Welcome to my world,Im 유나ArataJJ admin @KBPKfamily ,author &a someone who likes to fantasize.. Thank for visit ^^

Kamis, 13 Januari 2011

FF~MIRACLE (ONE SHOOT)


MIRACLE
 BY_hermailinda aka YUNA

“apakah kamu percaya pada keajaiban? Apa keajaiban itu memang ada atau hanya dongeng belaka? Keajaiban hanyalah untuk orang-orang yang percaya saja...., bagi wanita penyakitan seperti aku tak ada gunanya keajaiban itu atau bahkan mungkin tak akan pernah ada...., benarkah? Atau aku hanya hanyut dalam penderitaanku saja? Mengapa tak ada yang mampu menolongku? Mengapa duniaku hanya terbatas di tempat aku berpijak saja? Jika keajaiban itu memang ada..., apakah waktu dapat di putar kembali?”

Winter 2004,di Osaka...
”kau tak akan bisa pergi Arrie..., lihatlah cuacanya sangat dingin...”ucap seorang wanita setengah bayadi sebuah rumah kecil.
”bu..., kau tak perlu mengkhawatirkanku...., aku akan bekerja...ibu tenang saja penyakitku tak akan kambuh...”ucap Arrie sambil tersenyum lembut pada ibunya.
Wanita itu hanya mendesah ringan lalu mengambil mantel di sebelahnya,”jangan sampai kau kedinginan...”ucapnya lalu mengecup kening anaknya.
”ya bu..., aku pergi dulu...”ucap Arrie. Sebelum keluar dia tersenyum pada ibunyakemudian menutup pintudan bersandar pelan,”aku tak akan apa-apa...”yakin Arrie kemudian melangkah pergi. Tatapannya nanar menatap pasangan yang sedang berkencan di taman ataupun keluarga yang sedang berkumpul di restoran,sudah 3 tahun ibunya bercerai dengan sang ayah yang tinggal di Seoul, sebelum akhirnya sang ibu membawa Arrie ke tempat kelahirannya untuk menetap. Arrie terus melangkah menuju tempat kerjanya di sebuah mini market tak jauh dari rumahnya.
”selamat malam bos....”ucap Arrie setelah melepas mantelnya.
”malam..., syukurlah kau cepat datang..., Naomi sedang sakit dia tak bisa datang..., kau jaga kasir saja bersama Yui ...cuaca sangat dingin...hangatkan dirimu sebelum penyakitmu kambuh...”pesan Kenta bos di tempat kerja Arrie.
Arrie mengangguk lalu mengganti pakaiannya dengan pakaian kerja.
”selamat datang....”ucap Arrie dengan ramah pada setiap para pelanggan. Hingga jam kerja Arrie hampir berkahir dan serombongan siswa datang.
”kurasa hampir setiap hari dia datang kesini setelah kau datang...”bisik Yui sambil menatap seorang siswa.
”jangan bercanda..., itu membuatku jengkel..., mereka hanya akan membuat onar....”ucap Arrie memandang tak suka siswa itu.
”tapi lihat dia menatapmu terus dari tadi...”bantah Yui.
Arrie hanya mendengus kesal lalu meneruskan pekerjaannya hingga para siswa itu datang padanya akan membayar.
”majalah dan minuman ringan? Hanya itu?”tanya Arrie dengan ketus,”semuanya 50 yen...”ucap Arrie cepat.
”wah ku rasa dia tak menyukaimu Taemin...,nona ini sekalian kau hitung....”ucap salah seorang temannya.
”bodoh...., jangan membuatnya semakin berfikir negative denganku..., maafkan dia nona...”ucap Taemin lalu mengambil kantung belanjaannya.
”terimakasih...”ucap Arrie singkat. Rombongan siswa itu kemudian pergi.
”kau terlalu galak Arrie...”ucap Yui sambil menyenggol bahu Arrie.
”jangan beri dia hati Yui..., sudahlah mulai bekerja...”ucap Arrie tanpa perduli kata-kata Yui.
”sepertinya dia meninggalkan majalahnya....”ucap Yui saat menyadari majalah yang di beli Taemin tertinggal.
”nanti juga dia kembali...”kata Arrie tanpa perduli.
”bodoh..., sana kau kembalikan....dia tak akan menyadarinya hingga besok..., kau tega apa? Lihatlah salju akan turun sebentar lagi...”omel Yui yang langsung mendorong Arrie,”kau harus ramah padanya ingat dia pelanggan setia kita....”ucap Yui sebelum Arrie dengan wajah jengkel mengambil mantelnya dan meraih bungkusan majalah itu,”baiklah madam....”ucap Arrie lalu berlari keluar.
”ARRIE....”pekik Yui kesal.
Arrie terus berlari, hingga mendapati Taemin yang akan berbelok.
”tu...tunggu...”pekik Arrie hingga Taemin menoleh.
”kau...?ada apa?”tanya Taemin.
Arrie mencoba mengatur nafasnya namun penyakit asmanya kembali kambuh,”h...h...h...”nafas Arrie tak beraturan.
”hei...ada apa?”tanya Taemin panik lalu menahan tubuh Arrie yang akan terjatuh,”kau harus menghangatkan diri....”putus Taemin lalu menuntun Arrie ke rumahnya yang tak jauh dari situ.
Arrie hanya menurut, dan terus memegang dadanya mencoba tenang.
”ini...., pakai selimut ini dan minum teh hijau ini...”ucap Taemin dengan cepat sambil mencari barang-barang yang di butuhkan.
Tak lama, perlahan penyakit Arrie mulai tenang hingga akhirnya tak terasa lagi.
”trim’s...”ucap Arrie sambil meminum teh hijaunya.
”sudahlah..., kau tak apa-apa kan?”tanya Taemin lalu duduk di depan Arrie.
Arrie hanya menggeleng kuat lalu tertunduk,”maaf merepotkan...., penyakitku memang menyebalkan....”.
”memangnya kau sakit apa?”tanya Taemin penuh keingin tauan,”berapa umurmu?”.
”dadaku..., sesak....”hanya itu jawaban Arrie yang terus terdiam.
”kau benar-benar tak ingin menjawab pertanyaanku?, baiklah...di mana rumahmu? Biar ku antar...”katanya lagi lalu beranjak.
”tidak perlu...,aku masih ada shift...., aku hanya ingin mengantarkan majalahmu yang tertinggal...”ucap Arrie lalu melepaskan selimut yang meliliti tubuhnya.
”cuaca dingin..., aku tak ingat kalau aku sudah meninggalkan majalah...”Taemin mengerutkan alisnya,”sudahlah..., terimakasih..., aku akan mengantarmu...”.
”tidak...tidak usah..., aku sudah merepotkanmu trims...”Arrie segera beranjak keluar sebelum Taemin memaksanya lagi,”sekali lagi terimakasih....”
”tunggu....hei...tunggu....”Taemin mencoba mengejar Arrie yang setengah berlari lalu meraih lengannya.
”lepaskan aku...”ucap Arrie dengan nada marah.
”ups..., maaf...aku tak bermaksud mengganggumu kok...., aku hanya...., maafkan aku jika kau merasa terganggu....”ucap Taemin lalu menunduk dan berbalik.
Arrie menatap punggung Taemin yang berjalan dengan gontai,”kau tidak mengganggu..., aku hanya merasa tak enak padamu..., umurku 17 tahun..., dan aku tak bersekolah karena penyakitku..., trims...”Arrie kemudian berjalan cepat sebelum Taemin sempat berbalik dan menatapnya yang berbelok di tikungan.

Seminggu setelah itu...,Arrie yang tak masuk kerja karena sakit mendapat kunjungan mendadak dari Taemin.
”lihat Arrie..., temanmu datang....”ucap sang ibu dengan wajah cerah.
Arrie yang sedang tertidur di sofa langsung bangkit dan sempat oleng namun dengan sigap Taemin memegang pinggangnya.
”ibu akan meninggalkan kalian berdua...”senyum sang ibu lalu menuju dapur.
Keduanya terdiam dan masih dalam posisi itu Arrie tersadar.
”ehm...,maaf...”ucap Arrie lalu bergerak mundur.
”maaf jika aku tiba-tiba datang...”ucap Taemin dengan perasaan bersalah,”aku hanya khawatir padamu...”.
Arrie hanya menunduk dan tak menatap Taemin yang makin merasa bersalah.
”baiklah..., aku lebih baik pergi saja...”Taemin mengambil jaketnya kemudian menuju pintu dan sempat berkata,”nyonya saya pulang dulu....” perlahan Taemin membuka pintu dan sempat menatap Arrie kemudian pergi.
”Arrie..., kenapa dia pulang cepat?”tanya sang ibu dengan heran.
”dia yang mau bu...”ucap Arrie berpura-pura tak perduli.
”kau mengusirnya?”selidik sang ibu.
”ti...tidak bu...”kata Arrie.
”kalau begitu kenapa dia pergi? Padahal di luar salju sedang turun...”ucap sang ibu lalu menatap keluar jendela.
Arrie ikut menatap keluar jendela lalu berseru,”bu aku keluar sebentar...” Arrie segera mengenakan mantelnya lalu mengambil sarung tangan dan kemudian pergi dengan cepat.
”Arrie..., jangan berlari...!!!”pesan sang ibu setengah berteriak.
Tanpa memperdulikan perkataan ibunya Arrie terus berlari hingga menemukan Taemin di simpangan jalan.
”tunggu....”ucap Arrie setengah berteriak hingga Taemin berbalik.
”kau...., bukankah kau tak boleh keluar rumah...”omel Taemin yang langsung mengenakan syal pada Arrie.
”kau lupa ini...”Arrie menyerahkan sarung tangan Taemin yang tertinggal,”aku hanya minta maaf padamu aku tak bermaksud seperti itu aku hanya kaget itu saja...., aku senang kau datang kerumahku...”ucap Arrie dengan wajah yang memerah lalu berbalik,”itu saja..., aku pergi dulu...”.
”tunggu...”ucap Taemin yang langsung menahan langkah Arrie,”aku akan mengantarmu...”ucapnya.
”tidak aku...”
”aku akan tetap mengantarmu suka atau tidak....”kata Taemin dengan tegas dan membuat Arrie terdiam. Keduanya brjalan bersama dan terus terdiam.
”mengapa kau terlalu baik padaku?”tanya Arrie dengan suara kecil.
Taemin hanya diam dan menatap Arrie lekat,”apa salah?”
”jika kau hanya kasihan padaku..., itu salah...”ucap Arrie dengan nada tegang.
”jika aku menyukaimu..., apa itu salah?”tanya Taemin dan membuat langkah Arrie terhenti. ”kenapa?”
”jangan bercanda denganku...”ucap Arrie tak suka.
”aku tak pernah bercanda denganmu..., aku serius...”ucap Taemin yang langsung mengangkat wajah Arrie,”tatap mataku apakah aku berbohong atau jujur padamu...”
Arrie menatap mata Taemin dan tanpa dia sadari air matanya jatuh.
”maaf...”ucap Arrie yang berusaha melepas pandangan dari Taemin.
”kenapa?, kau marah padaku? Maafkan aku...”ucapnya,”aku hanya ingin kau tau bahwa aku menyukaimu....”Taemin menyeka air mata Arrie lalu memeluknya,”kau tak pernah lepas dari fikiranku..., kau tau...sejak kau bekerja...di toko itu yang hanya ingin ku lihat adalah dirimu...”.
”jangan mempermainkanku...”kata Arrie dengan suara kecil.
”aku bersungguh sungguh...atau kau ingin aku bersumpah?”kata Taemin dengan tegas.
”mengapa?”
”apa harus ada alasan? Aku menyukaimu semuanya Arrie Chan..., tak terkecuali penyakitmu...., aku mengetahuinya dari ibumu tadi...., apapun jika kau mau aku akan selalu bersamamu...”ucapnya dengan yakin.
Arrie terdiam lalu melepas pelukan Taemin dan menatap Taemin ragu,”jangan pernah tinggalkan aku...”ucap Arrie kemudian dengan senyum menghiasi wajahnya.
”selamanya....,tak akan pernah...”ucap Taemin lalu mebali memeluk, di tengah turunnya salju keduanya saling bertatapan saat Taemin menyunggingkan senyum, Arrie membalas senyumnya lalu menutup matanya saat bibir Taemin menyentuh bibirnya.

Spring 2005,di Osaka...
”aku tak berani Taemin..., aku takut jika aku pergi terlalu jauh penyakitku....”ucap Arrie ragu saat Taemin mengajaknya ke pantai.
”kau tak ingin selamanya tak pernah melihat pantaikan? Aku akan menjagamu...”janji Taemin.
Arrie yang ragu hanya terdiam,”aku...”
”tak perlu khawatir...., kita akan bersama pamanku..., dia seorang dokter..., aku akan mengenalkannya padamu...percayalah padaku...”ucapnya dengan yakin.
Selama ini Taemin selalu membantunya, bahkan hingga 3 bulan setelah mereka jadian penyakit Arrie tak pernah kambuh hingga faktor itu yang membuat Arrie akhirnya mengangguk,”baiklah aku akan mencoba...”
Keduanya merencanakan kepergian mereka kepantai dengan matang, mulai dari obat Arrie hingga pantai yang akan mereka kunjungi dengan klinik terdekat hingga tiba hari keberangkatan.
”ini pamanku...., Nam Gil...dia baru pulang dari korea...kau tau aku dan dia hanya berbeda 6 tahun...”ucap Taemin memperkenalkan seorang pria yang langsung menatap aneh Arrie.
”Arrie,,,”ucap Arrie dengan cepat.
”oh...mm..., Nam Gil....”ucapnya sambil setengah tersenyum.
”ada apa? Oh iya paman kak Tokine akan ikut..., nah itu dia....kak...”ucap Taemin sambil melambaikan tangan pada kakaknya yang datng dengan mobil van.
”hai..., maaf lama...ternyata buat meminjam mobil ini dari kakek saori susah.. ayo..., eh kau belum mengenalku kan...”ucap Tokine sambil tersenyum pada Arrie,”aku Tokine..., kakak Taemin... aku mengenalmu karena Taemin sering menceritakan tentangmu padaku...”kata Tokine lagi.
Arrie menatap Taemin yang langsung tersenyum,”sudahlah ayo kita berpetualang....”ucapnya dengan semanangat lalu menggandeng Arrie masuk ke dalam mobil.
Selama di perjalanan Taemin terus menghibur dan membuat Arrie lupa jika mereka sudah menempuh waktu 2 jam perjalanan.
Setibanya di pantai....
”ayo Arrie....”ucap Taemin yang langsung menarik Arrie menuju pantai.
Taemin membuat Arrie lupa segalanya, lupa penyakitnya dan lupa akan rasa takutnya terhadap perjalanan jauh dan itu yang membuat Arrie yakin padanya.
Usai berenang, Taemin dan kakaknya pergi membeli cemilan sementara Arrie dan Nam Gil menunggu di bawah payung pantai.
”kau....dari jepang?” tanya Nam Gil tiba-tiba.
”aku? Tidak...., aku dari korea baru pindah beberapa tahun lalu...” ucap Arrie yang terus menatap pantai.
”benarkah? Apakah kau tinggal bersama ayahmu seorang dokter di korea?”tanyanya dengan hati-hati.
Arrie menatap lekat Nam Gil,”dari mana kau tau?” tanya Arrie heran.
”kau tak mengingatku?”tanya Nam Gil balik.
Arrie menggeleng,”kau pamannya Taemin...”
”tidak..., bukan....bukan itu...kau tak ingan padaku? 3 tahun yang lalu....di korea....”ucapnya dengan hati-hati.
”jangan mengada ada...., aku tak pernah mengenalmu....”kata Arrie yang langsung bangkit dan berjalan menjauh namun Nam Gil mengikutinya,”jangan ikuti aku...”Bentak Arrie.
”kau benar-benar tak mengingatku? 3 tahun yang lalu kita saling berjanji..., dan akulah yang menyebabkan kau sakit Arrie...”ucapnya sambil menarik tangan Arrie.
”lepaskan...”ucap Arrie dengan marah,”maaf aku tak mengenalmu sebelum Taemin mengenalkanku....”kata Arrie garang.
”tidak...., kau...kau Arrie ku..., kita pernah berjanji akan selalu bersama 3 tahun yang lalu sebelum aku membuatmu kecelakaan hingga kau masuk jurang...”ucap Nam Gil cepat.
Arrie langsung terdiam, sekelebat ingatannya kembali kemasa lalu saat dia dan Nam Gil lari bersama karena ayah Arrie tak merestuinya, Nam Gil meninggalkan Arrie yang sedang tertidur untuk membeli minuman namun Nam Gil yang lupa menurunkan rem tangan membuat mobil itu berjalan hingga masuk jurang. Arrie yang ada di dalamnya di larikan kerumah sakit dan mengalami penyumbatan didiada hingga dia mengalami sesak nafas. Ingatan itu membuat Arrie mundur beberapa langkah dan berteriak.
”TIDAK...”teriak Arrie yang langsung terduduk dan meremas rambutnya.
”Arrie...”ucap Nam Gil yang berusaha mendekat namun Arrie langsung memberontak dan lari hingga menabrak Taemin yang baru datang.
”Arrie..., ada apa?”ucap Taemin bingung.
”aku ingin pulang....aku ingin pulang....”pinta Arrie yang membuat bingung Taemin hingga dia mengabulkan permohonannya.
Keempatnya terus diam dalam perjalanan, saat Taemin mengantarkan Arrie kerumahnya, keduanya terus diam hingga tanpa kata Arrie langsung masuk ke dalam rumahnya dan meninggalkan Taemin di depan rumahnya.

Hingga 2 minggu lamanya Arrie mengurung diri di kamarnya. Arrie sama sekali tak mengangkat telepon dari Taemin atau membalas smsnya hingga Arrie terpaksa memenuhi permintaan Taemin yang mengancam akan menunggunya semalaman di taman.
Malam itu Arrie memenuhi permintaan Taemin untuk makan malam di restoran setelah Tokine datang kerumahnya tadi pagi dan membawa bungkusan gaun utnuk Arrie.
Arrie terus menunggu di restoran hingga Nam Gil datang.
”mau apa kau ke sini?” ucap Arrie tak suka.
”h...h...” ucap Nam Gil dengan nafas yang terburu,”aku hanya ingin menjemputmu....h...h..., Taemin dia mengalami kecelakaan saat akan mengambil kalung untuk hadiah ulang tahunmu...”ucapnya sebelum amarah Arrie kembali meledak.
Arrie terdiam mematung lama hingga air matanya tumpah,”aku...aku ingin menyusulnya...”
”ayo....” nam Gil segera membawa Arrie ke rumah sakit, sesampainya di sana keduanya menuju UGD di mana Tokine menunggu keduanya.
”taemin ingin bicara denganmu....”ucap Tokine dengan suara serak dan mata yang sembab.
Dengan langkah berat Arrie masuk ke kamar dan berdiri di sebelah tempat Taemin terbaring setengah sadar sambil tersenyum menatap kedatangan Arrie.
”bodoh...”maki Arrie.
”...”Taemin tersenyum dalam masker oksigennya,”kau cantik....”
Arrie tak kuasa menahan air matanya dan menangis di samping Taemin yang langsung menggenggam tangan Arrie,”aku mencintaimu Arrie..., selamanya...., maafkan aku tak bisa menepati janjiku...., aku sudah mengetahui segalanya termasuk kau dan paman...” ucapnya terus tersenyum pada Arrie,”jangan menangis lagi... aku tak ingin melihatmu berantakan...”.
”apa yang kau katakan!!!” bentak Arrie marah.
”ugh....”rintih Taemin,”maa....maafkan aku Arrie..., aku...aku tak ingin meninggalkanmu tapi....,, aku ingin kau menerima hadiah ...u...ulang ta...hun dariku.....”ucap Taemin sambil mengeluarkan untaian kalung yang terus dia genggam,”happ...happy birthday Arrie..., aku....men....cintaimu....aku tau ci...cinta paman lebih besar dariku....., co....cobalah utnuk mengingatnya...buat lah...keajaiban...mu......tanpa ku.....aku....sangat mancintai...mu....”kata-kata itu adalah kata-kata terakhir Taemin yang langsung menutup matanya sambil tersenyum.
Arrie terdiam saat tangan Taemin terkulai, Arrie mendekat dan menyentuh wajah Taemin,”Taemin...jangan membohongiku lagi....Taemin....TAEMIN..........”teriak Arrie yang membuat Tokine dan Nam Gil langsung masuk ke dalam keduanya langsung terduduk lemas saat tau kenyataan sebenarnya taemin telah pergi.

Musim Panas 2005,....
Arrie hanya berdiri dan terus terdiam di kamarnya sepeninggal Taemin, hatinya hancur dan tak ada harapan. Dia terus berfikir tuhan tak adil padanya dan tak percaya pada keajaiban.
Musim Gugur 2005,...
Arrie mendapat surat terakhir dari Taemin yang di tulisnya sebelum meninggal, surat itu berisi cerita dia saat bertemu hingga detik terakhirnya. Arrie menangis seharian kala itu dan terus memeluk surat dari Taemin. Dan terus mengingat kata-kata Taemin,”carilah bintang keajaibanmu sendiri aku akan membantumu dari jauh....”

Musim Semi 2010, 5 tahun kemudian...
”hanya heran..., kau pada akhirnya berubah..., surat Taemin masih kau simpan?”tanya Tokine saat keduanya bertemu di makam Taemin.
”ya kak..., kurasa itu jimat penting untukku....” senyum Arrie.
”syukurlah...., dan Nam Gil?”tanya Tokine.
”kami masih berteman...”ucap Arrie.
”dia selalu menunggumu....”ucap Tokine lalu segera tersenyum saat Nam Gil datanga mendekat,”aku pergi dulu...”
”hati-hati kak...”
”ya...”sahut Tokine lalu menjauh.
”ayo pergi kurasa ayahmu sudah menunggumu...”ucap Nam Gil.
”tak usah repot menjemputku aku kan bisa naik taksi...”senyum Arrie lalu meletakkan buket bunga dan berdoa.
”aku tetap menunggumu...”
Arrie tersenyum,”seperti Taemin saja...”
”aku menunggumu Arrie...”Nam Gil menghadap makam Taemin lalu brekata,”aku ingin mengatakan cintaku pada Arrie..., kau tidak keberatan kan Taemin?”
Arrie terdiam dan menatap Nam Gil, saat itu angin berhembus lembut.
”thank’s...”ucap Nam Gil perlahan,”sekarang aku tinggal menunggu jawabanmu...”
Arrie berbalik,”aku tak mungkin melupakan Taemin...”
”aku tau...”
”aku egois...”tambah Arrie.
”aku tau....”
”aku tak suka diingkari janji...”
”aku tau....”
”aku tak ingin kaumengingkari janjimu...”ucap Arrie,”jangan tinggalkan aku lagi....”ucap Arrie lalu berbalik dan tersenyum pada Nam Gil.
”aku tau...”Nam Gil membalas senyum Arrie lalu mengangkat wajah Arrie dan menciumnya. Perlahan angin berhembus lembut menyapu bunga sakura yang jatuh dengan indahnya menyambut keajaiban itu.

SELESAI................

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© Yuna World 유나, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena