Welcome to my world,Im 유나ArataJJ admin @KBPKfamily ,author &a someone who likes to fantasize.. Thank for visit ^^

Kamis, 13 Januari 2011

“NEVER SAY GOOD BYE” PART 2~A Dream~

PART 2
~A Dream~

Linda mulai membuka matanya, perlahan dia bangun sambil memegangi kepalanya yang terasa dingin. Linda menatap ke sekeliling ruangan itu,”eh..., aku di mana?” tanya Linda bingung menatap sekeliling yang terasa asing baginya.
Linda turun dari tempat dia tidur, dia berjalan ke arah pintu, dia sedikit mengintip keluar ketika dilihatnya dua orang wanita akan masuk ke kamarnya. Linda cepat-cepat kembali ke posisi semula dan berpura-pura tidur.
”dia belum bangun juga...”kata seorang wanita.
”yang penting demamnya sudah turun...”salah seorang memegang kening Linda,”kira-kira apa yang telah tuan Lee lakukan ya hingga dia membawa wanita lusuh ini ke sini?”
Temanya menggeleng sama tak mengertinya,”mungkin dia menabrak anak ini dengan motornya..., eh...kau tau...ku dengar tuan Lee akan di jodohkan...”.
”kau mengada-ada Sang Mi..., mana mau tuan Lee di jodohkan..., paling-paling dia akan menolaknya...” wanita itu tak percaya akan perkataan temannya.
”ckck..., kau tau tidak...yang akan di jodohkan itu kabarnya dari keluarga yang sangat kaya dan pemilik investasi terbesar di keluarga tuan Lee..., dan ku dengar juga...jika tuan Lee menolak perjodohan itu..., maka hak warisnya akan di cabut...”wanita bernama Sang Mi itu menjelaskan sambil mengganti kain kompres di kepala Linda.
”masa? Wah..., kalau begitu tuan Lee tak akan bisa menolak? Hwa....lalu bagaimana hubungannya dengan nona itu?” pembicaraan dua wanita itu terhenti karena yang di bicarakan tiba-tiba masuk.
”bagaimana keadaannya?”
”tuan Lee..., pa...panasnya sudah turun tapi kelihatannya dia belum bangun tuan...” kata Sang Mi dengan gugup.
”jika ia bangun cepat beri tahu aku...” kata Lee dengan dingin, saat akan berbalik pergi dari kamar itu tiba-tiba Linda bersin dengan kencang.
”e...eh...,a...aku...ada di...di mana?”tanya Linda gugup. Wajahnya merah padam menahan malu.
”kau sudah sadar..., kau ada di rumah tuan kami...”
”sepertinya kau sudah sehat hingga dapat menipu pelayan-pelayan itu..., sebaiknya kau cepat pergi dari sini...”kata Lee dengan dinginnya.
”kau..., kau berhutang maaf padaku...” kata Linda dengan berani.
Lee tersenyum sinis,”kau telah mencederai kepalaku..., kau yang berutang padaku...”.
”ta...tapi...itu karena...”
”bisa saja aku meminta ganti rugi padamu...,tapi sepertinya kau tak punya apa-apa...” cibir Lee sambil memandang pakaian yang di kenakan Linda.
Linda merasa kalah langsung terdiam menahan marah,” ya...aku tak punya apa-apa..., aku miskin dan aku tak bisa mengganti rugi padamu...,tapi aku punya perasaan...maaf aku telah mengganggumu...” Linda mengambil biolanya yang ada di meja,dia sempat menatap Lee Jun dengan tatapan marah kemudian mendahului keluar.
Linda memakai sepatunya dengan perasaan marah, dia mengambil sepedanya yang terparkir di dekat pos penjaga. Linda mengayuh kencang sambil menangis sedih, dia menangisi hidupnya yang selalu saja di anggap rendah hingga Linda kurang memperhatikan jalan dan hampir di tabrak sebuah mobil dan membuatnya terjatuh ke samping.
”sial...”rutuk Linda dalam hati sambil mencoba berdiri.
”kau tak apa?”tanya orang itu sambil membantu Linda bangun dan mendudukkannya di pinggir jalan,”maaf...supirku kurang hati-hati...” katanya lagi.
Linda yang hendak marah menatap kagum pada orang itu,”a...aku tak apa...” kata Linda gugup ketika di sadarinya orang itu ganteng dan manis.
”oh syukurlah..., biar aku mengobati lukamu...” seorang laki-laki datang membawa kotak P3K dan mulai mengobati luka di lutut Linda.
”terimakasih...”kata Linda setelah dia memberikan perekat luka.
”ya..., sekali lagi maafkan aku..., oh ya...siapa namamu?”tanyanya lagi.
”Linda...”
”aku Jaejong..., kau tau...apakah kau menggunakan kontak lens?”tanyanya sambil menatap mata Linda lebih dekat dan membuat Linda gugup.
”bu...bukan..., i...ini asli...,dari kecil mataku memang sudah berwarna biru..., kata paman, ibuku juga bermata biru seperti ku...” Linda mengatakannya dengan terbata.
”matamu indah..., oh iya kau bisa bermain biola?”tanya Jaejong sambil menatap biola Linda.
Linda hanya mengangguk malu. Jaejong tersenyum pada Linda hingga terdengar ponselnya berbunyi. Linda menatap wajah Jaejong dengan seksama hingga jaejong menegurnya.
”ada apa di wajahku?” tanya Jaejong.
Linda menggeleng malu dan kemudian mengambil biolanya bersiap hendak pulang.
“aku akan mengantar..., di mana rumahmu...” tawarnya membuat Linda benar-benar terpesona, baru kali ini ada laki-laki yang memperlakukannya sebaik ini.
Linda menggeleng saat ingat akan ancaman ibunya,”ti...tidak perlu, aku..., permisi...” Linda langsung lari menarik sepedanya dan pergi. Hatinya di landa rasa bahagia dan senang,”seperti pangeran...”ucap Linda sambil tersenyum. Frans merasa khawatir ketika Linda datang,dan seakan tau kekhawatiran temannya Linda menceritakan apa yang terjadi padanya. Frans merasa lega ketika tahu ada yang membuat temannya bahagia. Setelah makan sup panas pemberian Frans, Linda langsung pulang ke rumahnya ketika melihat sebuah mobil mewah terpakir di depan gerbang. Linda masuk perlahan dan di sambut oleh senyum aneh bibinya.
“ayo Linda masuk...” kata sang bibi super ramah yang membuat Linda sedikit curiga. Ketika memasuki ruang tamu rumah itu. Linda melihat bapak-bapak dari rumah besar itu.
“ba...bapak..., kenapa bapak ada di sini?”tanya Linda kaget.
Bapak itu tersenyum pada Linda kemudian berbicara,”ya..., memang dia yang kami cari…, kami akan lansung membawanya…”
Linda yang bingung menatap bibinya dan bertanya,”bi..., ada apa ini?”
”Linda..., kami akan membawamu ke tempat nenekmu...”jawab bapak itu dan membuat Linda bertambah bingung.
”ti...tidak..., ma...maksudnya?”
”orang tua dari ayahmu..., kau tau kau cucu orang terkaya di Korea...” ucap sang bibi berbisik.
”a...ayah...,tapi...tapi...” Linda yang masih di landa kebingungan dan di tarik sang bibi ke kamarnya, sementara Rindi menatap iri pada Linda.
”bi..., i...ini aku tak mengerti...”
”cepat bereskan barang-barangmu..., dan ikuti orang itu...” sang bibi langsung melemparkan barang-barang ke dekat Linda.
”tapi bi..., jika itu bohong...” kata Linda ketakutan.
”aku tak perduli nak..., Rindi kau tak perlu iri dengannya..., kau tau sepertinya orang tua itu tertarik dengan mata anak ini...” senyum sinis keluar dari bibir sang bibi.
”tapi bu..., lihat mobil orang tua itu mewah..., dia akan dapat hidup enak dari pada kita...” kata Rindi sambil memberengut dan menatap Linda yang sedang mengemasi barangnya dengan sinis.
Sang ibu membelai kepala anaknya,”Rindi..., setelah ini...kita akan berbelanja ke mall..., kau mau tidak?”
Rindi menatap mamanya terkejut seakan mengerti begitu pula Linda yang tak kalah terkejutnya dan mendekat ke arah bibinya dengan mata yang berkaca-kaca.
”bibi menjualku?” tanya Linda dengan tangis tertahan.
”orang tua itu yang mau menukarmu dengan sejumlah uang...,dari pada kau menyusahkanku...,lebih baik kau ku berikan saja...dan aku serta Rindi akan berfoya-foya...” jawab sang bibi dengan sinis,”cepat bereskan barangmu sekarang...”
”aku tak ingin pergi bi...”ucap Linda dengan keras.
Sang bibi memandang marah pada Linda dan menampar Linda dengan sangat keras mengelurkan darah di ujung bibirnya,”kau membuatku muak nak..., kau tau...selama ini aku menganggapmu beban di keluarga ini..., kau hanya menyusahkan kami saja..., bahkan suamiku mati karena mencari dana sekolah untukmu bukan..., kau benar-benar beban di rumah ini....”.
Linda terdiam dan menangis, dia tak menyangka kehadirannya merupakan beban di keluarga ini, benar-benar menyakitkan bagi Linda. Dia bangkit dan mengambil barangnya yang tersisa termasuk biolanya.
Linda menatap foto pamannya di ruang tamu dan kemudian berjalan gontai menuju orang tua itu yang telah menunggu kali ini dengan seorang laki-laki paruh baya yang lain dan membuat Linda sangat takut.
”dia telah siap...” ucap bibi Linda mendorong Linda untuk mendekat pada bapak itu.
”terimakasih nyonya..., saya harap anda tidak memperlakukannya dengan buruk setelah ini...”kata bapak itu sambil memandang darah di ujung bibir Linda,”ini uangnya...” sebuah koper besar tergeletak di meja yang langsung berderit kecil. Sang bibi memandang koper itu dengan mata berbinar sambil memeluk koper itu.
”ayo nona kita harus cepat pergi...” kata orang tua itu. Linda terdiam terpaku menatap takut pada bapak tua itu,”nona tak perlu takut pada saya...” yakinnya.
Sang bibi mendorong Linda hingga dia mengikuti bapak itu berjalan ke arah mobil yang telah terparkir dengan di pandangi banyak mata oleh tetangga sekitar.
”nona jangan takut..., saya tak akan berbuat jahat pada nona...” bapak itu duduk di depan di sebelah sopir setelah memasukkan tas Linda di bagasi. Linda memeluk biolanya dengan perasaan kacau. Benar-benar membuatnya panik.
Linda menatap ke luar jendela mobil ketika Frans muncul dan menatap Linda. Mobil berjalan pelan di gang sempit itu. Linda menatap sekilas rumah tempat selama ini dia tinggal dan besar hingga tanpa sadar dia menitikan air mata.

Linda tak menikmati perjalanannya saat itu hingga mobil berhenti di tempat tujuan...
”ayo nona...” kata bapak itu sambil membukakan pintu mobil, Linda ragu namun bapak itu tersenyum ramah padanya hingga Linda berani melangkah keluar.
Linda terkejut ketika sederet orang menunduk dan menyambut kedatangannya.
”a...apa maksudnya ini...” kata Linda bingung.
”Dhicca...”panggil bapak itu pada seseorang.
Seorang perempuan yang terlihat sopan dengan pakaian pelayan dan membuat Linda terpana menunduk sopan pada Lindadan bapak di sebelahnya,”ya ayah...”
“bawa nona untuk membersihkan diri dan pakaikan pakaian yang bagus..., setelah itu kau dan nona menemui nyonya besar...” kata bapak itu,”nona...,saya belum memperkenalkan diri saya So Yonggil kepala pelayan di sini..., silahkan nona beristirahat dulu...”
Linda yang masih dalam ke adaan bingung hanya mengikuti perempuan muda yang sepertinya sebaya dengannya itu. Linda memasuki sebuah ruangan seperti aula yang sangat besar dengan diikuti beberapa pelayan wanita. Linda memandang kagum ke sekeliling rumah, benar-benar membuatnya tak habis fikir dengan segala kemewahan yang ada di dalamnya. Bahkan Linda menghitung jika 5 tahun dia bekerja saja tak akan cukup untuk membeli pintunya.
“ma...maaf...ini...ini maksudnya apa ya?” tanya Linda pada gadis di depannya.
“maaf..., apakah anda benar-benar tak tau? Maaf maksud saya apa nona tidak di beri tau ayah saya?” tanya gadis itu.
Linda menggeleng kuat,”aku benar-benar tak tau apa-apa...”
Mereka berhenti di depan pintu yang sangat besar. Gadis bernama Dhicca itu membuka pintu dengan perlahan. Linda menatap takjub ke dalam.
”ayo nona ini kamar anda...” kata Dhicca.
”a...apa...i...ini...kamar ku?” Linda menggeleng dan mencoba mundur ketika 2 pelayan memegang tangannya dan membawanya masuk ke dalam, ”hei...mau apa kalian...”
Linda berteriak keras ketika para pelayan berusaha membersihkan tubuhnya yang memang tak terawat.
Linda mencoba kabur ketika bulu kakinya hendak di cukur hingga terjadi aksi kejar mengejar antara Linda dan para pelayan yang di menangkan oleh 10 pelayan yang berhasil menangkapnya.
Berbagai perawatan tubuh di berikan pada Linda yang kini hanya dapat diam dan pasrah saat rambutnya di lumuri sesuatu.
”kau masih berhutang jawaban padaku...”kata Linda pada Dhicca yang sedang membersihkan kukunya. Dhicca sempat terdiam, lalu melanjutkan kembali pekerjaannya.
”saya tak berhak menjawabnya nona..., anda dapat bertanya langsung pada nyonya besar...” jawab Dhicca dengan tenang.
Linda mendengus kesal. Dia mencoba berfikir ini hanyalah sebuah mimpi hingga membawanya dalam mimpi yang sebenarnya.

Linda terbangun ketika ia dikejutkan oleh bunyi deru motor seoerti sedang dalam arena balap.
”ada apa?” tanya Linda dengan mata yang masih sedikit terpejam hingga dia sedikit merosot dari tempatnya duduk.
”maaf nona..., itu para tamu telah datang...” jawab Dhicca sambil menyisir rambut Linda.
Ketika matanya telah benar-benar terbuka Linda membelalakkan mata melihat sosok lain di cermin, rambut lurus,dan licin dengan sebuah jepit bertengger manis di kepalanya.
”ayo nona, ini pakaian nona...,nyonya besar telah menunggu nona...” Dhicca menyerahkan sebuah gaun satin merah hati yang sangat mahal (menurut Linda). Gaun itu benar-benar pas di tubuh Linda dan membuatnya sedikit kurang enak ketika Dhicca menyuruhnya menggunakan sepatu hak tinggi yang warnanya senada dengan gaunnya.
”nona sangat cantik...”puji Dhicca, merasa puas dengan hasil kerjanya. Linda sempat menatap dirinya sendiri dan merasa bahwa itu bukan dirinya. Namun lamunan itu buyar ketika dia jatuh akibat sepatunya yang lumayan tinggi.
”maafkan saya nona...”
”aku tak apa...” kata Linda di bantu Dhicca dan beberapa pelayan lain berdiri. Linda berjalan dengan sedikit tersendat, high helsnya benar-benar membuat Linda kesemutan tapi rasa ingin taunya mengalahkan rasa di kakinya itu. Linda berjalan tegap ketika tiba di sebuah ruangan. Dhicca membukakan pintu untuknya dan semua orang yang ada di situ menatap ke arahnya....
* * *

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© Yuna World 유나, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena