pantas menikah...” kata sang ibu dengan lembut.
”kau dengar sendiri Lee..., kau harus menikah sebelum semua orang tau bahwa dia hamil...” tegas San Yuri.
”belum tentu dia sampai hamilkan?” sanggah Lee.
”ya hanya kemungkinan..., kau tau bila dia benar-benar hamil Lee? Media masa akan terus mengejar dia dan karirmu akan jatuh...” San Yuri menakuti Lee yang tak dapat berbicara lagi.
Tiba-tiba seseorang masuk dan mengejutkan yang ada di ruangan itu.
”pak Jang...” seru Lee pada managernya.
”Lee apa lagi sih yang kau lakukan?” katanya dengan sewot dan sedikit emosi.
”memang ada apa pak Jang?..., kalau soal para media yang meliput hubungan Lee dan wanita itu akan segera kami bereskan...” kata San Yuri dengan sabar.
”bukan hanya itu saja Yuri..., kau lihat ini..., skandal Lee dengan dua wanita..., dengan si Gyo itu...”ucap Jang dengan tak sabar.
”Lee kau...”kata San Yuri dengan tak sabar.
”apa lagi yang kau perbuat Lee...”kata sang ibu dengan lemah.
”kau sungguh membuat kami malu...”bentak sang ayah, ”ayo bu kita pergi...” kata sang ayah lalu menarik sang istri untuk pergi dari tempat itu.
”ayah..., ibu tunggu....” pinta Lee sambil menarik tangan sang ibu.
”lepaskan Lee...” kata sang ayah dengan suara berat.
”tidak..., ayah..., ibu maaf kan aku telah membuat kalian malu memiliki anak sepertiku..., tapi aku telah memutuskan aku akan menikah dengan Luna...” ucap Lee dengan pandangan serius.
Luna terkejut mendengarnya.
”benarkah itu nak?” tanya sang ibu memastikan.
”ya..., aku bersungguh-sungguh..., aku akan mempertanggung jawabkan tentang apa yang telah ku perbuat..., aku berjanji tak akan membuat keluarga ini malu lagi ayah....” kata Lee menatap ayahnya dengan tatapan keyakinan yang kuat. Lee lalu memandang Luna yang masih terkejut danmenunduk kan badan sambil berkata, ”maaf..., aku telah membuatmu seperti ini..., maukah kau menikah dengan ku?” ucap Lee.
”...” San Yuri tersenyum dengan sikap adiknya.
”k...k...kau...”kata Luna ragu.
”aku bersungguh-sungguh Luna..., maukah kau menikah denganku?” ulang Lee sekali lagi, ”aku akan bertanggung jawab dengan apapun yang terjadi...” janji Lee lagi.
Luna berfikir dalam kebingungan apakah ini hanya mimpi atau kenyataan, Luna menatap Lee ragu. Namun Lee membalas tatapan Luna dengan yakin hingga Luna menganggukkan kepala.
”sebaiknya kita harus cepat mengatur konfrensipers...” kata Pak Jang tiba-tiba.
”ya pak jang benar..., sementara ini kita harus jelaskan pada media masa di depan...” ucap San Yuri sambil menunjuk ke arah jendela yang di penuhi wartawan yang hendak meliput.
”baiklah...” Lee mendekati ibunya sambil berkata, ”maafkan aku bu..., ayah...”
”m...” jawab sang bayah singkat sementara sang ibu tersenyum untuk anaknya. ”Lee mengulurkan tangannya pada Luna. ”ayo...”
Luna menyambut uluran Lee dan keduanya berjalan ke arah pintu di mana para media massa menunggu mereka.
”ku mohon kau mau bekerja sama dengan ku...” bisik Lee.
”maksudmu?” tanya Luna yang tak mengerti, pintu di buka oleh manager Lee, Pak Jang.
Kilatan lampu blitz kamera menyilaukan mereka. Tapi dengan tenang Lee tetap tersenyum.
”apakah benar yang di foto itu anda...,siapa wanita ini? Bukankah kau melamar artis Gyo?” serbuan pertanyaan para awak media.
“yang di majalah itu memang saya...”kata Lee memulai. ”saya memang sempat melamar Gyo..., tapi saya di tolak..., dan yang di sebelah saya ini adalah Luna, calon istri saya....”
“bagaimana anda bisa berpindah kelain hati secepat itu?”
“...” Lee tersenyum pada Luna lalu merangkulnya mesra. “saya memang mengalami cinta kilat..., saya baru bertemu Luna beberapa bulan..., dia wanita yang manis dan sabar..., dan dia juga yang mendukungku untuk melakukan hal itu..., setelah aku di tolak..., dia tetap mendukung ku...,dan saat itu aku yakin jika dialah yang pantas di sisiku..., kami akan segera manikah...”
Luna menatap Lee jengah dengan bualannya. Tapi sedikit perasaan senang juga ada.
”kalian akan menikah cepat apa bukan karena hubungan intim kalian yang terekspos media?” tanya salah seorang wartawan.
”tidak sebelum itu terjadi aku telah melamar Luna..., lihatlah ini...” Lee menunjukkan cincin di jari Luna dan di jarinya sendiri.
”lalu...”
“cukup semua..., kita bisa melanjutkan di acara konfrensi pers nanti, harap semuanya bubar...” kata Pak Jang dengan lantang. Semua media langsung bubar tinggal beberapa kameramen yang tetap ada untuk memfoto.
Luna dan Lee kembali masuk ke dalam rumah yang telah menunggu keluarga Lee.
”kau..., hebat Lee...” aku San Yuri. ”oh iya...perkenalkan...namaku San Yuri anak tertua dan aku kakak Lee yang paling baik...” kata San Yuri sambil menedipkan mata.
”Lu...Luna...” kata Luna dengan gugup.
”nak..., aku ibu Lee..., kau boleh memanggilku ibu...” kata ibu Lee dengan lembut.
”te...terimakasih ibu..., ibu mau menerimaku...”kata Luna dengan sopan.
”kau harus tahan dengan Lee nak..., jangan membuat kami kecewa lagi...” ucap sang ayah sambil menatap Luna. ”panggil saja aku ayah...”
”baik ayah...”
”aku menager Lee..., kau boleh memanggilku Jang...” ucap Pak Jang dengan sedikit tampak wajah sombongnya.
”kita tinggal menentukan kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?” kata San Yuri memulai.
”kita harus menghubungi orang tua Luna dulu...” saran ayah Lee.
”m..., hanya tinggal ibu.., ayah saya telah tiada...” kata Luna lambat dengan raut wajah sedih.
”maafkan kami...” kata ibu Lee sambil membelai rambut panjang Luna.
”baiklah biarkan kami berbicara dengan ibumu...” kata Ayah Lee lagi.
”biar saya saja yang bericara..., saya orang Indonesia...” kata Luna mengajukan diri.
”m..., ternyata kau bukan orang korea?” seru San Yuri terkejut.
”m...”angguk Luna.
Pembicaraan di lanjutkan. Dan Luna menghubungi ibunya yang cukup syok dan sempat marah pada Luna. Tapi pada akhirnya beliau menyerah dengan tangisan Luna dan hanya bisa merestui dengan syarat dia harus datang ke rumah minimal setahun sekali.

Luna kembali ke kontrakannya dengan di antar San Yuri yang langsung pulang setelah mengantarkannya.
”Luna...” seru Lia yang telah menunggu di depan rumah.
”Lia..., maafkan aku...” kata Luna dengan raut sedih.
”apa yang sebenarnya terjadi sih Lun?” tanya Lia sambil memandang sahabatnya.
Luna terdiam tak berani menjawab pertanyaan sang sahabat.
”Lun..., ku mohon jujur lah pada ku..., aku sudah tau apa yang terjadi tapi please aku pengen denger dari mulut kamu sendiri...” pinta Lia setengah memaksa.
”...”tapi Luna terus saja diam membisu.
”baiklah jika kamu nggak mau cerita..., ayo kita masuk...” ajak Lia mendahului masuk ke dalam rumah mereka.
”aku..., aku akan menikah...”ucap Luna pelan. Sesaat Lia berhenti melangkah dan berbalik. Akhirnya Luna menceritakan apa yang terjadi tentang ketidak sengajaan dan pernikahannya yang akan berlangsung 3 minggu lagi.
”aku bersyukur dia mau bertanggung jawab dengan mu Lun...” kata Lia sambil membelai punggung sahabatnya dengan lembut.
”entah lah Lia..., tapi aku tak enak dengan keadaan seperti ini...kau tau...aku baru berumur 22...bisa kau bayangkan bagaimana mereka akan memandangku nanti?” tanya Luna dalam tekanan yang sangat berat.
”aku mengerti Luna..., aku akan selalu bersamamu aku sahabatmu...” Lia menenangkan.
”trims Lia...” Luna lalu memeluk sang sahabat erat persahabatan yang sangat indah.

Selama seminggu Luna bersama San Yuri kakak Lee melakukan viting pakaian pengentin serta foto untuk prawedding. Pernikahan Luna dan Lee akan di adakan 2 minggu lagi. Selama menunggu itu Luna di sibukkan dengan segudang kegiatan tradisi dari keluarga Lee. Luna harus mengunjungi kerabat dan ikut acara keluarga hingga beberapa hari. Acara konpress diadakan seminggu sebelumnya.
Luna keluar dari ruang make-up sesaat sebelum konpres di mulai. Luna dengan gaun sutra eropa berwarna cream senada dengan kulitnya membuat Luna cukup seksi hingga membuat Lee dan manager Jang serta pak Choi, dirut agency tpt Lee bernaung terperangah.
”gimana cantikkan?” ucap San Yuri sambil menuntun Luna yang canggung mendekat pada Lee.
”sebaiknya kita segera mulai saja...” ucap pak Choi dengan segera.
”ya...ayo Lee...” kata Jang dan dia terlebih dahulu keluar menuju podium.
”ayo...” ucap Lee mengulurkan tangannya. Luna sempat menatap sejenak uluran Lee lalu menyambutnya dengan halus. Keduanya kemudian jalan ke podium bersama. Sorotan lampu kamera lagsung mengarah pada Lee dan Luna.
Berbagai pertanyaan langsung di lemparkan pada ke duanya.
”saya bertemu Luna di dalam pesawat menuju Jepang..., di situ dia begitu manis saat dia meminta bertukar tempat duduk, karena saat itu dia mabuk udara..., kami sering ngobrol bersama..., dan seperti yang anda tau dia selalu mendengarkan cerita saya, termasuk untuk menyatakan perasaan saya...” Lee terdiam sejenak lalu melanjutkan, ”setelah saya di tolak..., dia selalu memberi kekuatan saya..., dan saat itu saya tau saya tak akan menunggu lama lagi dan saya melamarnya...iyakan sayang?” tanya Lee pada Luna yang hanya dapat diam dan mengangguk sambil tersenyum. ”kami melakukan hal itu karena saat itu kami berdua mabuk..., begitulah karena dia terlalu manis bagi saya...” kata Lee yang membuat Luna jengah dan sedikit mencibir.
Akhirnya konpres di akhiri dengan kissing antara Lee dan Luna yang di minta para wartawan.
”apa?” ucap Lee saat melihat ketidak sukaan Luna.
”tidak apa-apa...”elak Luna. Selesai konpress Lee mengantarkan Luna pulang atas paksaan sang kakak yang menyuruhnya dengan penuh paksaan.

Keesokan harinya jadwal lain menunggu Luna, Lee dan Luna berfoto prawedding dan membeli cincin bersama. Keduanya juga mengikuti acara tradisi terakhir keluarga Lee dengan mengunjungi makam leluhur Lee.
”kau memiliki keluarga sebanyak ini?”tanya Luna sambil menatap guci-guci yang bertuliskan nama-nama leluhur Lee.
”ya..., keluarga besar yang membosankan...” jawab Lee sambil menatap kearah Lain.
Luna mendekati sebuah pohon sambil memegang dan membaca tulisan di pohon itu.
”Lee..., Gyo..., Jun Hee..., kau dan Gyo sudah mengenal lama?” tanya Luna.
“tidak hanya saat kami berdua memulai debut, aku pernah mengajaknya kemari…” kata Lee datar dan tanpa semangat. Keduanya kembali terdiam.
“setelah menikah jika ada lelaki yang kau cintai kau boleh meninggalkan ku…” ucap Lee.
Luna terdiam dan tanpa sengaja meneteskan air mata.
”hei...ada apa?” Lee mendekat.
”tak apa..., tapi jawab pertanyaanku..., apakah kau masih mencintai Gyo?” tanya Luna sambil mengusap air matanya dengan punggung tangannya.
”...” Lee tak menjawab dan berpaling. ”itu bukan urusan mu...”
”ya memang..., aku tak berhak ikut campur..., aku mengerti kau menikah denganku karena perasaan tanggung jawabmu kan....” ucap Luna pelan.
”...”
”aku akan menyerahkan segalanya untuk mu Lee karena aku mencintaimu dan akan membuatmu mencintaiku...” janji Luna sambil membalik punggungnya. ”aku tak bisa mengatakan tidak untukmu Lee..., tapi aku percaya padamu...” Luna melangkah pergi meninggalkan Lee yang terdiam terpaku.

Pesta pernikahan dilangsungkan dengan sangat meriah, dan bernuansa internasional. Luna dengan gaun putihnya tampak cantik memasuki altar pernikahannya. Setelah mengikat janji suci bersama Lee keduanya bertukar cincin dan berciuman (tentu saja tuntutan dari pembawa acara yang tak lain adalah kakaknya sendiri).
”wah kau tau istrimu itu lumayan juga Lee…” ucap salah seorang tamu yang sama berprofesi artis dengan Lee dan satu management.
”h...” desah Lee yang kelihatannya agak kesal, entah oleh sebab apa.
Banyak laki-laki yang menatap ke arah mereka terutama Luna yang benar-benar cantik saat itu. Luna memang keturunan Indonesia namun kulitnya kuning langsat dan hidungnya mancung karena keturunan. Matanya agak sipit karena dulu dia pernah memakai kacamata dan setelah itu dia di oprasi di korea sehingga tidak memakai kacamata lagi, serta bibir Luna yang kata orang sexy.
Pesta terus berlanjut dan Luna menemani Lee kesana kemari untuk menyambut para rekan dan keluarga besar Lee.
”Lee...,Luna..., kemarilah ada Kim Jae...” ucap ibu Lee, Luna dan Lee mendekat, orang yang di maksud menatap Luna dengan takjub. Ibu Lee kemudian pergi menemui koleganya.
”Kim... lama tak bertemu ...” Lee merangkul Kim sambil bersalaman dengan raut wajah di ramah-ramahkan namun tetap saja terlihat tak suka pada Kim.
”dia istrimu Lee...?” tanya Kim tak lepas memandang Luna.
”ya...” jawab Lee melepas jabatan tangannya. ”katanya kau akan menikah dengan Gyo...” ucap Lee dengan nada agak sedikit sinis.
”m..., ya bulan depan tapi kau mendahului kami rupanya...” ucap Kim tenang.
”kau tak perlu memandanginya seperti itu Kim..., dia istriku...” ingat Lee yang tau arah pandangan Kim. Lee lalu menggandeng Luna. ”kami akan melanjutkan pesta kami...., kau bisa menikmati acara ini...” Lee menunduk lalu pergi sambil menggandeng tangan Luna yang sempat menunduk memberikan salam.
”kau kenapa sih..., tanganku sakit...”ronta Luna menarik tangannya.
”Kim menyukaimu....” ucap Lee dengan wajah serius.
”lalu kenapa?” tanya Luna enteng. ”kau cemburu?”
”ti...tidak....hanya saja..., dia akan berusaha merebutmu dariku seperti dia merebut Gyo...” kata Lee dengan tegas. Luna terdiam mendengarkan.
”dia tak menyukai keluargaku...., dia selalu berusaha membuat keluarga ku jatuh..., dia paling membenciku..., kau tau aku lah yang menyebabkan ayahnya meninggal, ayahnya menyelamatkanku saat sebuah mobil akan menabrakku saat umurku 5 tahun..., keluarganya mengalami kekalahan karena kakekku mewariskan hartanya pada ku..., itu yang menyebabkan dia membenciku..., dan aku rasa dia yang menyebarkan foto kita berdua...” ungkap Lee perlahan. ” aku tak akan tau apa yang akan di lakukannya lagi untuk membuatku hancur...”
”maafkan aku..., aku tak tau apa yang terjadi aku hanya...”
”aku tak akan menyalahkanmu..., aku mengerti..., aku yang seharusnya meminta maaf padamu..., maafkan perlakuan ku...” ucap Lee menunduk hormat. ”mungkin aku tak akan bisa cepat mencintaimu tapi aku akan belajar untuk mencintaimu...”
Luna langsung memeluk Lee dan para tamu undangan langsung bertepuk tangan untuk kemesraan keduanya.
Acara berlanjut dengan pesta dansa dan rekaman masa kecil Lee. Selesai acara Luna menunggu Lee yang sedang menyiapkan mobil untuk pulang ke rumah mereka. Luna yang menunggu di tempat acara di kelilingi para kerabat Lee dan di temani Lia yang setia menunggu.
”kau tampak cantik nak...” kata salah seorang kerabat.
”terimakasih...”
”kau sebenarnya lebih cocok dengan Kim..., hanya saja kau sudah tak suci dan Kim sudah akan menikah...” ucap seorang wanita yang ternayata ibunya Kim dan memandang Luna dengan sinis dan kearoganan.
”ibu...”tegur Kim.
Luna hanya dapat diam menunduk dengan pernyataan ibu Kim tadi sementara Lia menggenggam erat tangan sahabatnya yang seperti menahan tangis.
”maaf bila aku mengganggu..., walaupun dia sudah tak suci lagi tapi dia adalah istriku.., tak ada yang berhak mengatainya....”ucap Lee tiba-tiba. ”apa ibu tak ingat kejadian yang di lakukan Kim lima tahun yang lalu?” ungkit Lee lalu mendekat ke arah Luna. ”maaf membuatmu lama...” kata Lee sambil membersihkan air mata Luna yang sempat menetes. Lee lalu mengangkat Luna kepelukannya, dan membuat yang lain takjub. ”bu..., aku tak pernah mengganggu keluargamu ataupun anakmu lagi..., apa yang telah dia rebut dariku aku merelakannya tapi untuk kali ini tidak...., permisi...”
Lee pergi sambil mengangkat Luna di pelukannya diikuti Lia yang membantu memegangi gaun Luna yang cukup panjang.
”maafkan mereka...” ucap Lee sambil mendudukkan Luna di mobil. Kemudian Lee duduk di sebelahnya sambil bersiap untuk menyetir. Lia melambaikan tangannya saat mobil berjalan.
Di mobil Luna terus saja diam.
“ayah ibu dan kakak ku sudah pulang terlebih dahulu...” kata Lee memulai. “jangan tanggapi kata-kata wanita tua itu, dia sama saja dengan anaknya...”
”ya...”jawab Luna pelan sesampainya di rumah Lee. Mereka di sambut oleh Ayah, Ibu dan Kakak Lee yang memberikan mereka kejuta.
”kenapa kalian pulang dulu?” tanya Lee dengan nada agak protes.
”kami menyiapkan sesuatu untuk kalian berdua..., lagi pula ibu dan ayah telah letih...” San Yuri beralasan. Tiba-tiba pintu depan ada yang mengetuk dan datanglah Kim.
”ada apa lagi?” tanya Lee tak suka.
”aku hanya ingin meminta maaf pada kau dan istrimu..., aku juga membawakan hadiah untuk istrimu...” Kim beralasan sambil menyerahkan bingkisan kado pada Luna.
”terimakasih Kim..., tapi ku kira kau tau harus apa kau sekarang...” ingat Lee.
”kau ingin mengusirku Lee..., aku ingin berkenalan dengan istrimu dulu...” ucap Kim berani sambil memegang tangan Luna.
”kau tak tau malu Kim...”ucap San Yuri yang muncul dari belakang. ”kau sebaiknya pergi sebelum aku menelfon polisi...” ancamnya lagi. Luna menarik tangannya dari genggaman Kim.
”baiklah..., baiklah..., aku akan pergi..., selamat malam dan menikmati malam pengantin keduamu Lee..., senang berkenalan dengan wanita cantik sepertimu Luna...” ucap Kim dengan berani menarik dan mengecup punggung tangan Luna.
”kelakuanmu akan ku laporkan pada Gyo,Kim...” ancam Lee sambil menepis tangan Luna dari Kim.
”baiklah aku pergi...” Kim baru benar-benar pergi setelah emosi Lee cukup memuncak.
”dia memang keterlaluan Luna..., kau jangan pernah mendekat padanya semua orang tau dia berengsek...” kata San Yuri dengan menahan marah.
”ya kak...”
”nah minumlah ini sebelum tidur..., aku tau kau cukup lelah hari ini...” ucap San Yuri sambil menyerahkan segelas susu pada Luna yang tanpa curiga langsung di minum habis oleh Luna.
Luna kemudian di perintahkan masuk ke kamar Lee yang telah di ubah dengan menambahkan satu lemari lagi di dekat lemari pakaian Lee.
”mandilah dulu..., setelah selesai aku baru akan masuk...”perintah Lee lalu keluar. Luna menurut dia pun mandi di kamar Lee yang memang memiliki kamar mandi pribadi. Selesai mandi dengan mengenakan handuk yang membalut tubuhnya Luna keluar kamar mandi yang bertepatan dengan masuknya Lee kekamar.
”ma...maafkan aku..., aku hanya ingin mengambil pakaian ku ...” kata Lee sambil menutup matanya.
”kau ini kenapa malu dengan istrimu sendiri..., jangan munafik...masuk sana...” San Yuri mendorong Lee dan mengunci dari luar kamar Lee. Lee mencoba menggedor dengan sekuat tenaga sementara Luna membuka lemarinya yang tak berisi satu pakaian sedikitpun.
”ada apa? Kenapa belum berpakaian?” tanya Lee.
”tak ada pakaian di lemariku...” ucap Luna dengan keringat dingin. Entah mengapa dia mendadak menjadi sangat gelisah.
Lee mengecek lemari Luna dan Lemarinya sendiri yang memang tak ada pakaian satupun di situ. Lee yang bertelanjang dada mulai merasakan sesuatu saat melihat tubuh Luna yang hanya menggunakan handuk.
”kakak bodoh...” ucap Lee sambil mengelap keringat yang membasahi keningnya padahal mereka berada di ruangan berAC.
”lalu bagaimana denganku?” tanya Luna yang masih berdiri di tempatnya. ”aku akan memakai baju tadi saja...” putus Luna saat setengah berlari dia tersandung kaki kursi dan Lee menangkapnya. Keduanya saling pandang. Perlahan Lee mendekatkan bibirnya dan Luna menutup matanya. Keduanya berciuman dengan mesra hingga Luna tak sadar handuk yang telah di kenakannya telah lepas,dan tubuh Luna menempel dengan tubuh Lee.Dan pada akhirnya keduanya kembali bermesraan seperti pasangan pengantin baru pada umumnya.
* * *

San Yuri yang memberi obat aneh untuk adiknya yang akhirnya di ketahui Lee. Dia selalu berhati-hati saat San Yuri memberinya minuman dan makanan. Namun tetap saja San Yuri berhasil memasukkan obat itu hingga selama beberapa hari, Lee dan Luna melakukan hubungan suami istri mereka. Hingga seminggu kemudian...

Pagi itu Luna masih tertidur dalam pelukan Lee. Saat tiba-tiba Luna bangun karena menahan sesuatu, dan langsung berlari ke arah kamar mandi.
Tentu saja Lee jadi ikut terbangun dan menghentak lemas lagi akan kelakuan kakaknya. Saat iya mendengar Luna yang muntah di kamar mandi Lee langsung menghampirinya setelah mengenakan pakaiannya kembali. Lee menutupi tubuh Luna dengan handuk mandi Luna.
”ada apa?” tanya Lee agak khawatir dengan kondisi Luna.
Huek...., Luna terus muntah di westafel...”entahlah..., perutku terasa tak enak...” kata Luna jujur. Setelah di rasa tak mual lagi Luna mandi dan berpakaian. Keduanya turun kemeja makan setelah di panggil ibu Lee.
”ayo kita sarapan...” kata ibu Lee dengan wajah cerah.
Ayah Lee tenggelam dalam korannya.
”kak hentikan kau memasukkan obat itu di makanan kami...” ucap Lee tak suka pada kakaknya yang tertawa jahil.
”tapi kau suka kan Lee..., kau kan tak perlu khawatir lagi...” kata San Yuri sambil mengedipkan mata pada Luna yang sedang meminum jusnya. Tiba-tiba rasa mual itu kembali datang dan Luna cepat-cepat ke arah kamar mandi tamu yang ada di bawah.
”ada apa Luna?” tanya San Yuri yang langsung mengelus punggung Luna.
”entahlah kak..., aku merasa mual...” aku Luna lalu kembali muntah. Setelah merasa tak mual lagi Luna kembali keruang makan bersama San Yuri.
”ada apa Yuri?” tanya ibu Lee...,sambil menatap Luna.
”Luna..., apakah kau sekarang sedang....hamil?” tanya San Yuri pelan.
Lee yang sedang meminum jus jeruknya langsung tersedak dan ibu dan ayah Lee langsung memandang Luna yang juga tampak terkejut.
”kak.., kau mengada-ada...” ucap Lee tak percaya.
”Luna..., apakah kau terlambat datang bulan?” tanya San Yuri lebih spesifik tanpa mengacukan bantahan Lee.
Luna berfikir lalu mengangguk malu.
”wah..., Lee aku benar-benar kalah darimu...” ucap San Yuri dengan menyindir.
”ayah..., kita akan memiliki cucu...”ucap ibu Lee dengan gembiranya.
”kau tak percaya Lee...., aku memiliki alat tes kehamilan..., jika kau kurang percaya..., ayo Luna ikut aku...” San Yuri menarik Luna ke arah kamar mandi tak lama kemudian keluar.
”nah apa ku bilang hasilnya positif....” kata San Yuri dengan senang.
”selamat Lee...” ibunya mengecup pipi Lee lalu memegang perut Luna yang kini telah berisi kehidupan lain.
”jangan kecewakan aku nak..., lahirkan anak yang sehat...” pesan sang ayah sebelum kembali menyantap sarapannya.
Dengan wajah merah Lee memakan sarapannya.

Pagi itu Lee mengantarkan Luna untuk cek kehamilannya ke rumah sakit dan memang benar kandungan Luna sudah berumur empat minggu. Karena ada panggilan pekerjaan Luna langsung di bawa ke agencynya.
”selamat pagi nyonya Lee...” sapa orang-orang di kantor.
”pa..pagi...” kata Luna dengan gugup.
Luna menunggu Lee di ruang kerja bosnya saat Kim yang tiba-tiba masuk.
”Luna...” seru Kim.
”m..., Kim...”ucap Luna yang agak kaget.
”ada apa? Tumben sekali kau ke agency ini…, apa kau kesini bersama Lee?” tanya Kim sambil meletakkan topi dan duduk di depan Luna.
”ya aku bersama Lee...” ucap Luna sedikit takut.
”bagaimana pernikahan kalian? Apakah Lee memperlakukanmu dengan baik?” tanya Kim sedikit mencibir pada Lee.
”ya...,sangat baik..., suami yang sangat baik...” ucap Luna mulai berani.
”oh baiklah..., sekarang tentang dirimu...” Kim mengalihkan pembicaraan. ”oh ya mengapa kau mau menikah dengan Lee? Ku rasa kata-kata Lee di konfrensi pers dulu hanya bualan...”
”tidak..., kata-kata Lee benar..., begitulah kami bertemu...” bantah Luna.
”aku tak yakin..., kalian baru bertemu beberapa bulan yang lalu...., tak mungkin karena Lee mencintai Gyo..., kau tau itu...” sanggah Kim dengan senyum kemenangan.
”h...., kau tak akan mengerti apa arti cinta itu..., kau tak akan pernah mendapatkannya..., Lee benar-benar mencintaiku dengan tulus aku tau itu benar..., jika tidak untuk apa aku dan dia melakukan hal itu...” tantang Luna dengan sengit.
”bisa saja dia memaksamu...”
”tak ada yang memaksaku karena kami melakukannya atas dasar cinta...”
”Luna benar...” ucap Lee tiba-tiba telah berada di belakang Luna. “aku melakukannya kerena mencintainya..., kau tau jangan membuat istriku tegang karena perkataanmu..., aku tak ingin dia mengalami tekanan saat mengandung...” Lee merangkul Luna mesra.
”jadi Lee..., kau akan segera mempunyai anak?” tanya manager Jang histeris.
”ya Jang..., Luna mengandung 4 minggu...” ucap Lee meyakinkan sambil memandang Kim penuh kemenangan.
”wah selamat Lee...” ucap sang bos yang baru muncul.
”terimakasih bos...”
Kim yang merasa di cuekin langsung berdeham keras.
”aku ke sini Cuma ingin mengajukan diri di filem Hero itu...” ucap Kim dengan sombongnya.
”oh iya kebetulan sekali..., kau akan berperan sebagai pemeran ke dua Kim..., dan Lee menjadi pemeran utamanya...” ucap si bos lalu duduk di kursinya.
”apa aku hanya jadi pemeran ke dua saja?” tanya Kim dengan raut tak suka. Semua memandang ke arahnya.
”ya tentu saja..., kau mengharapkan apa? kau harus bersyukur karena masih mendapat peran, kecuali kau setenar Lee..., mungkin ada rumah produksi yang mau memakai mu...” si bos sibuk memeriksa berkasnya.
”ugh..., baiklah...” dengan marah Kim kemudian pergi.
Lee tertawa sesaat menatap kepergian Kim.

Luna menunggu Lee yang sedang pemotretan untuk sebuah sampul majalah kosmopolita.
Luna duduk di sebelah Jang di bawah payung, banyak fans Lee yang datang dan meneriaki Lee dengan kagum. Salah seorang fansnya menyadari keberadaan Luna dan menunjuk-nunjuk Luna dengan tidak sopan.
”kau lihat wanita yang di sana dia menjual dirinya agar bisa menikah dengan Lee...”
”benarkah..., aku tak menyangka...”
”kau tau ku dengar dia seorang wanita bar...”ucap salah seorang wanita lagi.
”pantas saja...., dia wanita penggoda rupanya",
”tidak hanya itu ku dengar juga Kim calon suami Gyo di goda olehnya...”
”sungguh mengerikan wanita itu....”
Luna yang mendengar langsung menatap dengan sedih. Dia mencoba untuk tidak perduli pada perkataan mereka.
”itulah resiko menikah dengan artis terkenal seperti Lee...” ucap Jang tiba-tiba.
Luna hanya diam, hingga kemudian berbicara, ”aku terlalu merepotkan kalian..., maafkan aku...”
”di lain sisi kau memang tidak salah..., tapi kau juga bersalah...,h...entahlah hidup ini memang berat..., kau tau bahkan Lee saja membuat ku taku..., saat dia melamar Gyo..., aku sudah tau akan begini jadinya...,sudahlah tak usah terlalu di fikirkan...” nasehatJang dan membuat Luna sedikit lega.
”kau tidak membenciku?”tanya Luna pelan.
Jang menatap raut wajah Luna, lalu mendesah pelan, ”aku tak pernah marah padamu ataupun Lee..., aku hanya menyayangkan sikap kalian saja..., tapi toh semua itu bisa diatasi sekarang aku hanya takut jika Lee bertindak gegabah maka karirnya akan hancur..., tapi aku tau tekat Lee sangat kuat dan aku percaya padanya...” ucap Jang dengan nada sangat bijak.
”terimakasih pak Jang...” ucap Luna di balas dengan senyum Jang.
Lee menyelesaikan pemotretannya hingga siang, kemudian dia mengajak Luna kesebuah restoran
”kau ingin pesan apa?” tanya Lee sambil membaca menu.
“aku tak ingin makan…” kata Luna.
”pilih saja yang kau mau aku yang membayar...” ulang Lee.
”aku ingin makan topoki dan kimchi..., juga telur gulung...” kata Luna, hingga Lee menatap Luna dengan aneh.
”kau ingin makan di pinggiran itu?”
”ya...” jawab Luna dengan keinginan yang sangat mendalam.
”aku tidak mau..., pilih saja yang ada di sini...” kata Lee tegas.
”kau saja yang makan aku bisa membeli sendiri kok...”tegas Luna sambil akan beranjak ketika Gyo menyapanya.
”apa kalian ada masalah?” tanya Gyo.
”Gyo..., sedang apa kamu di sini? Dan...” ucap Lee tak meneruskan ketika melihat Kim di belakang Gyo dan pandangan mencela menatapnya.
”aku dan Kim sedang makan..., kita bisa duduk berempat kalau kalian mau...”Gyo menyarankan.
Lee memandang ke arah Kim yang menatapnya dengan pandangan mengarah selalu pada Luna, ”tidak..., maksudku Luna ingin makan di tempat lain...” tolak Lee lalu menggandeng Luna.
”em...Lee...maaf aku tidak bisa datang kepernikahanmu....” ucap Gyo menghentikan langkah Lee.
”aku tak apa-apa..., oh iya...jika kalian menikah jangan lupa untuk mengundangku..., aku dan Luna pergi dulu..., ayo sayang....” ucap Lee lalu menggandeng Luna pergi.
Gyo menatap kepergian Lee dengan sayu.

”ayolah...kumohon...” kata Luna memelas.
”baiklah...baiklah...” Lee meminggirkan mobilnya. Luna langsung turun dan mengarah kepedagang makanan di pinggir jalan.
Dalam sekejap Luna telah habis beberapa tusuk telur gulung dan beberapa topoki.
”dasar rakus....” ucap Lee sambil menjitak kepala Luna, Lee memakai kacamata dan topi agar tidak ketahuan.
”biar saja..., aku memang lapar kok..., mau coba?” Luna menyodorkan telur gulungnya pada Lee yang menolak dengan memalingkan waajahnya.
”aku tidak mau sudahlah cepat...” kata Lee tak suka.
”jangan menolah Lee, ayo buka mulutmu...” paksa Luna hingga akhirnya Lee memakannya dengan sedikit penolakan tentu saja. ”enakkan rasanya?” tanya Luna lalu memakan satu topoki lagi.
”huh..., lumayan..., ucap Lee kali ini dia yang mengambil sendiri telur gulungnya.
Keduanya makan sangat banyak hingga orang-orang heran dengan mereka.
”kalian pasangan yang serasi sekali...” ucap penjual makanan.
Luna memandang Lee lalu tersenyum, ”terimakasih....”
”sebaiknya kita kembali...” ucap Lee.
”tunggu...” ucap Luna lalu membungkus beberapa makanan.
”kau ini..., untuk apa?”
”sudahlah..., ayo kembali...” kata Luna dengan cueknya dan mulai makan lagi.

Sesampainya di rumah...
”kalian sudah pulang? Apa hasilnya Lee?”tanya sang ibu dengan tak sabar.
”sudah 4 minggu bu...” jawab Lee lalu duduk di ruang tamu. ”siapa yang memasang foto itu bu?” seru Lee saat di lihatnya foto pernikahan mereka terpasang di ruang tamu.
”aku yang memasang Lee...”ucap sang ayah.
”ayah...” kata Lee dengan wajah memerah karena yang di pasang di ruang tamu adalah foto besar pernikahan Lee dan Luna saat mereka berciuman dengan sangat mesra.
”sudahlah Lee..., ayo kita berfoto aku ingin mengabadikan kehamilan Luna...” ucap San Yuri tiba-tiba sambil memegang kamera.
”kak..., kau ini...” kata Lee dengan malas lalu mendekat ke arah Luna.
Satu foto keluarga telah selesai. Luna membantu ibu Lee memasak dan masakan Luna cukup mendapat pujian. Setelah menonton bersama keluarga Luna yang terlebih dahulu kekamar baru beberapa saat kemudian diikuti Lee.
Luna belum tertidur saat Lee tidur di sebelahnya.
”kenapa kau belum tidur?” tanya Lee sambil menatap Luna.
”aku tak bisa tidur..., aku...” Luna mengelus perutnya, ”aku berfikir apakah aku siap?” ucap Luna balas menatap Lee.
”h...” Lee memiringkan badannya kepalanya di angkat dengan di tumpukan ke tangannya, ”siap ataupun tidak..., kita akan segera mempunyai anak...”
”m...”angguk Luna. ”kau ingin memegang Lee?” tanya Luna.
”apa aku...”kata Lee dengan gugup. Tanpa mendapat persetujuan Lee, Luna langsung menarik tangan Lee untuk memegang perutnya.
”masih terlalu kecil..., kau tak akan merasakannya tapi kau bisa memahaminya...”ucap Luna pelan sambil memejamkan matanya.
Lee mulai hanyut dan akhirnya keduanya tertidur dengan tangan Lee memegang perut Luna dan tangan Luna menggenggam tangan Lee.

Luna akhirnya memutuskan untuk meneruskan kuliahnya. Dan Lia dengan setia terus menemaninya. Namun tak semua tanggapan baik poada Luna. Ada yang mencibir dan bahkan berusaha mencelakakannya. Itu semua karena kecemburuan para fans Lee yang membuat mereka gelap mata. Saat kandungan Luna berjalan 2 bulan Luna mengalami masalah.
”LUNA....”ucap Lia dengan kencang nya saat seorang wanita mendorong Luna hingga jatuh dari tangga. Untung seseorang sempat menolongnya. ”Luna..., kau tak apa?” tanya Lia.
”y...ya...”jawab Luna dengan gemetar hebat.
”terimakasih...” ucap Lia pada penyelamat Luna.
”m...sama-sama....”
”ayo Luna....” Lia membantu Luna berdiri namun Luna langsung merintih sambil memegang perutnya. “Luna..., ada apa?”
“h...h...” nafas Luna terengah saat ada darah keluar dari paha Luna.
”dia mengalami pendarahan...” ucap laki-laki itu lagi.
”lalu bagaimana ini?” tanya Lia panik.
”aku akan menelfon ambulance...”
Tak lama Luna di bawa kerumah sakit. Untung pendarahannya tak berakibat buruk dengan kandungannya. Luna tertidur tenang ketika Lee datang.
”apa yang terjadi?” ucap Lee sambil memandang Luna.
”ada yang sengaja mendorongnya dari tangga..., untung dokter ini menyelamatkan Luna...”ucap Lia sambil menunjuk penyelamat Luna tadi.
”Jun Hee...”seru Lee.
”Lee...” keduanya saling berpelukan erat.
”lama tak bertemu Lee..., kau sehat...?” tanya Jun Hee keduanya melepas pelukan mereka.
”ya aku sangat sehat..., bagaimana dengan mu? Bukankah kau di amerika?”
”aku sehat tentu saja..., aku sudah kembali beberapa minggu lalu dan aku sekarang bekerja di sini...” jawab Jun Hee. ”oh iya..., itu istrimu...?” tanya Jun Hee sambil memandang Luna.
”ya..., bagaimana keadaannya?” tanya Lee kini menatap sedih Luna.
”dia dan kandungannya baik-baik saja..., hanya mengalami pendarahan namun tak membuat fatal..., syukurlah anak-anakmu selamat...” Jelas Jun Hee sambil membaca catatannya.
”syukurlah...” Lee membelai kening Luna.
”tunggu, maksud dokter dengan ’anak-anakmu’...Luna...” sanggah Lia.
”ya..., dia sedang mengandung anak kembar...” jelas Jun Hee lagi.
”a...apa...!!!” seru Lee tak percaya.
”ku kira kau sudah tau Lee...?” ucap Jun Hee mengerutkan alisnya.
”tidak...aku tak tau jika aku akan...” putus Lee menatap Luna.
”sebaiknya kau lebih menjaga istrimu..., kau tau banyak fansmu mencoba untuk mencelakakan istrimu..., tentu saja faktor tidak suka pada istrimu...” saran Jun Hee.
Lee hanya terdiam tak menjawab sambil terus memandang Luna.

2 hari Luna masih di rawat di rumah sakit...
“kenapa kau tak bilang lee jika kau akan memiliki anak kembar...” omel San Yuri.
“kakak tau dari mana?” tanya Lee sambil meletakkan sekeranjang buah di sebelah Luna yang sedang memakan apel dengan lahapnya.
“Jun Hee yang mengatakannya padaku..., kau ini...memang luar biasa...” goda San Yuri lagi yang membuat Lee merasa jengah.
“apa maksud kakak?” kata Lee dengan bersungut, Luna hanya tertawa kecil melihat Lee dan San Yuri yang masih saja menggoda adiknya.
“Lee..., kau tidak kerja?” tanya Luna setelah candaan kakakberadik itu selesai.
“tidak ada job hari ini..., aku bisa mengantarmu pulang...” kata Lee lalu duduk di sebelah tempat tidur Luna. San Yuri yang tau akan sikon selanjutnya diam-diam pergi.
“ada apa Lee?” tanya Luna yang heran pada Lee yang menatap perutnya. Luna kemudian mengerti dan menarik tangan Lee keperutnya.
“ada dua..., aku tak menyangka...” ucap Lee tetap tenang.
“ya..., dua...”
Saat keduanya sedang dalam keadaan romantis tiba-tiba Gyo dan Kim datang.
”sepertinya kami mengganggu kalian ya?” tanya Gyo merasa tak nyaman.
”sudahlah Gyo ayo kita masuk saja..., toh mereka tak akan merasa terganggu dengan kita...” kata Kim dengan cueknya lalu memberikan buket bunga mawar merah pada Luna. ”lama tak bertemu Luna..., aku terkejut mendengarmu masuk rumah sakit..., apakah suamimu tidak menjagamu?” sindir Kim pada Lee yang mulai tersulut amarahnya.
”tidak Lee menjagaku dengan baik..., hanya saja akulah yang kurang hati-hati...” balas Luna.
”maafkan Kim Luna...Lee..., dia hanya asal bicara..., ayo Kim sebaiknya kita pulang saja...” ucap Gyo lalu menarik Kim pergi.

Setelah keluar dari rumah sakit Luna di jaga ketat oleh keluarga Lee. Bahkan saat kuliah Luna mendapatkan pengawalan ketat dari bodyguard yang di sewa oleh Lee. Kini perut Luna sudah membesar dan memasuki masa 5 bulan. Agaknya Luna kepayahan membawa perutnya.
”kau duduk saja..., aku tak akan lama setelah pemotretan...” kata Lee setelah menjemput Luna di universitasnya. Luna duduk di ruang tunggu sambil menatap Lee yang sangat tampan dengan make-up ghoticnya.
”hai Luna...” sapa Gyo lalu duduk di sebelah Luna.
“m...apakabar Gyo...”
“buruk tentu saja..., kau sudah tau sendiri pernikahan ku dengan Kim gagal karena ulahnya...”
Luna tak mengungkit lagi dan keduanya hanya diam.
“kau tau..., aku fikir sekarang aku menyesal dengan keputusanku dulu...” kata Gyo sambil menatap Luna kali ini dengan tatapan lain. “aku menyesal..., mengapa tak ku terima saja lamaran Lee..., jika tidak aku sekarang ada di posisimu..., bahagia dengan keluargaku...” ucap Gyo yang membuat Luna terkejut. 

To Be Con...
* * *

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© Yuna World 유나, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena