“ayo Santha…”ucap Mio menuju ke sebuah tanah lapang di belakang gedung.
Di belakang pohon gingko keduanya bersembunyi.
“mimi…”ucap Yuna menepuk pundak Mio menunjukkan bolanya yang jatuh menggelinding kea rah lapangan tennis.
“Yuna…, kau ini…”Mio mengucapkan mantra dan bola sekali lagi melayang ke arahnya namun seseorang sepertinya mengetahui itu dan terdiam,”gawat…, ada yang melihat kita…Santha sekarang saatnya…, kau harus membuatnya tak sadar…”perintah Mio, Santha mengangguk kuat.
Santha berjalan kea rah orang yang terdiam itu lalu tersenyum,”apa yang kau lihat?”Tanya Santha lembut.
Laki-laki itu menatap Santha antara takjub dan ngeri,”siapa kau?” tanyanya dengan suara tenang.
“kau belum menjawabku…”tuntut Santha.
Laki-laki itu terdiam sejenak,”ya aku melihat bola itu terbang…, apakah kau penyihir? Siapa kau?” tanyanya seraya menjawab.
“aku bukan penyihir…, tapi kau bisa menganggapku seperti itu jika kau ingin…” senyum Santha dengan kehati-hatian,”aku Santha…”.
“kau penyihir…”
“apapun katamu…”kata Santha dan terus mendekat, Mio terus memperhatikan Santha dan bersiap pada kemungkinan yang akan terjadi,”kau belum memberi tahu siapa dirimu…”.
Laki-laki itu berjalan mundur dengan ragu,”aku Donghae…”jawabnya singkat.
“nama yang indah…,maaf aku harus membuatmu jadi pelayanku…memorisem…”ucap Santha seketika Donghae jatuh dan Santha menahannya sambil tersenyum dan menatap kea rah Mio yang tersenyum dengan hasil adiknya.
Sekali lagi Santha mengucapkan mantra dan Donghae bangkit seperti mayat hidup mengikuti langkah Santha ketika seseorang memanggil Donghae.
“senior Donghae…, apa yang kau lakukan?” ucap seorang wanita. Seketika Santha berhenti dan menatap kea rah wanita itu.
Santha merasakan kekuatan ganjil pada wanita itu dan seketika itu juga Mio telah berada di samping Santha,”kakak…”ucap Santha tak bergeming.
“kalian…,kalian…”ucap wanita itu dengan tatapan ganjil.
“dia wanita kuil penjaga portal…, kau harus bersiap…”ucap Mio berbisik pada adiknya, Santha memerintahkan Donghae berjalan ke belakang dirinya.
“kau…,kau membuat temanku…,menjadikan pelayan kalian…”ucapnya dengan kemarahan.
“h…, kau fikir untuk apa kami datang ke sini? Menonton festival bodoh bangsa kalian?”cibir Mio dengan berani.
“walaupun segel telah terbuka…, aku tak akan membiarkan kalian bebas dariku…”ucapnya dengan Yakin.
Mio tertawa sinis,”kau hanya wanita kuil belia dengan kemampuan dangkal…, kau bukan keturunan penyegel terdahulu…, jika kau berani lawan kami…”tambah Mio sedikit menggeser Yuna di punggung agar dia bebas bergerak. Saat itu wanita yang berusia sepantaran dengan Santha (kira-kira berumur 13 tahun) itu menatap Yuna dan tertegun.
“dia…”
“ayo Santha kita lawan dia…”ucap Mio bersiap. Santha mengangguk lalu mengumpulkan kekuatannya.
“apa yang kalian lakukan dengan bayi itu?”ucap wanita itu tajam.
“dia bayiku…, apa maksudmu hah?”kata Mio tak suka.
“tidak…, dia bayi yang harusnya menjadi persembahan…, bayi dari penyegel kuil Sakura…”ucapnya dengan yakin.
Mio yang syok terdiam dan menggeram tak percaya,”jangan membuang waktuku…”
“kembalikan dia…”ucapnya.
“TIDAK…, dia milikku…”ucap Mio lalu mulai menyerang wanita itu dengan sikap garang dan tak membiarkan wanita itu mendekati Yuna.
Santha membantu kakaknya dan menyerang kea rah yang tak terlindungi hingga wanita muda itu mundur dan menabrak pagar pembatas.
“kau hebat wanita kuil…, tapi kau lemah…”cibir Mio.
Ketika itu serombongan orang datang dan membuat Mio bertambah waspada.
“sial…,Santha ayo kita pergi…, penyegel lain telah berdatangan…, kita akan kalah jumlah…cepat!!!”Mio berlari kea rah hutan diikuti Santha yang langsung menarik Donghae mengikuti kakaknya.
“TIDAK…jangan bawa dia!!!”teriak wanita itu.
“Herlina….”ucap salah seorang dari rombongan itu yang langsung mendekat,”kau taka apa-apa? Aku merasakan hawa Devil tadi…”
“ya…, mereka datang membawa Donghae…,, kakek…bagaimana ini?” Tanya wanita bernama Herlina itu.
“kau tunggulah di sini aku akan mengejar mereka…” ucapnya,”Ren…, Kay…,Taemin…ikuti aku…”keempat pria itu kemudian mengejar kea rah hutan.
“Herlina…, kau taka pa-apa?”Tanya Setsuna sahabat Herina dan membantu Herlina berdiri.
“aku tak apa…, aku…aku melihat bayi itu…,bayi kakakmu…”ungkit Herlina.
Setsuna terdiam,”tidak…, dia bukan bayi itu…, dia bayi iblis…”ucap Setsuna tegang.
Herlina tak membantah dan hanya terdiam bersama Setsuna.
Mio dan Santha kembali tepat pada waktunya sebelum para pengejarnya mencapai mereka dan mengetahui dimana letak portal.
Santha mengatur nafasnya lalu meletakkan Donghae yang tak sadarkan diri di sebelahnya yang kemudian terduduk.
Mio melepaskan ikatan Yuna lalu memindahnya ke depan lalu terduduk di sebelah Santha.
“kau hebat kak…”ucap Santha.
Mio tersenyum,”kemungkianan buruk…, jangan katakana pada siapapun kita mendapat masalah tadi…”ucap Mio mengingatkan.
“ya…”janji Santha.
“termasuk soal Yuna…, ternyata dia anak penyegel kuil itu…., aku…”Mio menatap Yuna yang iktu menatapnya. Tak sengaja Mio meneteskan air mata.
“kak…”ucap Santha menatap wajah kakaknya yang telah penuh air mata.
“jika mereka tau…, mereka tak akan membiarkan Yuna hidup…, aku telah terlanjur menyayanginya…”ucap Mio lalu mencium puncak kepala Yuna.
Santha membelai punggung kakaknya,”jangan khawatir kak…, kau dengar tadi Yuna akan di korbankan untuk menyegel…,kemungkinan terbesar adalah mereka akan membunuh Yuna…”ingat Santha membuat Mio terdiam dan menatap ke arahnya.
“maksudmu…”
”kakak ingat kata-kata wanita kuil itu…, Yuna adalah bayi yang akan di korbankan untuk menyyegel kita…, namun kurasa mereka kehilangan Yuna sebelum sempat menyegel portal kita…, dan kurasa Yuna lah penyebab portal kita kembali terbuka…”Jelasnya dengan hati-hati.
Mio terdiam dan mencerna kata-kata Santha lalu mengangguk,”kurasa kau benar…,mereka memang tak ingin melihat Yuna hidup…, dan apapun yang terjadi…, jangan katakana apapun tentang hal ini…, kau mengerti?” ucap Mio dengan perasaan yang mencerah.
“ya kak…, aku berjanji bahwa ini hanya rahasia kita…”kata Santha keduanya terdiam menatap kea rah langit-langit yang mulai senja dengan warna merah darahnya.
“kau tidak adil Nam Gil…”ucap Arrie sambil menatap kea rah taman.
”tentang?” Tanya Nam Gil sambil membelai kuda bertanduknya yang berwarna hitam legam.
“Yuna…, kau tau dia bukan keturunan kita!!!” ucap Arrie dengan jujur.
“hanya karena itu?” Tanya Nam Gil santai.
Arrie dengan marah mencibir,”apa yang kau maksud dengan itu saja? Kita tak tau asal-usulnya…, mungkin dia anak dari musuh kita…, atau yang lebih buruk dari itu…, apa kau tidak sadar?” Tanya Arrie.
“h…”Nam Gil mendesah ringan lalu mendekat kea rah istrinya,”aku tau dan sudah memikirkannya saat Mio datang membawa anak itu…, tapi kau tau…jika kemungkinan buruk itu kita balik dan akan menjadi kekuatan bagi kita bukankah itu lebih baik?” jelas Nam Gil dengan tenangnya.
Arrie berfikir sebentar lalu kembali berkata,”apa kau benar? Aku tak yakin …, bukankah ada yang lebih buruk jika kita…”.
”Arrie…”Nam Gil membalik tubuh Arrie dengan lembut,”aku yakin pada Noa dan Mio…, mereka tak akan membiarkan itu terjadi…, dan kurasa…mereka akan belajar untuk saling bekerja sama…, kondisi Noa tentu saja…, tapi aku memikirkan masa depan kerajaan kita…, aku Yakin Yuna akan menjadi penerus kita yang akan memimpin negri ini suatu saat kelak…”yakin Nam Gil sambil menatap mata Arrie.
Arrie terdiam kemudian berbalik membelakangi Nam Gil,”kau terlalu yakin Nam Gil…, kau tau…jika semua tak sesuai…, dan kita menghadapi hal terburuk aku tak ingin kau
Kecewa…”kata Arrie kali ini melembut.
“ya…, aku akan siap dengan segala kemungkinan itu…, jangan khawatir…, kita akan bisa saling menjaga…, dan aku yakin dengan Noa dan Mio…”tambah Nam Gil lalu memeluk Arrie dari belakang,”cobalah untuk menyayangi Yuna…, dia akan jadi anak yang manis kelak…”Nam Gil mencium rambut Arrie yang langsung berbalik memeluk Nam Gil.
“aku hanya tak ingin kehilanganmu…”ucap Arrie.
Nam Gil mengangguk pelan,”akupun begitu…”
“kemana saja kalian?” Tanya Noa ketika Mio tiba dan menatap Donghae mengerti,”oh…,sudahlah…”.
“mana Jae Jong?” Tanya Mio dengan khawatir.
“ada di kamarnya…,biarkan aku membawa Yuna…”kata Noa dan langsung mengulurkan tangannya meminta Yuna.
“aku akan ke kamarnya…”jawab Mio singkat lalu melesat pergi setelah menyerahkan Yuna pada Noa.
Noa tersenyum pada Yuna,”kau lelah? Kemana mimi membawamu?...., Santha…kau bisa membawa namjamu…”kata Noa lalu membawa Yuna pergi, diikuti Junki. Sementara Santha segera membawa Donghae ke sebuah ruangan khusus.
Noa membawa Yuna berjalan ke arah taman istana,”Mio memberimu bola?”ucap Noa ketika Yuna menunjukkan bola kupu-kupunya.
“nya…”
“kau senang?”Tanya Noa dan Yuna tersenyum membuat Noa merapatkan pelukannya.
“ternyata dia ya si kecil yang terkenal itu?” ucap seseorang tiba-tiba.
“kalian…, sedang apa di sini?” Tanya Noa kurang antusias.
Renesme mendekat lalu menyentuh pipi Yuna dan menatap mata Yuna takjub,”luar biasa…, kakek harus tau ini…”ucapnya.
“Nessy…”ucap Hime agak mengerutkan alisnya,”apa yang hebat?”
Renesme mengerutkan alisnya,”tatap matanya Hime…”.
Hime mencoba menatap Yuna namun Yuna menolak dan malah berpaling dari tatapan Hime,”kenapa dia?”
“dia tak menyukaimu…”jawab Noa,”hahaha…, lucu sekali…”
“apa yang kau lakukan padanya Hime?” Tanya Renesme.
Hime terdiam lalu berkata,”aku menatapnya sambil melotot tadi dan kurasa kekuatanku keluar…”katanya.
“oh astaga…”kata Renesme lalu menarik Hime,”kami harus pergi…, sampai jumpa kecil…”Renesme cepat menarik Hime pergi.
“m…, apa yang dia lakukan padamu sebenarnya Yuna…?” Tanya Noa penasaran.
Yuna hanya menguap lebar lalu menggelayut manja pada Noa hingga kemudian tertidur.
Malamnya…, di kamar Yuna,, Mio menatap bayi kecilnya dan membelai kepalanya dengan lembut. Tak lama Noa datang datang mendekat kea rah Mio.
“ada apa?” Tanya Mio tanpa berbalik kea rah Noa.
Noa berjalan kea rah sebaliknya dengan Mio lalu menatap Yuna,”ayah menannyakan asal usulnya…, aku tak tau harus menjawab apa…”.
“dia adalah milikku…, sejak aku menemukannya…”kata Mio dengan yakin.
Noa mendesah nafas pendek lalu kembali berbicara,”baiklah…, aku tak ingin berdebat denganmu…, aku hanya ingin meminta maaf padamu…”kata Noa akhirnya.
Mio menatap Noa tak mengerti,”untuk?”.
“aku terlalu sering memarahimu…, maafkan aku…”ulang Noa.
“kau bercanda?” ucap Mio tak yakin.
“kau tak percaya? Argh…, terselah kau lah…”ucap Noa setengah kesal.
Mio tersenyum sinis,”baiklah…, aku percaya padamu…, kali ini…”.
“haha…, lucu…”
keduanya terdiam cukup lama lalu Noa berkata,”bagaimana dengannya kelak?”
“maksudmu? Yuna?”ucap Mio menatap tajam Noa.
“ya…”angguk Noa,”ayah mengatakan kita harus membuatnya menjadi seorang princess yang dapat memimpin tapi aku tak ingin mengubur mimpinya kelak…, aku menyayanginya seperti kau…”ucap Noa sambil menggenggam tangan Yuna yang mungil.
“ya akupun begitu…, tapi kurasa jika dia besar dia akan membuatmu jengkel…”kata Mio setengah bercanda, Noa tertawa kecil.
“dan kurasa kau juga…”
“kita berdua…”keduanya tertawa bersama,”maafkan aku juga…”kata Mio.
Noa berganti menatap Mio,”kita berdua sama-sama bersalah…,kau tau ku fakir suatu saat Yuna kecil kita akan menemukan pasangan sejatinya dan akan meninggalkan kita…, kau tak merasa sedih?”Tanya Noa sedikit berfantasi.
“tentu aku merasa kehilangan.., tapi asal dia bahagia aku akan selalu mendukungnya…”Noa menggangguk setuju dengan jawaban Mio lalu keduanya memandang Yuna yang tertidur dengan tenang di ranjangnya.
2040 tahun Devil kemudian….
“kyaaaa hahhahaha…”tawa lembut seorang wanita belia ketika bermain dengan para naga di danau naga.
“princess…, ku mohon turunlah….”pinta sang pelayan dengan nada memelas,”jika raja dan ratu tau….bibi akan…”.
“jangan khawatir Biera…, mereka jinak kok…”pekiknya dengan nakal,”ayo Zero….”
“princess….”pekik suara dengan keras,Blugh…wanita itu terjatuh ketika menatap asal suara.
“pipi…”wanita belia itu mendekat kea rah Noa sambil tertunduk.
“kau…, apa tak berfikir bahayanya?”omel Noa,”Yuna…Pipi tak ingin lagi melihat kau bermain dangan para naga…, jika mereka mengamuk habislah kau nak…”.
“tapi buktinya aku taka apa-apa kan pi….”kata Yuna tetap bersikeras.
“kau mau ku panggilkan mimimu?” ancam Noa.
Yuna mengerucutkan bibirnya kesal lalu berpaling pada Jun Ki yang tersenyum padanya,”Jun Ki…..”Yuna langsung berlari kea rah Jun Ki.
“YUNA….!!!”teriak Noa dengan kesal.
Yuna memeluk Jun Ki lalu menjulurkan lidahnya pada Noa,”pipi kau kuno…, ayo Jun Ki ajari aku memanah…”Yuna menarik Jun Ki dan setengah berlari tertawa senang meninggalkan Noa yang mengomel sebal pada Yuna yang terkenal bandel di negri itu, ya… Yuna tumbuh menjadi Princess yang penuh senyum dan agak merepotkan….
TBC…..
Kamis, 13 Januari 2011
STORRY OF DEVIL KINGDOM ~Ring Ding Dong~ Storry 4
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar