Chap 3
(opening ost. Spring in love- ‘My man’ by.davichi)
Kesibukan Lina yang terbaru adalah mengurus bayi mungil yang sekarang di beri nama ‘Linda’(Hyun yang memberi nama karena berfilosofi baik *narsisnya gw…xixixi)
Hyun Jong juga cukup memanjakan anak angkatnya itu, sebagai ibu baru dia masih agak canggung mengurusi Linda yang masih balita itu, namun bantuan Hyun Jong membuatnya mulai terbiasa bahkan dengan titel baru yang di berikan warga sekitar dengan sebutan “ibu muda”.
Keduanya begitu bahagia menjalani hari-hari mereka dengan keromantisan dan juga keceriaan. Ketika memasuki tahun pertama pernikahan mereka.
“huek…”Lina membungkuk di kamar mandi dengan wajah pucat pasi, sementara Hyun langsung membelai punggung Lina.
“ada apa? Kau sakit?” tanya Hyun Jong khawatir.
”kakak tak perlu khawatir....aku hanya...,huek...”Lina kembali muntah. Setelah merasa agak membaik Lina kembali kedalam, sementara Hyun Jong dengan sigap mengambilkan air hangat untuknya.
”kau perlu sesuatu?” tanya Hyun Jong penuh perhatian.
”Tidak kak..., sudah ku bilang aku tak apa..., kakak tak perlu khawatir...,sudah waktunya kakak bekerja...,pergilah...aku tak apa...”ucap Lina mengingatkan.
Dengan enggan Hyun Jong beranjak dari tempatnya dan bersiap,”kau harus memeriksakan diri...”kata Hun Jong sebelum pergi.
”aku tak apa kak...”
”Lina..., jika kau tak memeriksakannya aku akan mengantarkanmu...” kata Hyun dengan sedikit memaksa.
”kakak..., itu tak perlu....”tolak Lina, namun paksaan dari Hyun Jong membuatnya menyerah. Setelah Hyun Jong pergi Lina bersiap dan menitipkan Linda di rumah tetangga dekatnya (yah walau terbilang agak jauh juga).
Lina menyusuri jalan setapak yang agak curam untuk mencapai klinik yang ada agak jauh ke barat. Lina berjalan cepat di jalan yang jarang di lalui pejalan kaki itu, klinik yang dia tuju masih 1km lagi jauhnya ketika dia mendengar benturan keras di sertai ledakan kecil, Lina menyangka ada yang ingin berbuat jahat kembali padanya namun, Sama sperti kejadian Linda, Lina mendengar suara tangisan yang terdengar sangat memilukan. Lina berbalik dan menuju sumber suara. Sebuah mobil terbalik dengan seorang balita yang menangis sambil menarik lengan ibunya yang terjepit di dalam mobil.
”Umma....Umma...”ratap balita yang di penuhi darah itu. Sang ibu dengan sekuat tenaga mencoba keluar dari jepitan mobilnya. Saat dia melihat Lina yang mematung dia meminta Lina menarik anaknya menjauh.
”ku mohon...., bawa dia pergi nyonya....,ku mohon..., ku mohon jaga Fransku...ku mohon....”pintanya.
Lina sempat ragu namun, hatinya tergerak dengan suara tangis itu. balita itu menangis sambil menatap sang ibu di depannya. Sesaat bau gas tercium tajam, dan tanpa fikir panjang Lina menggapai balita itu dan menariknya menjauh. Namun belum terlalu jauh, mobil itu tiba-tiba meledak. Penduduk yang mendengar ledakan besar itu langsung menuju asal suara dan menemukan Lina tak sadarkan diri tertelungkup sambil melindungi balita yang juga tak sadarkan diri dan warga langsung membawa keduanya keklinik.
...............................................
”Lina....”pekik Hyun Jong khawatir ketika Lina membuka matanya.
”mh...,kakak....”ucap Lina dengan suara lemah.
”syukurlah kau telah sadar...”Hyun Jong mengecup kening Lina lama,”jangan buat aku khawatir lagi...aku mencintaimu Lina...” Hyun Jong meremas tangan Lina dengan kuat.
Lina mengangguk pelan, dia ingat akan balita yang di tolongnya,”bagaimana dengan anak itu?”tanya Lina lemah.
”dia tak akan apa-apa...., dia masih tertidur di kamar sebelah...., kau yang parah Lina...”Hyun Jong menatap kondisi Lina yang mengalami luka bakar di punggung dan luka robek di pelipisnya akibat terbentur batu saat ledakan itu terjadi.
”syukurlah...,maafkan aku kak...aku hanya merasa kasihan padanya...”jelas Lina,”apakah ibu anak itu...”
”tak ada yang tersisa dari ledakan itu....”kata Hyun Jong dengan perlahan.
”kasihan anak itu..., lalu apakah ada keluarganya yang datang?”
”tidak...., warga tidak ada yang tahu identitas mereka...,sepertinya mereka turis...”jawab Hyun Jong,”Lina..., jangan fikirkan apapun...., kau harus istirahat...”
”kak..., aku merasa sehat kok....”elak Lina sambil tersenyum,”kak..., aku tau ini akan sulit.., tapi...bolehkah aku merawat anak itu hingga keluarganya datang?” tanya Lina perlahan.
Hyun Jong mendesah sesaat lalu tersenyum,”aku tau kau akan melakukan itu...,aku tak akan keberatan...,asalkan kau bahagia....”jawab Hyun Jong yang di sambut senyum cerah Lina.
”trims kak....”
”m...., kau tau..., mungkin terlalu muda bagi kita untuk memiliki 3 anak di usia kita sekarang...” kata Hyun Jong.
”tiga?”tanya Lina bingung. Hyun Jong mengangguk lalu menatap ke arah perut Lina,”maksud kakak....,aku....”
”ya...,5 minggu...”tambah Hyun Jong, Lina memegang perutnya sambil mengusapnya. Air matanya menetes, senyum bahagia mulai menghiasi dirinya.
”syukurlah kau tak apa di dalam...., maafkan aku....” bisik Lina, Hyun Jong menggenggam tangan Lina lalu kembali mengcup kening Lina mesra.
........................................
Setelah dinyatakan sehat Lina di perbolehkan kembali ke rumahnya. Lina berusaha keras mendekatkan diri pada Frans, batita berusia 2 tahun yang masih dalam keadaan syok.
Hari berganti bulan, kini kandungan Lina memasuki usia 5 bulan. Linda yang sudah mulai bisa merangkak dan Frans yang sudah mau berbicara dengannya membuat segalanya sempurna bagi Lina. Menjadi calon ibu muda tak mudah bagi Lina, ketakutan saat nanti melahirkan membuatnya sedikit frustasi. Hyun tau kondisi istrinya dan berusaha membuat Lina serileks mungkin. Keluarga kecil itu terus melewati masa mereka.
”Linda..., sudah ku bilang jangan suka memasukkan kunci ayahmu kedalam mulut...”pekik Lina, pada Linda yang telah merangkak naik ke atas meja sambil tertawa senang,”mana kakakmu? Frans?”Lina segera mengangkat Linda dalam pelukannya dan mencari Frans ke halaman belakang.
Frans duduk diam di bawah sebuah pohon sambil memandang sebuah buku cerita bergambar yang di belikan Hyun Jong untuknya.
”Frans...”tegur Lina. Frans menatap Lina sekilas lalu kembali memandang buku bergambarnya,”ayo masuk..., kita makan bersama...”rayu Lina.
”belum selesai umma...” jawab Frans terus sibuk membaca.
”h..., umma tak akan makan jika kita tidak makan bersama...” kata Lina setengah mengancam. Frans menatap Lina lalu mengalah.
”gêrǽyo* umma...” Frans menutup bukunya dan mengikuti Lina masuk kedalam. Ketiganya makan bersama. ”Umma...”
”hm...” jawab Lina yang tengah sibuk menyuapkan bubur pada Linda.
”umma..., bolehkah aku bermain ke desa?” tanya Frans pelan.
”...”Lina menatap sekilas Frans yang tertunduk. ”sungguh? Atau kau mau ku temani?” tawar Lina.
”anio umma..., aku ingin pergi sendiri...” tolak Frans dan memberanikan diri menatap Lina.
“m...”Lina tersenyum,”baiklah..., kau boleh bermain asalkan kau pulang sebelum sore...”syarat Lina.
Frans tersenyum dan mengangguk senang. ”umma..., terimakasih....”
”iya anak pintar...”kata Lina dengan senyum lembutnya.
Walaupun hanya pergi ke desa terdekat Lina merasa harus memantau Frans hingga akhirnya mengikutinya ke desa. Sementara Frans yang tak tau dirinya diikuti terus berjalan ke arah jalan setapak hingga tiba di sebuah rumah.
To Be Con....
0 komentar:
Posting Komentar