Chap. 4
(opening ost. Spring in love- ‘time to love’ T-ara ft supernova)
“Umma…”seru frans yang langsung menghampiri Lina yang tertunduk sambil memegangi perutnya.
“umma tidak apa-apa sayang…” ucap Lina sambil menahan sakit di perutnya.
Frans terus menatap Lina lekat, Lina tersenyum pada Frans agar tidak mengkhawatirkannya.
”umma..., di mana appa??” tanya Frans.
”e...entahlah...”sejenak Lina terduduk. Tak lama terdengar suara ketukan pintu dan tanpa perintah Frans membukakannya meskipun harus menaiki sebuh kursi.
”ah...maaf anak manis ..., apakah ada orang di rumah ini?”tanya wanita itu pelan sambil membantu Frans turun dari kursi.
”akh....”pekik Lina, Frans segera berlari diikuti wanita itu.
”Lina...”
” Ma...Ma...e Kyung”kata Lina yang terduduk di lantai sambil memegangi perutnya. Mae Kyung langsung membantu Lina duduk dan mengambilkan air hangat untuknya. Sementara Frans duduk di sebelah Linda yang sedang bermain kunci.
”kau sudah baikan?” tanya Mae Kyung dengan cemas.
Lina mengangguk kuat lalu menegakkan duduknya ketika pintu rumahnya kembali di ketuk. Lina beranjak namun Mae Kyung menahannya.
”biar aku saja...”Mae Kyung segera menuju pintu, namun Lina yang penasaran memaksakan diri meenuju pintu.
”ya..., di sini rumah Hyun Jong..., ada apa ya?”tanya Mae Kyung pada 2 orang polisi.
“kami hanya ingin mengabarkan jika tuan Hyun Jong mengalami kecelakaan…, dan sekarang dia berada di rumah sakit Chula Longkorn…”jelas salah seorang polisi.
“APA….TIDAK…”pekik Lina histeris. Dia terduduk lemas, tangisnya pecah. Mae Kyung langsung menenangkan Lina,”ti...tidak....semua pasti bohong kan..., semua bohong...”ucap Lina tak percaya.
”Lina tenangkan dirimu...”ucap Mae Kyung. Namun Lina yang tak perduli langsung membawa Linda dan Frans kerumah sakit bersama Mae Kyung dengan menumpang mobil polisi.
Sesampainya di ICU...
”nyonya...”pekik Lina pada ibu Hyun Jong yang telah berada di depan ICU dengan air mata membasahi matanya.
Sejenak Wanita itu menatap Lina dengan marah,"Menjauh kau.........,dasar wanita miskin tak tau diri...., gara-gara kau anakku ..., anakku.....tidakkkk...."teriaknya pada Lina yang terus menangis sambil memegangi perutnya yang telah membesar.
"nyonya maafkan saya..."ratap Lina dengan kesedihan yang teramat.
"tidak...,jika kau mau berjanji padaku bahwa kau tak akan menemuinya lagi..."syarat Ibu Hyun Jong dengan keras.
"tapi nyonya..."Lina berusaha membantah.
"aku tak akan bersimpati dengan kandunganmu..., kau harus pergi darinya…!!”bentak Ibu Hyun Jong dengan suara keras.
Lina mendekat pada mertuanya dan menggengam tangannya. Mae Kyung hanya dapat menatap sambil menggendong Linda, dan Frans di sebelahnya menatap takut,”nyonya..., maafkan saya saya tidak bermaksud....”
Namun dengan marahnya ibu Hyun Jong mendorong Lina keras hingga membentur tembok dan jatuh terduduk.
”akh....”rintih Lina sambil memegangi perutnya. ”sa...sakit...”
”umma....”pekik Frans yang langsung mendekat.
”nyonya..., anda keterlaluan...”ucap Mae Kyungsambil menatap Ibu Hyun yang terdiam terpaku.
”umma...”ucap Frans, Mae Kyung menatap Lina dn matanya terarah pada darah di kaki Lina,”umma...”tangis Frans.
”akh..., perutku...”teriak Lina manahan sakit. Mae Kyung langsung berlari mencari pertolongan. Air ketuban Lina yang pecah mengahurskannya untuk mengeluarkan bayinya sebelum waktunya.
”Argh....”teriak Lina dengan sekuat tenaga berusaha mendorong bayinya keluar.
”ayo nyonya..., terus dorong...”ucap sang suster memberi semangat.
Sementara itu ...
Di ruang ICU, oprasi Hyun Jong masih di lakukan. Baik Lina maupun Hyun Jong sama-sama berjuang. Lina terus berusaha sekuat tenaganya. Mae Kyung, Frans dan Linda menunggu di luar dengan harap cemas. Sementara ibu Hyun Jong hanya dapat menatap kaku ke arah mereka.
”ayo nyonya....terus...”
”aku...h...h..., sudah tak kuat... lagi...” ucap Lina dengan wajah yang sangat letih.
Di ruang ICU, dokter berusaha memicu jantung Hyun Jong yang sempat lemah, hingga jantungnya kembali berdetak bertepatan saat Lina berteriak namanya,”HYUN.....”suara tangisan terdengar keras, sang suster memperlihatkan bayi Lina yang berjenis perempuan sebelum Lina tertidur karena kelelahan.
+++==========*******==========+++
”umma...” pekik Frans saat mata Lina bergerak terbuka.
”m...”desah Lina lemas.
”Lina..., syukurlah...” pekik Mae Kyung merasa lega.
Lina tersenyum lemah pada sahabatnya lalu berkata,”daedanhi kamsahamnida Mae...”
”chon maneyo..., aku sangat mengkhawatirkanmu..., aku merindukanmu Lina...”isak Mae Kyung sambil meneteskan air mata,”aku datang untuk bertemu dengan mu..., tapi...”
”m..., aku mengerti..., maaf aku tak bisa menjamu mu selayaknya...” ucap Lina yang langsung di bantah Mae Kyung.
”tidak..., aku tak apa..., tapi kau...”
”sudahlah..., aku tak apa...”wajah Lina berubah menjadi mendung. Mae Kyung mengerti dan memilih diam.
”appa..., appa sakit ya umma?”tanya Frans dengan polosnya.
Lina hanya mengagguk sambil tersenyum. Dia tak ingin menjawab namun tak ingin juga membantah.
”umma jangan sedih ya? Adik sudah tidur umma..., umma jangan khawatir...” kata Frans sambil memegang tangan Lina.
”iya sayang...” tak ada lagi pembicaraan saat itu. Lina sibuk dengan fikiran dan kesedihannya.
+++==========*******==========+++
”Lina kamu belum boleh keluar...”kata Mae Kyung menahan, Lina yang bersikeras menjenuk Hyun Jong.
”aku ingin beretemu dengannya Mae..., aku istrinya...”Lina bertahan dan tetap berjalan ke arah sebuah kamar. Namun saat dia melihat kamarnya tak ada seorangpun di sana.
”apa kau salah kamar?”tanya Mae Kyung memastikan.
Seorang suster datang ke kamar itu sambil membawa selimut baru dan bertanya pada Lina,”maaf nyonya..., ada yang bisa saya bantu?”tanya suster itu.
”di mana pasien kamar ini sus?”tanya Lina dengan suara tertahan.
”anda siapanya? Pasien di sini baru saja di makamkan..., maaf nyonya saya mau membersihkan tempat ini silahkan anda keluar...” ucap suster itu. Lina keluar dari ruangan itu dengan wajah hampa.
”nggak...,ini nggak mungkin....nggak......”Lina meremas rambutnya.
Mae Kyung berusaha menahan Lina namun Lina memberontak dan berlari ke arah informasi. Hasil yang di dapat sama saja pernyataan bahwa Hyun Jong telah meninggal.
”TIDAK...........”teriak Lina lemas. Tubuhnya oleh dan akhirnya dia tak sadarkan diri.
”Lina...,Lina...”Mae Kyung berusaha menyadarkan Lina, suster lain yang panik berusaha mencari bantuan ketika seorang dokter datang dan langsung mengangkat Lina.
+++==========*******==========+++
Selama 2 minggu Lina di rawat di rumah sakit, selama itu Lina tak pernah bicara dan hanya diam sambil terus menangis. Selama dia di rumah sakit, biaya perawatannya telah di bayarkan oleh seseorang.
Tiba saatnya Lina meninggalkan rumah sakit. . ., Lina bagaikan mayat hidup dan hanya terus termenung. Di sebuah pemakaman umum,,
“aku mencintaimu...aku mencintaimu...,kenapa kau tinggalkan aku? Kenapa?”ucap Lina di batu nisan yang bertuliskan Hyun Jong. Frans dan Linda hanya dapat menatap Lina dengan sedih, sementara Mae Kyung yang menggendong Tsatsa kecil hanya dapat menguatkan Lina dari belakang,”aku tak bisa tanpamu..., aku tak bisa....aku TAK BISA....”Lina menghentakan tangannya ke makam itu air matanya terus mengalir, kepedihan dan kesakitan bercampur menjadi satu. Tak ada yang berani mengusiknya mereka hanya diam tanpa kata.
”Ikutlah denganku Lina...”ucap Mae Kyung yang bersiap akan kembali.
Lina tersenyum lalu menggeleng,”aku akan terus di sini..., aku akan terus bersama Hyun Jong...” kata Lina dengan tenang.
”tapi kau tak bisa selamanya seperti ini...”kata Mae Kyung membantah.
”pergilah..., kau bisa ketinggalan bis...”
”Lina...”
”Mae...”kata Lina dengan lembut,”aku hanya akan bersama Hyun Jong...”
”tapi dia telah mati Lina....”
“TIDAK....”ucap Lina dengan suara keras,”TIDAK..., dia pasti kembali...dia pasti kembali...”teriak Lina dengan menghentak.
Mae Kyung yang terkejut akan sikap Lina langsung membentak marah,”baiklah....!!! jika itu mau mu...., aku akan pergi...”kata Mae Kyung langsung mengangkat tasnya dan pergi.
Lina terduduk lemas, hatinya sakit menerima kenyataan. Sementara mendengar pertengkaran itu Linda dan Tsatsa tertidur langsung menangis bersamaan. Dan Frans hanya dapat terdiam.
+++==========*******==========+++
"apa yang harus kulakukan??"ratap Lina. tatapannya nanar menatap ke 3 anaknya yang tertidur lelap di sebelahnya. air matanya terus mengalir,"mengapa semua yang ku kerjakan selalu salah....mengapa???" hentakan marah membuatnya tak sadar ada yang mengetuk pintu rumahnya.
Katika di sadarinya ketukan itu semakin kuat dan menyedarkan Lina. Lina memandang takut ke pintu dan mencoba tenang saat dia mengintip ke jendela. Lina terkejut dan langsung berbalik mundur ketika dia mendengar.
”hei nyonya keluarlah..., serahkan bayi itu dan kami tidak akan menyakitimu..., kami tau suamimu telah tiada..., cepat keluar sebelum kami melakukan kekerasan padamu...”teriak suara itu dengan keras.
Lina langsung membangunkan Frans yang tersentak kaget,”umma..., ada apa?”
”ayo cepat bergegas, bawa saja barangmu...cepat...” pekik Lina histeris ketika dobrakan dipintu semakin keras. Frans yang mengerti langsung memasukkan bajunya. Lina segera mengangkat Linda dan meletakkan di punggungnya sementara Tsatsa berada di depan,”ayo Frans...”kata Lina yang langsung keluar dari jendela belakang. Lina dan Frans berlari ke arah hutan namun Tsatsa yang tyerbangun langsung menangis dan membuat orang-orang itu sadar. ”Ayo Frans cepat...”kata Lina ketakutan, keduanya tersu berlari melewati hutan hingga tiba di jalan setapak, Lina meminta bantuan dari mobil yang lewat, namun tak satupun yang mau berhenti hingga keduanya kembali berlari.
”heiiiiiiii....”teriak preman itu.
Lina terus berlari sambil menggenggam tangan Frans, ketika sebuah mobil berhenti di sebelahnya,”ayo cepat naik...” ucap seseorang dari dalam mobil itu.
Tanpa fikir panjang Lina langsung naik ke dalam mobil itu.
”te...,terimakasih...”kata Lina dia memindahkan Linda ke depannya dan memeluk Tsatsa dan Linda.
”umma..., itu dokter yang pernah menolong umma...”kata Frans sambil menatap lekat orang yang menolong keluarganya.
”m..?”Lina yang tak mengerti hanya memandang penyelamatnya.
Orang itu tersenyum manis pada Lina, dan mengangguk,”saya dokter di rumah sakit di tempat anda di rawat..., kau pernah tak sadarkan diri di lobi rumah sakit...”ingatnya dan membuat Lina berfikir agak lama,”perkenalkan..., saya.........”
To Be Con....
(ost. Penutup by. Davichi,seeya and pearl black with ”Blue Moon)
0 komentar:
Posting Komentar